
Menabung kebaikan, menuai karakter unggul. Kisah sukses SD Muhammadiyah 16 Surabaya dengan Rekening Bank Emosi.
Tagar.co – Di SD Muhammadiyah 16 Surabaya, “rekening” tak melulu soal uang. Ada yang lebih berharga, yakni Rekening Bank Emosi yang menjadi sarana unik untuk membentuk karakter siswa.
Dipadukan dengan 7 Kebiasaan Efektif dari buku The 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen Covey, sekolah ini berhasil menciptakan ekosistem pendidikan yang tak hanya mengasah kecerdasan intelektual, tapi juga kecerdasan emosional dan sosial.
Konsep Rekening Bank Emosi, yang merupakan implementasi dari kurikulum Leader in Me, mengajarkan siswa untuk membangun relasi positif melalui tindakan-tindakan kebaikan, ibarat menabung di bank.
Setiap perbuatan baik, seperti mengucapkan terima kasih, membantu teman, memberikan pujian yang tulus, menjadi “setoran” yang memperkaya saldo emosi. Sebaliknya, perilaku negatif seperti perundungan atau pertengkaran akan menjadi “penarikan” yang menguras saldo tersebut.
Baca juga: Menerapkan Kurikulum Leader in Me Konsep Sekolah Kreatif Baratajaya Diadopsi 27 Lembaga Pendidikan
“Dengan menerapkan konsep Rekening Bank Emosi dan 7 Kebiasaan Efektif, kami ingin menanamkan nilai-nilai luhur sejak dini pada siswa,” ujar Suyono, S.Si., Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 16 Surabaya atau yang dikenal dengan sebutan Sekolah Kreatif Baratajaya.
Dia meyakini bahwa pendidikan karakter harus dimulai sejak dini, dan konsep ini menjadi jembatan yang efektif. “Kami berharap siswa kami tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu bersosialisasi dengan baik,” tambahnya.
Tujuh kebiasaan efektif yang ditanamkan meliputi: bersikap proaktif, memulai dengan tujuan akhir, mendahulukan yang utama, berpikir menang-menang, berusaha memahami terlebih dahulu baru kemudian dipahami, mewujudkan sinergi, dan mengasah gergaji (terus belajar dan berkembang). Nilai-nilai ini tak hanya diajarkan di kelas, tetapi juga diintegrasikan dalam setiap interaksi dan aktivitas di sekolah.
Dampak Positif
Dampak positifnya pun terlihat nyata. Para guru menjadi role model dalam menerapkan nilai-nilai tersebut, menciptakan atmosfer sekolah yang kondusif dan harmonis. “Saya melihat siswa menjadi lebih peduli satu sama lain, lebih disiplin, dan lebih bertanggung jawab,” tutur Ahmad Mahmudi, salah seorang guru. “Konsep Rekening Bank Emosi membantu siswa untuk memahami pentingnya membangun hubungan yang baik dengan orang lain,” tegasnya.
Antusiasme juga terpancar dari para siswa. “Saya senang belajar tentang ‘rekening bank emosi’, karena saya dapat memberikan pujian kepada teman-teman saya,” ujar Azka Zavina, siswa kelas 5, dengan mata berbinar. “Saya jadi lebih sering mengucapkan terima kasih kepada teman dan guru. Rasanya menyenangkan bisa membuat orang lain bahagia.”
Bagi Hamizan Zulmi Farzani, siswa kelas 4, Rekening Bank Emosi memacu semangat belajarnya. “Saya senang ketika dapat reward dari Ustazah Zuli Kurianah dan saya harus berani menjawab, kalau belum bisa menjawab ya berarti saya harus belajar lagi,” ujarnya, menunjukkan bagaimana konsep ini mendorong kepercayaan diri dan motivasi belajar.
Tak hanya di sekolah, dampak positif program ini juga dirasakan di rumah. “Saya melihat perubahan yang signifikan pada anak saya setelah mengikuti program ini,” ujar Ika Ristanti, S.Pd., salah satu orang tua siswa. “Anak saya menjadi lebih mandiri, lebih percaya diri, dan lebih bertanggung jawab,” sambungnya, menegaskan keberhasilan program ini.
Kisah sukses SD Muhammadiyah 16 Surabaya dengan Rekening Bank Emosi dan 7 Kebiasaan Efektif ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter dapat diwujudkan melalui pendekatan yang kreatif dan aplikatif. Dengan menabung kebaikan, sekolah ini tengah menuai generasi muda yang tak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter unggul, siap menghadapi tantangan masa depan dengan penuh percaya diri dan integritas. (#)
Jurnalis Ahmad Mahmudi Penyunting Mohammad Nurfatoni