Feature

Langkah Awal Penuh Makna di Al-Fattah Sidoarjo setelah Idulfitri

162
×

Langkah Awal Penuh Makna di Al-Fattah Sidoarjo setelah Idulfitri

Sebarkan artikel ini
Santri Al-Fattah mengawali hari pertama pasca Idulfitri dengan salat Duha dan halalbihalal. Dalam tausiah, kepala sekolah mengajak mereka tingkatkan takwa, akhlak, dan semangat mujahadah.
Kepala SMA Al-Fatah Ustaz Ridwan, S.Pd., M.Pd., saat memberi tausiah di hadapan para santri dan asatid (Tagar.co/Nur Djamilah)

Santri Al-Fattah mengawali hari pertama pasca Idulfitri dengan salat Duha dan halalbihalal. Dalam tausiah, kepala sekolah mengajak mereka tingkatkan takwa, akhlak, dan semangat mujahadah.

Tagar.co – Suasana pagi di Pondok Pesantren Al-Fattah, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali dipenuhi semangat dan kebersamaan. Setelah libur hari raya Idulfitri, para santri SMP dan SMA Al-Fattah mengawali hari pertama masuk pondok, Senin (14/4/2025), dengan kegiatan yang menyejukkan jiwa: salat duha dan halalbihalal.

Salat Duha dilaksanakan tepat pukul 07.00 WIB di aula pondok yang kini kembali ramai oleh santri. Usai menunaikan salat, para santri mendengarkan tausiah dari Kepala SMA Al-Fattah, Ridwan, S.Pd., M.Pd.

Baca juga: Asrama Hidup Kembali: Santri Al-Fattah Kembali ke Pondok Pascalebaran

Dalam tausiahnya yang inspiratif, Ridwan mengajak para santri untuk menjadikan bulan Syawal sebagai momentum meningkatkan kualitas diri.

“Syawal itu artinya peningkatan. Setelah Ramadan, kita harus mampu mengangkat kualitas keimanan, ketakwaan, dan akhlak kita,” ujarnya penuh semangat.

Ia menekankan pentingnya menaati aturan sebagai langkah awal menjadi pribadi yang lebih baik dan benar. Tak hanya itu, Ridwan juga menyampaikan tiga nilai kunci yang harus dihidupkan dalam diri setiap santri: mujahadah (kesungguhan dalam berbuat baik), muqarabah (kedekatan dengan Allah melalui ibadah), dan muhasabah (evaluasi diri secara terus-menerus).

Baca Juga:  Satu Hari, Dua Peringatan dari Allah

“Mari jadikan momen Syawal sebagai waktu untuk saling memaafkan dan memperbaiki diri. Jangan hanya fokus meminta maaf kepada sesama, tetapi juga jangan lupa memohon ampun kepada Allah Swt.,” pesannya.

Santri Al-Fattah mengawali hari pertama pasca Idulfitri dengan salat Duha dan halalbihalal. Dalam tausiah, kepala sekolah mengajak mereka tingkatkan takwa, akhlak, dan semangat mujahadah.
HalalbIhalal santri dan asatid Ponpes Al-Fattah Sidoarjo (Tagar.co/Djamilah)

Setelah tausiah, kegiatan dilanjutkan dengan tradisi halalbihalal. Para santri bersalaman satu per satu—dari santri ke santri, santri ke guru, hingga guru ke guru—dalam suasana hangat dan penuh haru. Tradisi ini telah menjadi rutinitas yang dijaga setiap tahun, menandai awal baru setelah Ramadan yang penuh perjuangan.

Menambah semangat baru di lingkungan pondok, di penghujung acara diperkenalkan pula santri pengabdian dari Pondok Modern Darussalam Gontor. Sebanyak sembilan santri—tiga putra dan enam putri—akan menjalankan tugas pengabdian di Al-Fattah.

“Semoga mereka dapat mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya,” harap Ridwan menutup rangkaian acara pagi itu.

Suasana hari pertama kembali ke pondok pun terasa hangat, penuh semangat, dan harapan. Sebuah awal yang baik untuk menapaki perjalanan baru pasca-Ramadan. (#)

Jurnalis Nur Djamilah Penyunting Mohammad Nurfatoni