
Dengan mengendarai mobil Ford pribadinya, kami menyusuri jalanan LA, mengunjungi tempat-tempat ikonik seperti Hollywood, Universal Studio, Beverly Hills, Pantai Palisades, Pantai Manhattan, dan Long Beach.
Dari Hollywood hingga Masjid At-Thohir: Mengenang Perjalanan ke Los Angeles sebelum Dilanda Kebakaran; Oleh dr. Mohamad Isa
Tagar.co – Berita duka datang dari California, Amerika Serikat. Kebakaran hutan hebat melanda wilayah Los Angeles, menggoreskan luka di tengah keindahan kota para bintang.
Kabar ini mengingatkan saya pada perjalanan indah ke negeri Paman Sam pada Juli 2022 lalu, tepatnya ke San Francisco (SF), Los Angeles (LA), dan Seattle. Perjalanan yang saya lakukan untuk bersilaturahmi dengan keponakan yang sudah 20 tahun menetap di SF dan LA.
Perjalanan itu dimulai dengan penerbangan panjang dari Jakarta menuju Bandara Internasional San Francisco (SFO) menggunakan maskapai ANA. Setelah transit selama 4 jam di Narita, Jepang, akhirnya saya tiba di SFO setelah menempuh penerbangan total sekitar 18 jam, sejauh 10.000 mil.
Sebagai gambaran, saat itu harga tiket ekonomi sekitar Rp 10 juta, sedangkan tiket premium mencapai Rp 45 juta sekali jalan. Tentu saja, untuk berkunjung ke Amerika Serikat, kita memerlukan visa. Pengurusannya bisa dilakukan secara mandiri dengan wawancara di Kedutaan Besar AS, atau menggunakan biro jasa untuk mempermudah proses.
Baca juga: Kebakaran Dahsyat Los Angeles dan Ucapan-Ucapan Sombong Itu
Setibanya di SFO, saya dijemput oleh keponakan dan langsung menuju kediamannya di Martinez, sebuah kota yang berjarak sekitar 80 km dari San Francisco. Perjalanan darat ini terasa singkat, hanya sekitar satu jam melalui jalan highway dengan enam jalur yang lebar dan, yang menarik, bebas hambatan alias gratis!
Dua hari kemudian, saya mengikuti tur lokal selama lima hari empat malam dengan biaya sekitar Rp 15 juta per orang, di luar biaya makan dan minum. Rute turnya meliputi San Francisco, Yosemite, Death Valley, Las Vegas, Bendungan Hoover, dan berakhir di Los Angeles. Jangan lupa untuk menyiapkan tip untuk tour guide sebesar 10 dollar per hari per orang, yang sudah menjadi kebiasaan di sana.
Dari Hollywood hingga Masjid At-Thohir
Petualangan sesungguhnya dimulai di Los Angeles. Di sinilah saya diajak berkeliling oleh cucu keponakan saya yang bekerja di sana. Dengan mengendarai mobil Ford pribadinya, kami menyusuri jalanan LA, mengunjungi tempat-tempat ikonik seperti Hollywood, Universal Studio, Beverly Hills, Pantai Palisades, Pantai Manhattan, dan Long Beach.
Kami juga sempat berkunjung ke Irvine, sebuah kota yang terkenal dengan University of California, Irvine (UCI), tempat cucu keponakan saya menimba ilmu. Tak lupa, kami juga menyempatkan diri untuk salat di Masjid At-Thohir di LA dan Masjid Irvine.
Baca juga: Empanada Ajaib Elena
Berbicara soal kuliner, LA adalah surganya! Berbagai macam makanan dari seluruh dunia bisa ditemukan di sini, termasuk masakan Indonesia. Saya sempat mampir ke sebuah rumah makan Indonesia. Harganya memang cukup fantastis, nasi campur dibanderol 30 dollar (sekitar Rp 480.000 dengan kurs saat itu Rp 16.000 per dollar) dan teh manis seharga 10 dollar (sekitar Rp 160.000). Mungkin, harga yang tinggi ini juga dipengaruhi oleh lokasi dan popularitas restoran tersebut.
Hollywood dan Pacific Palisades menjadi dua destinasi yang paling berkesan. Berdiri di bawah tulisan Hollywood (Hollywood Sign) yang ikonik di Hollywood Hills dan menikmati pemandangan indah di Pacific Palisades, tempat tinggal para selebriti dunia, adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Los Angales Berduka
Namun, saat ini, dua tempat indah itu tengah berduka. Kabar kebakaran hebat yang melanda perbukitan Hollywood Hills, termasuk area sekitar Hollywood Sign yang terkenal, dan Pacific Palisades, tempat tinggal para selebritas, sungguh memilukan hati.
Mendengar kabar tersebut, saya teringat betapa megahnya Universal Studio Hollywood. Tiket masuknya memang cukup mahal, sekitar 300 dollar per orang (sekitar Rp 4.800.000), tetapi sebanding dengan pengalaman yang ditawarkan. Di sana, kita bisa merasakan sensasi menjadi bagian dari film-film terkenal produksi Universal Studio. Saya perhatikan, banyak sekali turis, termasuk dari India, yang berkunjung ke sana.
Dari perjalanan ini, dan juga dari berita kebakaran yang sedang terjadi, saya mendapatkan beberapa hikmah. Pertama, bencana bisa terjadi di mana saja dan menimpa siapa saja. Kedua, faktor alam seperti angin, terutama Angin Santa Ana yang berhembus dari timur laut, bisa memperparah kondisi kebakaran.
Ketiga, kewaspadaan dini dan kesigapan dalam menangani api kecil sangatlah penting. Keempat, kerjasama semua pihak sangat diperlukan dalam penanggulangan bencana. Dan yang terakhir, selain ikhtiar, kita juga harus senantiasa berdoa kepada Allah Swt, memohon pertolongan dan kemudahan dalam menghadapi segala cobaan.
Semoga Los Angeles dan area sekitarnya yang terdampak kebakaran bisa segera pulih. Kenangan indah di California, terutama di Los Angeles, akan selalu terkenang, dan menjadi pengingat bahwa keindahan harus dijaga dan dilestarikan. (#)
Banjarmasin, 15 Januari 2025
Dari Hollywood hingga Masjid At-Thohir; Penyunting Mohammad Nurfatoni