Opini

Kebakaran Dahsyat Los Angeles dan Ucapan-Ucapan Sombong Itu

1021
×

Kebakaran Dahsyat Los Angeles dan Ucapan-Ucapan Sombong Itu

Sebarkan artikel ini
Sebuah rumah terbakar saat kebakaran Eaton di wilayah Altadena, Los Angeles, California, Amerika Serikat. (JOSH EDELSON/AFP via Getty Images via BBC Indonesia)

Los Angeles saat ini bak neraka akibat kebakaran hebat yang dimulai sejak 7 Januari 2025. Kebakaran ini bisa menjadi yang termahal di negara AS. Disebutkan, kerusakan dan kerugian ekonomi sejauh ini setara Rp 2.202 triliun.

Kebakaran Dahsyat Los Angeles dan Ucapan-Ucapan Sombong Itu; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Berdekat-dekat kepada Yang Maha Dekat dan sebelas judul lainnya

Tagar.co – Pada 5 Januari 2025 berlangsung Golden Globe Award 2025. Acaranya di The Beverly Hilton Hotel, Beverly Hills, California. Saat itu sang MC, Nikki Glaser, menyebut  Los Angeles sebagai kota tidak bertuhan.

Si MC menjadikan Tuhan sebagai bahan candaan untuk ditertawakan bersama para artis yang hadir. Lihatlah, si MC melakukan ”survei” kepada para penerima award dengan menanyakan kepada siapa saja mereka menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diraih.  Ternyata, tidak ada yang berterima kasih kepada Tuhan.

Pada 7 Januari 2025, Trump bikin terkesima banyak orang. Dia yang akan dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari 2025, berbicara di sebuah konferensi pers. Dia bilang bahwa saat dia nanti menjabat sebagai Presiden AS, neraka akan membakar Gaza dan Timur Tengah.

Lalu, dunia menyaksikan bahwa Los Angeles (LA) terbakar hebat. Kota Impian itu terbakar dahsyat pada tanggal yang sama dengan saat Trump ucapkan kalimat yang sangat sombong itu. Kota Gemerlap itu terbakar luar biasa 48 Jam setelah muncul ucapan nyinyir Nikki Glaser tentang Tuhan.

Kota Kuat?

Los Angeles, kota seperti apakah? Kota itu salah satu kota dari Negara Bagian California AS. Berpenduduk sekitar 4 juta orang. Di AS, kota ini terbesar kedua setelah New York dan salah satu metropolitan terpadat di dunia.

Los Angeles adalah pusat bisnis, perdagangan internasional, hiburan, budaya, media, mode, ilmu pengetahuan, olahraga, teknologi, dan pendidikan. Dalam hal kemajuan, posisinya terdepan serta merupakan kota terkaya ketiga di dunia. Kota itu paling kuat dan berpengaruh kelima di dunia.

Los Angeles adalah rumah bagi Hollywood, yang dikenal secara luas sebagai pusat industri perfilman. Sebagai basis Hollywood, Los Angeles dijuluki “Ibu Kota Hiburan Dunia” yang memimpin pembuatan produksi televisi, permainan video, dan musik rekaman kelas dunia. Bisnis hiburan di kota ini mendorong banyak selebriti menetap di Los Angeles.

Baca Juga:  Dinasti Al-Assad Tumbang karena Spirit Gaza

Baca juga: Kebakaran LA, Bencana atau Azab?

Bagaimana Los Angeles sekarang? Saat ini bak neraka akibat kebakaran hebat yang dimulai sejak 7 Januari 2025. Kala tulisan ini dibuat, 14 Januari 2025, korban meninggal 24 orang. Perkiraan awal menunjukkan bahwa kebakaran bisa menjadi yang termahal di negara AS. Disebutkan, kerusakan dan kerugian ekonomi sejauh ini setara Rp 2.202 triliun-2.447 triliun (www.cnbcindonesia.com 13 Januari 2025).

Atas bencana besar di Los Angeles pada awal 2025 ini kita bersedih. Bersedih, bahwa banyak yang menderita karenanya. Sebagai kota besar, penduduknya sangat beragam. Di antaranya, ada juga yang warga Indonesia.

Sembari melihat perkembangan di Los Angeles dengan prihatin, kita perlu menunduk. Kita perlu merenung tentang diri kita. Bagus jika sambil membuka sejarah.

Niat Busuk

Dulu, sekitar 1500 tahun lalu, tanah Arab bagian selatan ada di bawah kekuasaan Kerajaan Habsyi yang Kristen. Najasyi, sang raja, mengangkat gubernur di Arabia Selatan itu. Namanya, Abrahah. Dia lalu ingin menunjukkan prestasi kepada rajanya.

Abrahah kemudian mendirikan sebuah gereja, yang tergolong paling bagus di masanya. Lalu, dia melapor kepada sang raja. Bahwa, dia belum puas jika orang Arab yang selama ini berhaji ke Makkah belum dipalingkan ke gereja itu.

Berita itu sampai ke telinga bangsa Arab sehingga mereka gelisah. Sebagian malah marah. Lalu seorang mengambil inisiatif, mendatangi gereja itu. Di dalamnya, dia membuang hajat. Itu dikerjakannya untuk membuktikan bahwa gereja tersebut tidak patut untuk pengganti Ka’bah, rumah Allah yang ada di Makkah.

Abrahah marah dan bersumpah akan segera berangkat ke Mekkah untuk meruntuhkan Ka’bah. Dikirimnya utusan kepada Bani Kinanah, mengajak mereka mempelopori naik haji ke gereja yang didirikannya. Hasilnya, utusan itu malah mati dibunuh orang.

Hal itu menambah murka Abrahah. Tak ada pilihan lain, disuruhlah tentaranya berangkat perang ke Makkah. Abrahah sendiri yang memimpin dengan mengendarai seekor gajah.

Baca Juga:  Empanada Ajaib Elena

Sejak berangkat sampai puncak kisah, terjadi beberapa fragmen. Di sini dipersingkat. Hanya hal-hal pokok yang disampaikan.

Si Sombong

Sebelum masuk Kota Makkah, pasukan Abrahah sudah bertindak zalim. Di antaranya ada yang diutus masuk terlebih dahulu untuk menyampaikan pesan bahwa mereka datang akan menghancurkan Ka’bah. Tak hanya itu, mereka merampas harta-benda warga termasuk 200 ekor milik Abdul Muthalib. Nama yang disebut terakhir ini adalah tokoh Mekkah yang sangat dihormati.

Abdul Muthalib lalu datang menghadap Abrahah di luar Kota Mekkah. Dia bilang, bahwa Ka’bah adalah Rumah Allah. Bahwa, Ka’bah telah ada di masa Nabi Ibrahim As. Oleh karena itu, apapun tentang Ka’bah, itu urusan Allah.

Kata Abdul Muthalib, dia datang ke Abrahah untuk mengurus untanya yang telah dirampas pasukannya. Ini, karena yang punya unta dia sendiri. Adapun soal Ka’bah, lanjut Abul Muthalib, itu ada yang mempunyai yaitu Allah. Itu urusan Allah.

”Allah itu sendiri tidak akan dapat menghambat maksudku,” jawab Abrahah dengan sombong.

”Itu terserah Tuan. Saya datang kemari hanya untuk mengurus unta,” kata Abdul Muthalib  (Hamka, Tafsir Al-Azhar, 1982: 271).

Akhirnya, unta yang 200 ekor dikembalikan oleh Abrahah kepada Abdul Muthalib. Setelah itu Abdul Muthalib segera kembali ke Makkah. Dia memberitahu kepada semua penduduk, supaya mereka segera meninggalkan Makkah. Mereka bisa ke puncak-puncak bukit atau ke lembah-lembah di sekeliling Makkah. Tujuannya, agar jangan sampai terhempas oleh tentara yang akan datang mengamuk.

Setelah itu, Abdul Muthalib bersama orang-orang pergi ke Ka’bah. Di sana mereka berdoa: ”Yaa Tuhanku, tidak ada yang aku harap selain Engkau. Yaa Tuhanku, tahanlah mereka dengan benteng Engkau. Sesungguhnya siapa yang memusuhi rumah ini adalah musuh Engkau. Mereka tidak akan dapat menaklukkan kekuatan Engkau”.

Lalu, mereka pergi ke lembah-lembah dan ke puncak-puncak bukit. Itu, di sekitar Makkah. Di sana mereka berkumpul dan menunggu apa yang akan diperbuat Abrahah kepada Ka’bah.

Tanda-Tanda Itu

Ada yang mencengangkan dalam lanjutan peristiwa ini. Pertama, terkait gajah yang akan ditumpangi oleh Abrahah. Saat akan berangkat, gajah itu hanya memilih meringkuk saja. Diperlakukan apa saja untuk bersegera bangkit dan berangkat ke Makkah, binatang itu tidak mau mengubah posisinya. Tetap saja meringkuk di tanah.

Baca Juga:  Hidup Berhati-hati Menuju Perjumpaan yang Hakiki

Hanya saja, ketika dikomando ke arah Yaman si gajah bersemangat. Diperintah ke Syam, si gajah sigap. Hanya saja, ketika diajak menuju Makkah, kembali si gajah tidak bergerak. Sementara, Abrahah dan tentaranya sudah siap.

Kedua, pada saat yang sama, tampak di udara beribu-ribu ekor burung terbang menuju pasukan Abrahah. Mereka datang dari jurusan laut. Masing-masing burung membawa tiga butir batu. Sebutir ada di mulut serta dua butir digenggamnya di kakinya yaitu satu di kiri dan satu di kanan.

Burung-burung itu lalu menjatuhkan batu yang dibawanya ke tentara-tentara Abrahah. Mereka menderita kesakitan yang luar biasa, merasakan panas yang sangat membakar. Lebih banyak yang kena daripada yang tidak kena.

Bagaimana dengan Abrahah? Dia lari menuju Yaman. Namun di tengah jalan, keadaannya bertambah membahayakan. Kulitnya terkelupas, dagingnya rontok. Saat sampai di Yaman badannya sudah rusak, lalu mati dalam keadaan badan hancur.

Tahun itu kemudian dikenal sebagai Tahun Gajah. Di tahun itu pula, 50 hari sesudah kejadian bersejarah itu, Muhammad Saw lahir. Tanggalnya, 12 Rabiul Awwal.

Penyerangan Abrahah digagalkan dan dihancurkan Allah. Bertambah penghargaan dan penghormatan bangsa Arab kepada Quraisy sehingga mereka katakan; ”Orang Quraisy itu Keluarga Allah. Allah berperang untuk mereka” (Hamka, 1982: 274).

Pada Januari 2025, di Amerika Serikat, ungkapan sombong dari dua orang langsung dibalas tunai dengan kebakaran hebat. Jauh sebelumnya, yaitu sekitar 1500 tahun lalu, di Tanah Arab ucapan sombong Abrahah langsung dibayar kontan dengan serangan dahsyat yang membakar tubuh.

Sekarang, siapapun kita, masih beranikah sombong? Masih tak percayakah dengan Allah yang Maha Kuat dan Maha Berkuasa? Masih tak hendak bertobatkah? (#)

Kebakaran Dahsyat Los Angeles Penyunting Mohammad Nurfatoni

Opini

Presiden Prabowo mengucapkan “ndasmu” tiga kali dalam orasi…