Telaah

Sedekah kepada Pelaku Maksiat: Sebuah Renungan

196
×

Sedekah kepada Pelaku Maksiat: Sebuah Renungan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi freepik.com premium

Sedekah tidak selalu diberikan kepada yang dianggap pantas. Namun, apakah sedekah kepada pelaku maksiat tetap bernilai ibadah? Simak kisah inspiratif ini dan temukan jawabannya.

Oleh Muhammad Damanhuri alias Ustaz Dayak, Ketua Yayasan Kejayaan Mualaf Indonesia dan Ketua Umum Lembaga Majelis Taklim Mualaf Kalimantan Barat. Bersama Mualaf, Kita Mampu

Tagar.co – Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa hadir dalam kehidupan hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Dalam hidup ini, terdapat satu bentuk harta yang jika digunakan untuk kebaikan, maka akan membawa keberkahan.

Ketika menyalurkan harta untuk kebaikan, kita tidak seharusnya memilih-milih siapa yang layak menerima, tetapi hendaknya diberikan kepada siapa pun yang membutuhkan, selama bukan untuk kemaksiatan.

Di tengah suasana Ramadan yang penuh berkah, ketika ribuan kaum beriman melantunkan pujian kepada Allah, mari kita manfaatkan momen ini untuk menambah ilmu dengan mengkaji kitab Syajaratul Ma’arif, khususnya pada Bab 10 yang membahas tentang Sedekah kepada Pelaku Maksiat.

Kisah Hikmah tentang Sedekah

Diriwayatkan bahwa suatu ketika, seorang laki-laki bersedekah kepada seorang wanita pezina. Kejadian ini menjadi perbincangan masyarakat. Namun, laki-laki itu berkata, “Alhamdulillah, yang telah memberikan rezeki kepada seorang pezina.”

Kemudian, ia kembali bersedekah, kali ini kepada seorang yang kaya. Orang-orang pun kembali membicarakannya, dan ia berkata, “Ya Allah, segala puji hanya milik-Mu yang telah memberi rezeki kepada pezina dan orang kaya.”

Tak berhenti di situ, ia kembali bersedekah, kali ini kepada seorang pencuri. Lagi-lagi, orang-orang membincangkannya. Namun, ia tetap bersyukur, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi rezeki kepada pezina, orang kaya, dan pencuri.”

Kemudian, dalam tidurnya, ia bermimpi dan mendengar suara yang berkata, “Sedekahmu telah Aku terima. Sedekah yang diberikan kepada pezina diharapkan dapat membantunya menjaga kehormatannya agar tidak berzina lagi. Sedekah kepada orang kaya diharapkan membuatnya sadar dan terdorong untuk bersedekah kepada orang lain. Sedekah kepada pencuri diharapkan dapat membantunya meninggalkan kebiasaannya mencuri.” (H.R. Bukhari No. 1421 dan Muslim No. 1022 dari Abu Hurairah secara marfu’).

Baca Juga:  Mengakhirkan Sahur, Menyegerakan Berbuka: Sunah yang Sarat Manfaat

Makna Sedekah yang Sesungguhnya

Tujuan utama sedekah adalah membawa manfaat bagi penerimanya. Oleh karena itu, sedekah dapat menjadi perantara bagi seseorang untuk menjauhi kemaksiatan. Sedekah bisa membantu seseorang menahan diri dari perbuatan zina, mencuri, atau bahkan menginspirasi orang kaya untuk ikut bersedekah dan berbuat baik kepada sesama.

Kemuliaan sedekah tidak hanya bergantung pada siapa yang menerima, tetapi juga pada niat dan tujuan yang mendasarinya. Maka, lebih utama bagi kita untuk bersedekah dengan niat menolong seseorang agar terhindar dari perbuatan dosa serta menanamkan kebiasaan berbagi dalam kehidupan.

Catatan

Jangan terlalu banyak berbicara, karena bisa jadi perkataan yang kita ucapkan justru tidak kita pahami sendiri, seperti seseorang yang sedang mabuk. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat sedang kamu dalam keadaan mabuk, hingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…” (An-Nisa: 43).

Semoga Allah selalu membimbing kita dalam kebaikan dan menjadikan sedekah sebagai ladang pahala yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin. (#)

Baca Juga:  Faedah Besar di Balik Enam Hari Puasa Syawal

Penyunting Mohammad Nurfatoni