Rileks

Indah dan Unik, Tukad Cepung Waterfall di Desa Penida Bali

180
×

Indah dan Unik, Tukad Cepung Waterfall di Desa Penida Bali

Sebarkan artikel ini
Indah dan unik, Tukad Cepung Waterfall, pesona air terjun di antara celah batu. Perjalanan ke lokasi juga menantang, tapi semuanya terbayar oleh keindahan air terjun tersembunyi ini.
Tukad Cepung Waterfall. (Tagar.co/Ambrosia Advenia)

Indah dan unik, Tukad Cepung Waterfall, pesona air terjun di antara celah batu. Perjalanan ke lokasi juga menantang, tapi semuanya terbayar oleh keindahan air terjun tersembunyi ini

Tagar.co – Pernahkah anda membayangkan sebuah tempat dimana air terjun jatuh di antara celah batu dan sinar matahari menembus hutan?

Tutup Banner untuk melanjutkan baca

Itulah Tukad Cepung, air terjun yang tersembunyi dan menawan. Mari kita jelajahi keindahan alam yang luar biasa ini.

Pagi hari yang cerah, waktu yang tepat untuk memulai perjalanan menuju Tukad Cepung Waterfall. Ini destinasi air terjun tersembunyi yang terletak di Desa Penida, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Bali.

Dari Denpasar, perjalanan dimulai dengan berkendara sekitar 1,5 jam ke arah timur laut. Memilih rute melalui Gianyar, yang menawarkan pemandangan alam khas Bali di sepanjang perjalanan.

Jalanan aspal yang berkelok-kelok membawa saya melewati deretan sawah hijau, pohon kelapa, serta rumah-rumah tradisional Bali yang menampilkan seni arsitektur lokal.

Pengalaman Seru dan Menantang

Sesekali melewati pasar-pasar kecil di desa-desa, tempat warga lokal beraktivitas. Suasana pedesaan yang tenang memberikan nuansa damai selama perjalanan.

Jika Anda ingin berhenti sejenak, terdapat beberapa tempat menarik di sepanjang jalan. Seperti Goa Gajah atau Desa Penglipuran, yang dapat menjadi persinggahan untuk menikmati keindahan dan budaya Bali.

Sesampainya di area parkir, suasana alami langsung terasa. Setelah memarkirkan kendaraan, saya langsung menuju loket tiket untuk masuk ke area air terjun. Setiap pengunjung hanya perlu membayar Rp. 30.000,- per orang.

Dengan tiket ini, kita bisa menikmati keindahan air terjun yang spektakuler, perjalanan menyusuri jalur alami yang memanjakan mata, fasilitas parkir dan fasilitas lainya seperti toilet.

Dari sini, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 15-20 menit. Trekking ke Tukad Cepung memberikan pengalaman yang seru sekaligus menantang.

Perjalanan melewati jalan setapak berbatu, menuruni tangga curam, dan menyusuri aliran sungai kecil. Jalur ini cukup licin di beberapa titik, sehingga penting untuk menggunakan alas kaki yang nyaman dan aman.

Meskipun medan terasa melelahkan, suasana hutan yang sejuk dan suara gemericik air memberikan energi tambahan untuk terus melangkah.

Pelangi dalam Gua

Ketika tiba di lokasi, saya terpesona oleh pemandangan yang begitu indah. Tukad Cepung Waterfall berada di dalam sebuah tebing tinggi yang menyerupai gua terbuka.

Air terjun ini tidak besar, tetapi keunikan dan keindahannya membuatnya terasa istimewa. Cahaya matahari yang menembus celah-celah tebing menciptakan efek sinar yang dramatis di atas air, seolah-olah tempat ini terselebungi cahaya surgawi.

“Air terjun ini benar-benar luar biasa. Ketika air jatuh dan cahaya matahari mengenai permukaan, rasanya seperti melihat pelangi di dalam gua,” ujar Cristina Fernandez-salah satu pengunjung Tukad Cepung Waterfall.

Saya kemudian menghabiskan waktu menikmati keindahan ini. Merasakan kesegaran air, dan mengambil beberapa foto untuk mengabadikan momen.

Air yang jernih dan suasana sejuk membuat tempat ini sangat cocok untuk bersantai dan melupakan sejenak hiruk-pikuk kota. Bagi yang suka berpetualang, Tukad Cepung adalah destinasi yang bagus untuk menikmati keindahan alam Bali yang tersembunyi.

“Jalur menuju ke sini cukup menantang, tapi semuanya terbayar dengan pemandangan yang memukau. Ini adalah tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari keramaian,” ungkap Cristina.

Suasana Pedesaan Asri

Setelah puas menikmati keindahan Tukad Cepung, saya dan teman- teman memulai perjalanan pulang menuju Denpasar. Matahari sudah mulai condong ke barat, menciptakan bayangan panjang di jalan setapak yang kami lalui.

Langkah kaki terasa lebih ringan, meski harus menaiki tangga-tangga curam yang tadi kami turuni. Suara gemuruh air terjun yang tadi menemani perlahan mereda, tergantikan oleh kicauan burung yang mulai kembali ke sarangnya.

Ketika berhasil mencapai area parkir, rasa lelah bercampur lega menyelimuti tubuh kami. Beberapa dari kami sempat membeli kelapa muda di warung kecil untuk menghilangkan dahaga, sambil menikmati suasana pedesaan yang asri.

Udara segar dan kehangatan senja memberikan perasaan nyaman yang sulit terjelaskan. (#)

Jurnalis Ambrosia Advenia Naja Editor Sugiran

Baca Juga:  Korupsi Terus: Naik Tiga Poin, Tetap di Titik Nol