BudayaFeatureTelaah

Tiga Pilar Kehidupan dalam Surah Al-Asr

715
×

Tiga Pilar Kehidupan dalam Surah Al-Asr

Sebarkan artikel ini
Ridwan Ma’ruf

Surah Al-Asr memang pendek, tapi maknanya dalam tak terkira. Imam Asy-Syafi’i bahkan menyebutnya cukup sebagai pegangan hidup manusia. Lalu, bagaimana membangun cara berpikir sehat dengan tiga pesan intinya?

Oleh Ridwan Ma’ruf; Anggota Majelis Pemberdayaan Wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah  (PDM) Kabupaten Sidoarjo, Pendiri Tahfiz Quran Islamic School Al-Fatih Sidoarjo, dan Praktisi Spiritual Parenting Sidoarjo.

Tagar.co – Setiap kita hampir pasti hafal surat Al-Asr. Bahkan, tak jarang terdengar bacaan surat ini mengalun dari lisan anak-anak kita di sekolah dasar, sesaat sebelum mereka pulang. Terdapat pesan penting dan mendalam dari surat ini yang Allah Ta’ala sampaikan kepada seluruh umat manusia. Yaitu firman-Nya:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.”

Baca juga: Puasa Asyura Mengikuti Tradisi Yahudi, Benarkah?

Meskipun surat ini pendek, kandungan maknanya sangat dalam. Imam Asy-Syafi’i pernah berkata:

Baca Juga:  Berkeluh Kesah Mendatangkan Kefakiran

لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّورَةَ لَوَسِعَتْهُمْ

“Seandainya manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu sudah mencukupi bagi mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/499)

Oleh karena itu, surat Al-Asr diturunkan sebagai panduan berpikir dan berbuat. Ada tiga hal penting yang terkandung di dalamnya:

1. Keyakinan atas Eksistensi Allah Ta’ala

Yaitu meyakini bahwa hanya Allah Ta’ala satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan tempat meminta pertolongan. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Fatihah ayat 5:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”

2. Membuat Skala Prioritas Waktu

Fokus pada tujuan akhir yang hendak dicapai. Sabda Nabi Saw.:

“Barang siapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, menyatukan keinginannya yang tercerai-berai, dan dunia pun akan tunduk kepadanya. Sebaliknya, barang siapa yang niatnya hanya untuk dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, mencerai-beraikan keinginannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sebatas yang telah ditetapkan untuknya.” (H.R. Tirmizi No. 2465, dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani)

Baca Juga:  Benarkah Hari Jumat Dianjurkan Membaca Al-Kahfi dan Berselawat?

3. Meng-upgrade Diri dengan Ilmu Pengetahuan

Ilmu adalah pilar peradaban dan kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Imam Asy-Syafi’i berkata:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barang siapa menginginkan (kebahagiaan) dunia, hendaklah dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan (kebahagiaan) akhirat, hendaklah dengan ilmu.” (Manakib Asy-Syafi’i, 2/139)

Sudah selayaknya manusia menjadikan Surah Al-Asr sebagai pedoman dasar untuk membangun tradisi berpikir yang sehat dan meraih kesejahteraan hidup dunia dan akhirat. Wallahualambisawab. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni