
Pernah merasa luar biasa lega setelah menggaruk punggung atau mengucek mata? Hal-hal kecil ini sering terlupakan, padahal penuh nikmat dan pelajaran hidup. Sudahkah kita mensyukurinya?
Oleh Jamaluddin; Dokter Spesialis Mata, Tinggal di Kamal, Madura
Tagar.co – Pernahkah kita merasa luar biasa puas setelah mengucek mata yang gatal? Atau merasakan lega tak terkira setelah berhasil menggaruk punggung yang sulit dijangkau?
Sebaliknya, jika rasa gatal itu tidak bisa dijangkau, rasanya bisa begitu menyiksa. Begitu kita berhasil menggaruknya dengan tepat, kenikmatan yang sederhana itu terasa seperti menemukan air di tengah padang pasir—sederhana, tetapi sangat melegakan.
Padahal, hanya mengucek mata. Hanya menggaruk kulit. Aktivitas sepele yang hampir setiap orang lakukan. Namun, sadarkah kita bahwa di balik itu ada kenikmatan besar yang sering terlupakan, serta pelajaran hidup yang begitu dalam?
Nikmatnya Rasa Gatal
Rasa gatal itu sendiri adalah sebuah karunia. Itu menandakan sistem saraf kita berfungsi dengan baik. Tubuh memberi sinyal, dan kita mampu meresponsnya. Jika tubuh tidak pernah merasa gatal, bisa jadi ada gangguan pada sistem sensorik kita. Jika kita tidak bisa menggaruknya, mungkin ada masalah pada saraf motorik, otot, atau bahkan anggota tubuh kita.
Begitu pula saat mata terasa gatal, refleks tangan kita akan langsung menguceknya perlahan. Dalam hitungan detik, rasa lega pun datang tanpa bantuan orang lain atau alat medis. Tubuh kita bekerja dengan sempurna. Subhanallah.
Namun, perlu diingat bahwa mengucek mata terlalu keras bisa berbahaya. Bisa menyebabkan iritasi, bahkan berisiko merusak kornea. Nikmat pun ada batasnya—jika dilampaui, bisa berubah menjadi musibah.
Contoh Nikmat Sepele Lainnya yang Luar Biasa
- Bersin saat hidung terasa geli.
- Menguap saat kantuk menyerang.
- Mengedipkan mata saat terasa kering.
- Sendawa setelah makan kenyang.
- Kentut saat perut terasa begah.
- Menangis saat hati sedang sesak.
Jika salah satu dari itu tidak bisa kita lakukan, barulah kita sadar betapa berharganya hal-hal kecil ini.
Ibrah: Belajar Syukur dari Hal Sepele
Nikmat tidak selalu besar, mewah, atau tampak mencolok. Sering kali, nikmat tersembunyi dalam aktivitas kecil yang kita anggap biasa. Karena itu, Allah berulang kali mengingatkan kita dalam Surah Ar-Rahman:
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Atau dalam Surah Ibrahim 34:
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
Mulailah dari Hal Kecil
Mulai hari ini, mari kita biasakan bersyukur bahkan untuk hal-hal kecil. Saat kita mengucek mata, menggaruk kulit, bersin, atau menguap, bisikkan dalam hati:
“Ya Allah, terima kasih. Alhamdulillah.”
Karena rasa syukur bukan hanya untuk hal besar, tetapi juga untuk setiap detik nikmat kecil yang sering kita lupakan. Nikmat yang Allah beri tanpa kita minta, tanpa kita bayar. Nikmat… yang bisa saja hilang kapan saja. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni