
SMK Pemuda Krian (Smedaka) membekali siswa kelas 12 menghadapi dunia kerja lewat seminar inspiratif bersama PT Karya Bintang Mandiri. Sinergi sekolah dan orang tua jadi kuncinya.
Tagar.co – Ahad pagi, 13 April 2025, aula SMK Pemuda Krian (Smedaka), Sidoarjo, Jawa Timur, dipenuhi wajah-wajah penuh harap. Para siswa kelas 12 duduk berdampingan dengan orang tua mereka, menyimak setiap pesan yang disampaikan dalam acara bertema “Every journey needs a first step”. Inilah salah satu ikhtiar sekolah dalam menjembatani siswa menuju gerbang masa depan mereka: dunia kerja.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bursa Kerja Khusus (BKK) Smedaka, yang rutin diselenggarakan menjelang kelulusan siswa. Dalam sambutannya, Desi Kartikaningtyastuti, S.Pd., menyampaikan bahwa program ini tidak hanya bertujuan menyalurkan lulusan ke dunia kerja, tetapi juga membekali mereka dengan kesiapan mental dan strategi konkret dalam memilih jalan hidup setelah lulus.
“Kami memetakan siswa dalam tiga kategori: bekerja, melanjutkan pendidikan, dan wirausaha — atau yang kami sebut BMW,” jelas Desi.
Baca juga: SMK Pemuda Krian Tanamkan Empati Sosial lewat Pengalaman Nyata
Ia pun membagikan kisah inspiratif dari Sinta Ayudya Febrina, siswi kelas 12 jurusan desain komunikasi visual (DKV), yang sudah bekerja di Denis Printing sejak duduk di bangku kelas 11, usai menyelesaikan program pendidikan sistem ganda (PSG).
Tak hanya Sinta, tujuh siswa Smedaka juga berhasil menembus perguruan tinggi negeri melalui jalur seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT), di antaranya Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UM), dan UIN Sunan Ampel. Sementara itu, tak sedikit pula yang mulai menapaki jalur wirausaha — menjual produk secara daring, bahkan menjadi kreator konten di YouTube.

Sesi yang paling dinanti datang dari Yodo Prastyo Ary Wibowo, S.T., perwakilan dari PT Karya Bintang Mandiri. Dengan bahasa yang lugas dan membumi, Yodo membuka wawasan para siswa tentang realitas dunia kerja.
Ia menekankan bahwa kesiapan mental menjadi kunci utama, terlebih ketika harus bekerja jauh dari rumah atau di bidang yang mungkin tak sepenuhnya sesuai dengan latar belakang pendidikan.
“Yang penting adalah kemauan untuk berkembang dan belajar dari tempat kita berpijak,” tegasnya.
Yodo juga memberikan panduan praktis: mulai dari menyiapkan curriculum vitae (CV) sederhana, melatih keterampilan komunikasi, hingga membangun etika kerja yang baik. “Jangan takut mencoba. Yang penting punya sikap yang bisa dipercaya, tanggung jawab, dan terus belajar,” pesannya.
Tak hanya siswa yang menyimak dengan antusias, para wali murid pun aktif berdialog. Tercatat 95 persen wali hadir, dan sesi tanya jawab berlangsung hidup. Banyak dari mereka yang menanyakan langkah konkret untuk mendampingi anak menuju dunia kerja.
Yodo pun menegaskan peran sentral orang tua. “Dukung anak, doakan mereka. Kadang bukan soal apa yang kita mau, tapi bagaimana anak bisa tumbuh dengan pilihan mereka sendiri.”
Di tengah derasnya tantangan zaman, Smedaka menunjukkan peran nyatanya bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai rumah persiapan hidup. Dengan sinergi sekolah, dunia kerja, dan dukungan keluarga, setiap siswa diajak melangkah di awal perjalanan mereka — dengan yakin dan mantap. (#)
Jurnalis Rusiati Penyunting Mohammad Nurfatoni