Telaah

Empat Hikmah Iduladha: Refleksi Ustaz Dayak

144
×

Empat Hikmah Iduladha: Refleksi Ustaz Dayak

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi AI

Di sela bincang soal umat dan mualaf, Ustaz Dayak menuliskan renungan sederhana tentang makna kurban. Bukan soal menyembelih semata, tapi tentang hal-hal yang lebih dalam dan sering luput kita hayati.

Oleh Muhammad Damanhuri alias Ustaz Dayak, Ketua Yayasan Kejayaan Mualaf Indonesia dan Ketua Umum Lembaga Majelis Taklim Mualaf Kalimantan Barat. Bersama Mualaf, Kita Mampu!

Tagar.co – Kamis 5 Juni 2025 pagi, saya duduk santai di ruang Sopa Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak. Di hadapan saya, Kasubag TU Ruswandi, S.Si., M.Sos. sedang membahas berbagai persoalan umat, termasuk pembinaan mualaf dan jadwal ceramah yang akan datang.

Sembari menunggu kawan yang hendak mengantar laporan kinerja bulan Mei, saya menyempatkan diri mencatat beberapa renungan ringan tentang Hari Raya Kurban.

Insyaallah, Hari Raya Kurban di Indonesia tahun ini akan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Iduladha—begitu umat Muslim menyebutnya—merupakan salah satu hari raya besar dalam Islam. Bukan sekadar ritual tahunan dengan penyembelihan hewan kurban, hari ini mengandung pelajaran mendalam yang relevan bagi kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:  Kurban Ramah Lingkungan Smamsatu: 307 Besek Dibagikan, Asem-Asem Balungan Disajikan

Setidaknya, ada empat hikmah yang patut direnungkan dari perayaan ini:

1. Meningkatkan Ketakwaan

Iduladha adalah momen yang menggugah kesediaan kita untuk berkorban demi rida Allah Swt. Dalam meneladani Nabi Ibrahim dan putranya Ismail, kita diajak untuk meninggalkan segala yang tidak Allah sukai—baik dalam bentuk sikap, perilaku, maupun hawa nafsu. Melalui ibadah kurban, kita menegaskan kembali komitmen untuk taat dan patuh pada perintah-Nya.

2. Menumbuhkan Solidaritas

Pembagian daging kurban menjadi simbol nyata dari rasa peduli dan kasih sayang kepada sesama. Inilah waktu yang tepat untuk mempererat tali persaudaraan, merawat kebersamaan, serta menguatkan komunitas. Solidaritas yang tumbuh dari nilai ibadah menjadi fondasi masyarakat yang adil dan berempati.

3. Mengasah Rasa Syukur

Sering kali, syukur hanya sebatas ucapan. Padahal, ia harus diwujudkan dalam tindakan. Hari Raya Kurban mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat Allah bukan hanya lewat lisan, tetapi juga dengan berbagi dan peduli terhadap yang kekurangan. Rasa syukur sejati menggerakkan hati untuk memberi.

Baca Juga:  Kurban, Karakter, dan Takdir: Pesan Ketauhidan dari Mimbar Iduladha UMM

4. Memperkuat Kualitas Spiritual

Setiap ibadah, pada dasarnya, adalah upaya menyambung hubungan dengan Sang Pencipta. Kurban menjadi jalan bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperhalus jiwa, dan menyucikan niat. Di tengah kesibukan dunia, inilah waktu yang tepat untuk menata kembali orientasi spiritual kita.

Dari empat hikmah di atas, jelas bahwa Iduladha bukan sekadar perayaan tahunan. Ia adalah ruang pembelajaran spiritual yang bisa memperkaya batin dan memperkuat karakter umat. Semoga Hari Raya Kurban tahun ini benar-benar membawa keberkahan bagi kita semua, umat Islam di mana pun berada—terutama bagi diri saya pribadi. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni