
Viral, data statistik menghitung peluang timnas Indonesia lolos Piala Dunia 2026 Amerika Canada dan Mexico melalui babak ke 4, bahkan babak 5. Komentar ini menui tanggapan netizen, yang mempertanyakan hubungan kalkulasi data statistika
Oleh Bening Satria Prawita Diharja
Tagar.co – “Sepak bola bukanlah matematika”. Itulah komentar mayoritas netizen di kolom komentar media sosial Instagram (IG) milik Profesor Stella Christie yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Dikti) Republik Indonesia yang viral sebelum kemenangan 1 : 0 tim nasional Indonesia melawan tim nasional China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Kamis 5 Juni 2025.
Di video tersebut, Prof. Stella, sapaan akrabnya, menjelaskan ke publik menghitung peluang timnas Indonesia lolos Piala Dunia 2026 Amerika Canada dan Mexico melalui babak ke 4, bahkan babak 5.
Dengan runtut dan terstruktur, Prof. Stella mengalkulasi probabilitas peluang Timnas Garuda lolos Piala Dunia (Pildun) di babak ke 4. Dari skenario perhitungan tersebut didapatkan data sebanyak 729 skenario yang kemudian dikonversikan menjadi 41,7 % Timnas Garuda dapat lolos ke Pildun 2026 America Canada dan dia mengatakan peluang tersebut, “Lumayan.”
Pertanyaan besarnya, lalu apa hubungannya sepak bola dengan kalkulasi data statistika yang dijelaskan oleh Prof Stella melalui video tersebut?
Banyak netizen yang berkomentar, lebih baik Prof. Stella mengurusi problematika di perguruan tinggi daripada sepakbola, kemudian ada juga yang berkomentar lebih baik Prof Stella cari solusi untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tiap tahun meningkat dan komentar miring lainnya yang mempertanyakan kapabilitas Prof. Stella mengurusi itung-itungan Timnas Garuda masuk Pildun 2026 Amerika Canada dan Mexico.
Kata “Lumayan” yang dilontarkan Prof Stella mungkin membuat insan sepakbola heran. Kenapa heran? Menurut data yang dirilis oleh Skala Survei Indonesia (SSI) sepak bola di Indonesia merupakan olahraga favorit nomor satu dengan presentase sebesar 47.6% meninggalkan bulutangkis sebesar 18,8% dan bola voli sebesar 12,4% diurutan kedua dan ketiga.
Namun, secara sistem dan struktur sepak bola Indonesia masih jalan ditempat bahkan “tertinggal” dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Malaysia, hingga Vietnam.
Namun kebijakan pemerintah Indonesia serta terobosan dan inovasi yang digulirkan oleh Ketua Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) Erick Thohir melalui progam naturalisasi membuat tim sepak bola Indonesia melejit sangat kencang. Dari peringkat 172 di tahun 2019 menjadi peringkat 123 di tahun 2025. Bahkan akan berpotensi menembus 117 dunia jika lolos ke Pildun melalui jalur kualifikasi ronde ke-4.
Menimba Air di Sumur
Profesor Sugiyono dalam bukunya berjudul Statistika untuk Penelitian yang diterbitkan tahun 2017 mengatakan, statistik itu seperti menimba air di sumur, semakin banyak data yang kita ambil, semakin jelas gambaran yang kita peroleh.
Pernyataan tersebut menggambarkan statistik merupakan proses pengumpulan data, analisis data hingga menginterpretasi data untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Dalam bidang olahraga, statistik digunakan untuk menilai kinerja atlet dan peralatan olahraga yang digunakan. Contoh dalam pertandingan sepak bola, statistik digunakan untuk mengukur dominasi suatu tim terhadap satu pertandingan.
Hasil statistika ini dapat dijadikan perhitungan bagi pelatih bersama dengan tim kepelatihan untuk mengetahui bagaimana performa pemain dalam setiap pertandingan. Sehingga, proses evaluasi pemain dapat lebih akurat serta memungkinkan penerapan opsi terbaik ketika ada kekurangan.
Berdasarkan pengetahuan penulis, sampai saat ini dalam permainan sepak bola yang dilakukan secara kolektif di lapangan baik bagi siswa, mahasiswa atau atlet, alat evaluasi yang dilakukan atau digunakan oleh guru, pengajar atau pelatih masih berdasarkan pada insting atau naluri pengamatan yang tentunya memiliki banyak kelemahan dan lebih banyak bersifat subjektif.
Pendekatan yang dilakukan oleh tim kepelatihan Indonesia saat ini yang komandoi coach Patrick, Pastoor, hingga Landzaat menggunakan pendekatan statistika serta data dalam menyusun dan mempersiapkan sebuah taktik dan strategi untuk menghadapi lawan yang mungkin levelnya berada di atas pemain Indonesia seperti Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain dan China. Hasilnya pun sampai saat ini memuaskan dengan lolosnya Indonesia ke fase selanjutnya.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh tim kepelatihan dalam menghadapi lawan di babak selanjutnya seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Iraq, Oman, hingga Arab Saudi agar mimpi Timnas Indonesia untuk lolos pertama kalinya dalam sejarah piala dunia menjadi kenyataan?
Pertama, seluruh pemain harus meningkatkan kesadaran tentang konsep bermain atau game plan melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan.
Sesuai data statistik, materi pemain yang dimiliki Timnas Indonesia saat ini mumpuni dalam menghadapi tim tim dari negara Arab, tercatat selama perjalanan ronde ke-3 timnas Indonesia mampu menahan imbang Arab Saudi dan Bahrain ketika away dan mempecundangi dua negara tersebut ketika home di GBK.
Tentunya statistik data dan pengalaman bertanding tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga ketika nanti memasuki ronde ke-4, di mana rerata negera peserta semuanya dari jazirah Arab.
Pertandingan melawan Jepang 10 Juni 2025 nanti, coach Patrick dapat menggunakan data yang didapat untuk mematangkan kembali strategi dan taktik yang akan digunakan. Pemilihan pemain pun harus disesuaikan dengan data dan statistik yang ada dan relevan dengan kondisi yang ada.
Kedua, memberikan penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik permainan dengan perkembangan keterampilan.
Susunan line up melawan timnas China kemarin, menunjukkan coach Patrick dan tim kepelatihan benar-benar menggunakan data serta statistika pemain yang diturunkan tanpa melihat nama besar pemain dan liga tempat ia bermain.
Pemain sekelas Mees Hilgers, Kevin Dicks, hingga Dean James harus duduk di bangku cadangan dan digantikan dengan Rizky Ridho, Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, hingga Yance Sayuri yang bermain spartan sepanjang pertandingan.
Perlunya juga beruji coba minimal dua hingga tiga kali dengan negara Arab peserta ronde 4 untuk mendapatkan lagi data dan statistik terbaru yang dapat diolah oleh tim kepelatihan timnas Indonesia.
Ketiga, coach Patrick harus terus menjaga mental toughness yang dimiliki oleh setiap para punggawa Garuda. Dengan waktu training center di Pulau Dewata yang lama membuat chemistry antarpemain semakin menyatu, tidak ada lagi kecanggungan antara pemain diaspora dengan pemain lokal. Semua pemain berbaur bersama menjadi satu berjuang dengan keras demi lambang garuda di dada.
Kram, otot tertarik hingga benturan yang berisiko pun diambil untuk mempertahankan setiap jengkal daerah yang dijaga. Serta tak lupa untuk meminta kekuatan dalam menjalani setiap pertandingan melalui jalur langit, bukankah Allah SWT pernah bersabda bahwa tidak akan merubah nasib umat itu sendiri kecuali umat tersebut yang merubah sendirinya sendiri.
Di era modern saat ini dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, seyogyanya kita menggunakan data dan statistika sebagai dasar dalam menentukan kebijakan atau menentukan arah untuk berbuat yang lebih baik.
Teruslah membumikan sains dan mensainskan bumi, terbanglah tinggi Garudaku kepakkan sayapmu menuju Pildun Amarika Canada dan Mexico 2026. (#)
Penyunting Ichwan Arif.