Feature

Refleksi Ramadan MI Mutwo: Mengajar dengan Cinta, Melayani dengan Hati

134
×

Refleksi Ramadan MI Mutwo: Mengajar dengan Cinta, Melayani dengan Hati

Sebarkan artikel ini
Tenaga pendidik MI Mutwo rapat evaluasi dan buka bersama di Sibecafe (Tagar.co/Nurkhan)

Dalam suasana hangat dan penuh makna, guru-guru MI Mutwo merenungi perjalanan Ramadan, mengevaluasi program, berbagi harapan, dan mempererat kebersamaan demi pendidikan yang lebih bermakna.

Tagar.co – Sabtu (22/3/2025) petang, suasana di Sibecafe, sebuah tempat nyaman di Di Dusun Mojo Desa Campurejo, dipenuhi tawa hangat dan obrolan santai. Di balik gelas-gelas teh dan kopi yang mengepul, para guru MI Muhammadiyah 2 (MI Mutwo) Campurejo, Panceng, Gresik, Jawa Timur berkumpul dalam suasana yang tak sekadar santai—tapi juga bermakna. Refleksi dan evaluasi menjadi agenda utama, menandai akhir dari rangkaian kegiatan Ramadan yang usai sehari sebelumnya.

Kegiatan ini menjadi momen penting bagi seluruh tenaga pendidik untuk menengok kembali perjalanan selama Ramadan. Dari tarhib Ramadan, buka puasa bersama, Nuzululquran, santunan untuk yatim dan fakir miskin, pesantren kilat, pembagian takjil, hingga pelaksanaan zakat fitrah—semua dibedah dalam suasana diskusi yang hangat namun serius.

Baca juga: Siswa MI Mutwo Belajar Berbagi di Bawah Langit Senja Ramadan

Setiap guru diberi ruang untuk menyampaikan pandangan dan pengalaman, baik yang manis maupun penuh tantangan. Evaluasi dilakukan tidak sekadar untuk mengoreksi, tetapi juga untuk mencari pijakan agar tahun depan lebih baik.

Baca Juga:  Filosofi Satu Rupiah: Merawat yang Kecil, Menopang yang Besar

Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam refleksi kali ini adalah kedisiplinan. Saya sebagai Kepala MKI Mutwo menekankan bahwa disiplin bukan hanya soal hadir tepat waktu, tapi juga komitmen dalam menjalankan tugas dan menjadi teladan.

“Kedisiplinan sangat penting dalam setiap kegiatan karena membantu menciptakan keteraturan, meningkatkan efektivitas, dan mencapai tujuan dengan lebih baik,” ungkap saya.

Beberapa usulan pun mengemuka, mulai dari penerapan aturan yang lebih tegas, sistem penghargaan yang efektif, hingga upaya membangun budaya disiplin di lingkungan madrasah secara lebih menyeluruh.

Namun tak hanya soal evaluasi dan kritik, refleksi ini juga menyoroti keberhasilan yang layak diapresiasi. Partisipasi siswa yang meningkat dalam tadarus, kajian keislaman, hingga kegiatan sosial menjadi bukti bahwa program yang dijalankan berdampak. Kehadiran aktif Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Pimpinan Ranting Aisyiyah, serta para wali murid turut menambah semangat.

Di tengah obrolan penuh makna itu, muncul ide-ide segar untuk tahun depan. Mulai dari memperkuat kolaborasi dengan wali siswa, meningkatkan kualitas materi kajian Ramadan, hingga merancang program yang lebih interaktif untuk siswa.

Baca Juga:  Menembus Batas: MI Mutwo Torehkan Prestasi di Permata Fest #3

Tak kalah penting, suasana kekeluargaan begitu terasa. Para guru berbagi cerita, tertawa bersama, dan saling menguatkan. Refleksi ini tak sekadar agenda rutin, tapi juga perekat semangat dan kebersamaan.

Menjelang Magrib, kegiatan ditutup dengan berbuka puasa bersama. Momen yang sederhana, namun menghangatkan. Sajian yang tersaji tak hanya mengisi perut yang kosong, tapi juga mempererat silaturahmi. Guru-guru berbincang santai, menyisakan senyum dan rasa syukur yang mendalam.

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi para guru, kepala madrasah pun membagikan tunjangan hari raya (THR). Meskipun sederhana, pemberian ini menjadi simbol apresiasi atas semangat dan keikhlasan para guru dalam menjalankan amanah pendidikan. Sambutan penuh syukur pun mengalir, karena bagi mereka, perhatian dan kepedulian adalah bentuk penghargaan tertinggi.

Di balik semua kegiatan itu, ada satu benang merah yang menyatukan semuanya: cinta. Di MI Mutwo, guru tidak hanya datang untuk mengajar. Mereka hadir lebih awal, menyambut siswa dengan senyum dan sapaan hangat.

Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi juga pelayan jiwa—yang sabar menepuk bahu siswa yang murung, yang lembut bertanya jika ada yang tak dipahami, yang rela mengulang penjelasan dengan berbagai cara agar ilmu mudah diserap.

Baca Juga:  Dilantik, Umrah Bersama Jadi Program Unggulan Foskam SD/MI Kabupaten Gresik

Guru-guru MI Mutwo tahu bahwa setiap anak adalah amanah, dan hanya dengan cinta mereka bisa dirawat dan ditumbuhkan.

Tak hanya untuk siswa, mereka juga hadir untuk para orang tua. Mereka membuka ruang komunikasi, menjadi sahabat dalam mencari solusi, dan berdiskusi bukan hanya soal nilai, tapi juga perkembangan jiwa dan karakter anak.

Bagi para guru, MI Mutwo bukan hanya tempat bekerja. Ini adalah rumah kedua, tempat menanamkan nilai-nilai kehidupan, membangun karakter, dan menumbuhkan generasi dengan hati yang terang.

Kegiatan refleksi, buka puasa bersama, hingga pembagian THR ini menjadi penutup indah sebelum libur Idulfitri. Semua guru pulang dengan hati yang lebih tenang, semangat yang menyala kembali, dan harapan besar untuk terus mengabdi dengan lebih baik.

Dengan semangat kebersamaan dan cinta yang terus menyala, MI Mutwo percaya bahwa mereka akan terus tumbuh, memberi warna positif bagi siswa, guru, dan masyarakat. (#)

Jurnalis Nurkhan Penyunting Mohammad Nurfatoni