
Siratalmustakim bukan sekadar jembatan Akhirat. Ia mencerminkan perjalanan hidup kita di dunia. Siapkan diri dengan iman dan amal saleh agar selamat melintasinya menuju surga.
Oleh Dwi Taufan Hidayat, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Tagar.co – Salah satu tahapan paling menggetarkan di akhirat adalah menyeberangi Siratalmustakim, jembatan yang terbentang di atas neraka Jahanam.
Jembatan ini merupakan ujian terakhir sebelum manusia mencapai surga atau terjerumus ke dalam siksa neraka. Bukan kekuatan fisik yang akan menolong seseorang melewatinya, melainkan iman dan amal saleh yang telah ia bangun selama hidup di dunia.
Bagaimana Kondisi Kita di Sirat?
Jika kita ingin mengetahui bagaimana kondisi kita saat melewati siratalmustakim kelak, maka lihatlah bagaimana kita meniti jalan Allah di dunia ini. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Sesuai kadar kekokohan seorang hamba berjalan di atas jalan (syariat) yang Allah tetapkan di dunia ini, seukuran itu pula kekokohannya dalam menyeberangi sirat (jembatan) yang terbentang di atas Jahanam.” (Madarij As-Salikin, hlm. 16)
Baca juga: Keutamaan Membayar Zakat di Bulan Ramadan
Ada yang melintasinya secepat kilat, secepat kedipan mata, seperti tiupan angin, seperti orang yang memacu kuda, ada yang berlari, berjalan, merangkak, nyaris tergelincir tetapi selamat, dan ada pula yang jatuh ke dalam neraka.
Maka bagaimana kita saat ini di dunia, seperti itulah keadaan kita di Akhirat. Jika kita berjalan di atas syariat Allah dengan teguh dan istikamah, maka perjalanan di siratalmustakim akan mudah dan cepat. Namun, jika kita lalai, penuh dosa, dan sering tergelincir dalam maksiat, maka semakin sulit dan berbahaya perjalanan kita di sana.
Dalil Al-Qur’an tentang Balasan Amal
Allah Subḥānahuwa taʿālā berfirman:
هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Tidaklah kalian dibalasi, kecuali atas apa yang kalian amalkan.” (An-Naml: 90)
Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada yang akan kita dapatkan di akhirat kecuali hasil dari amalan kita sendiri. Tidak ada keberuntungan tiba-tiba, tidak ada jalan pintas. Segala sesuatu ditentukan dari apa yang kita lakukan sekarang, di dunia ini.
Godaan Syahwat dan Syubhat: Rintangan di Sirat
Siratalmustakim bukan sekadar jembatan biasa. Di kanan dan kirinya terdapat kait-kait yang menjuntai, yang akan mengait dan menjatuhkan orang-orang yang amalnya tidak kokoh. Kait-kait ini adalah perumpamaan dari godaan syahwat dan syubhat yang mereka hadapi di dunia.
-
Jika seseorang sering tergoda oleh maksiat, maka di sirat ia akan mudah tersandung.
-
Jika seseorang sering ragu terhadap kebenaran Islam, maka di sirat ia akan mudah tergelincir.
-
Jika seseorang hidup dalam kelalaian dan tidak istikamah dalam ibadah, maka di sirat ia akan berjalan terseok-seok.
Allah Subḥānahu wa Taʿālā telah mengingatkan kita tentang siratalmustakim ini dalam firman-Nya:
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ٧١ ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا ٧٢
“Dan tidak ada seorang pun dari kalian melainkan akan melewatinya (sirat); hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalamnya dalam keadaan berlutut.” (Maryam: 71–72)
Ayat ini mengingatkan bahwa setiap manusia pasti akan melewati siratalmustakim, tetapi hanya orang-orang bertakwa yang akan diselamatkan. Sementara orang-orang yang zalim, lalai, dan penuh dosa akan jatuh ke dalam Jahanam.
Bekal untuk Selamat di Siratalmustakim
Agar kita selamat dan cepat melewati siratalmustakim, kita harus memperkuat iman dan amal saleh sejak sekarang. Beberapa amalan yang bisa menjadi bekal:
1. Menjaga Salat dengan Khusyuk
Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam bersabda:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah salat. Jika salatnya baik, maka ia akan sukses dan selamat. Jika salatnya rusak, maka ia akan celaka dan rugi.” (H.R. Tirmizi No. 413; disahihkan oleh Al-Albani)
2. Banyak Beristigfar dan Bertobat
Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam bersabda:
طُوبَىٰ لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ ٱسْتِغْفَارًا كَثِيرًا
“Beruntunglah orang yang dalam catatan amalnya terdapat banyak istigfar.” (H.R. Ibnu Majah No. 3818)
3. Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunah
Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Aku tinggalkan di antara kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan tersesat: yaitu Kitab Allah dan sunahku.” (H.R. Al-Hakim No. 318)
4. Menjaga Hati dari Syahwat dan Syubhat
Hati yang bersih akan mempermudah seseorang untuk tetap berada di jalan yang lurus. Allah berfirman:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ٨٩
“Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu’ara: 88–89)
Persiapkan Diri untuk Perjalanan Akhirat
Siratalmustakim adalah kenyataan yang pasti akan kita hadapi. Kita tidak tahu seberapa cepat kita bisa melewatinya, atau justru kita akan jatuh ke dalam neraka. Jawabannya ada pada bagaimana kita menjalani hidup ini sekarang.
Jadikanlah hidup ini sebagai persiapan untuk meniti siratalmustakim dengan selamat. Perkuat iman, perbanyak amal saleh, tinggalkan maksiat, dan istikamah di jalan Allah.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang melewati siratalmustakim dengan kecepatan kilat dan masuk ke dalam surga tanpa hisab. Āmīn Yārabbalaālamīn. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni