
Pasar Bandeng Kawak Gresik digelar tiap tahun menjelang Hari Raya Idulfitri. Tradisi yang memberi semangat petani tambak di pantai utara.
Tagar.co – Rabu (26/3/2025) sore seputaran alun-alun Gresik, Jln. Samanhudi, hingga Bandar Grisse berubah menjadi pasar bandeng.
Ini acara tahunan yang di Gresik yang dibuka menjelang Hari Raya Idulfitri. Petambak bandeng, pedagang ikan tumplek blek di kawasan ini menjajakan hasil panen ikan dari tambaknya dengan berbagai ukuran.
Para pedagang ini menempati kiosnya sesuai nomor yang tertera di aspal jalan. Meskipun langit Gresik mendung dan diguyur hujan tak menyurutkan warga berdatangan di tradisi yang konon berlangsung sejak Sunan Giri.
Pemkab Gresik mengelola acara ini dengan nama Pasar Bandeng Kawak Gresik 2025. Sederet kegiatan meramaikan tradisi ini. Seperti kontes bandeng jumbo, lomba olahan bandeng, dan puncak acara lelang bandeng terberat yang berakhir hingga lewat tengah malam.
Dalam kontes bandeng terpilih ikan terbaik dengan berat paling bagus. Bandeng seberat 14,6 kilogram dengan panjang 109 cm milik Syaifullah Mahdi dari Desa Pangkahwetan sebagai pemenang pertama.
Dia membawa pulang hadiah Rp 30 juta. Syaifullah Mahdi tahun lalu juga menjadi juara dengan bandeng 13,1 kilogram.
Juara dua, Asikin, juga warga Desa Pangkahwetan. Dia membawa bandeng seberat 11,6 kilogram dengan panjang 106 cm. Dia meraih hadiah Rp 25 juta. Katanya, bandeng itu dipiara selama 19 tahun.
Juara ketiga Zainal Abidin dari Dusun Watu Agung, Desa Mengare. Dia menampilkan bandeng 8 kilogram dengan panjang 90 cm yang dipelihara selama sepuluh tahun. Dia menerima hadiah Rp20 juta.
Kemudian bandeng terbaik itu dilelang yang berlangsung di Bandar Grisse. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani yang memandu lelang bandeng mengatakan, budaya Pasar Bandeng diwariskan Sunan Giri untuk pemanfaatan potensi tambak-tambak di kawasan pesisir utara.
Menurut dia, petambak Gresik bisa memproduksi 90.000 ton bandeng per tahun.
Bupati Fandi Akhmad Yani menetapkan harga awal lelang di angka Rp 20 juta untuk bandeng. Lalu seorang undangan mengajukan harga Rp 25 juta. Disusul anggota DPRD Gresik menawar Rp 40 juta. Kemudian perwakilan dari Petrokimia Gresik menawar Rp 50 juta.
Warisan Sunan Giri
Bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budi daya di Kabupaten Gresik. Menurut data Badan Pusat Statistika (BPS), luasan lahan tambak budidaya ikan bandeng di Provinsi Jawa Timur, 30% berada di Kabupaten Gresik.
Lokasinya di pesisir pantai utara Pulau Jawa. Memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujung Pangkah, hingga Panceng. Inilah kawasan budi daya ikan dengan nama latin Chanos chanos atau milk fish dalam bahasa Inggris.
Konon di masa Giri Kedaton dipimpin Sunan Giri tahun 1487 Masehi, bandeng sudah menjadi produk unggulan yang dibawa para santri Pesantren Giri ketika mudik ke kampungnya.
Di zaman kolonial Hindia Belanda pun ada laporan Gresik masih menghasilkan bandeng yang berlimpah. Itu termuat dalam makalah jurnal berjudul Malem Songolikur: Menyingkap Makna Harga di Balik Tradisi Lelang Bandeng di Gresik yang diterbitkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 2020.
Sejak dulu pasar bandeng diadakan masyarakat mulai Jalan Gubernur Suryo, Jalan Samanhudi, Jalan Basuki Rahmat hingga Bandar Grisse. Ini menjadi tradisi masyarakat Gresik yang terawat sampai sekarang.
Olahan bandeng yang gurih pun disukai mulai rakyat jelata hingga bangsawan. Hingga kini warung-warung masakan bandeng banyak dibuka masyarakat. Paling populer bandeng bakar dan otak-otak bandeng.
Aturan Lelang
Pada awalnya lelang bandeng berlaku umum sesuai harga pasar. Penawar harga tertinggi sebagai pemenang. Tahun 2010 dibuat aturan oleh bupati. Ada batas minimal dan maksimal pembukaan harga lelang.
Awalnya harga lelang bandeng dibuka dengan batas minimal Rp 25.000, dan batas maksimal Rp 100.000 per kilo.
Setelah lima kali berjalan, pada tahun 2015 aturan tersebut dievaluasi. Batas minimal Rp 25.000 dan batas maksimal Rp 75.000 per kilo. Harga ini dengan pertimbangan batas maksimal sudah memenuhi pengembalian modal petani tambak selama budi daya.
Pemilik bandeng mengatakan, harga hasil lelang sebenarnya belum mengembalikan modal. Namun ada kepuasan ketika bandengnya juara dan saat lelang mendapat harga tertinggi.
Pengunjung pasar bandeng bukan hanya dari Gresik. Orang-orang Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Madura juga datang. Tradisi lelang bandeng yang sama juga ada di Sidoarjo.
Saifullah Mahdi menjelaskan, ikan bandengnya dipiara selama 16 tahun dengan perawatan ekstra di tambak khusus pula.
”Tambaknya seluas 4 hektare kami siapkan khusus untuk bandeng-bandeng kontes setiap tahun,” tuturnya.
Dia sudah puluhan tahun mengikuti kontes bandeng kawak. (#)
Jurnalis Bening Satria Prawita Diharja Penyunting Sugeng Purwanto