Feature

Mau Mendirikan Layanan Disabilitas, PCM Sidoarjo Takjub saat Studi Tiru

708
×

Mau Mendirikan Layanan Disabilitas, PCM Sidoarjo Takjub saat Studi Tiru

Sebarkan artikel ini
Mau mendirikan layanan disabilitas, studi tiru ditempuh PCM Sidoarjo. Tak tanggung-tanggung, mereka langsung mengunjungi UPTD Layanan Disabilitas Dispendik Sidoarjo. 
Ruang Snoezelen UPTD Layanan Disabilitas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo. (Tagar.co/Mahyuddin Syaifulloh)

Mau mendirikan layanan disabilitas, studi tiru ditempuh PCM Sidoarjo. Tak tanggung-tanggung, mereka langsung mengunjungi UPTD Layanan Disabilitas Dispendik Sidoarjo.

Tagar.co — PCM Sidoarjo kunjungi UPTD Layanan Disabilitas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, Kamis (19/12/2024). Lokasinya di Jalan Pahlawan, Sidokumpul, Kabupaten Sidoarjo.

Dua belas orang rombongan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo tiba di kantor UPTD Layanan disabilitas pukul 09.00. Mereka mendapat sambutan ramah dari pegawainya.

Rombongan langsung diajak berkeliling ke ruangan satu ke ruangan lainnya. Ruangan-ruang tersebut merupakan ruang intervensi yang berisi beberapa fasilitas penunjang.

Ada ruang fisioterapi, ruang individu, ruang okupasi, ruang kelompok kecil, ruang snack time, ruang bermain kecil, ruang motorik kasar, ruang Snoezelen, ruang transisi, ruang bermain besar, ruang kelompok besar, ruang kelompok atas, BKPBI, dan ruang remaja.

Pendamping kunjungan, Nauul Fatcheyah S.Pd.SD menjelaskan fasilitas di masing-masing ruangan. “Di ruangan fisioterapi ini ada beberapa alat penunjang. Ada trampolin, sepeda statis, alat keseimbangan, dan permainan balok,“ terangnya.

Mau mendirikan layanan disabilitas, studi tiru ditempuh PCM Sidoarjo. Tak tanggung-tanggung, mereka langsung mengunjungi UPTD Layanan Disabilitas Dispendik Sidoarjo. 
Ruang Fisioterapi UPTD Layanan Disabilitas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo. (Tagar.co/Mahyuddin Syaifulloh)

Ruang Individu dan Kelas Remaja

Setelah itu, rombongan berkunjung ke ruang individu. Ruang individu ini untuk intervensi secara khusus. Maksimal dalam satu ruang berisi empat anak. Ada delapan ruang individu dengan ukuran 3×3 meter.

Baca Juga:  Festival Ramadan Miosi: Lomba Cerdas Cermat hingga Muhadarah

Temboknya berlapis karpet agar ketika anak tantrum tidak membahayakan, seperti terbentur tembok. Di semua ruangan selalu ada papan visual. Khusus di ruang individu tuna rungu ada cerminnya sebagai alat bantu pengucapan.

Selain itu, di beberapa ruangan ada area komunikasi sosial, bermain, dan keterampilan. Area bermain pun terbagi menjadi area bermain visual, sensori, sebab akibat, dan sandiwara.

Di ruangan Snoezelen begitu menarik. Ada lampu berkelap-kelip dan bantal-bantal. “Terapi di ruangan ini memberikan suasana yang nyaman dan rileks bagi anak untuk merangsang respon indrawi atau sensori menggunakan cahaya, suara, bau, dan musik,” jelas Nauul Fatcheyah.

Selain itu ada kelas remaja. Di sana anak-anak belajar siapa saja yang boleh mencium, dengan siapa saja berpelukan, lepas baju di mana saja, dan mengenal menstruasi.

Ada juga ruang bina diri dengan desain seperti kamar. Mereka belajar bagaimana menyisir, merias diri, dan menata sprei.

Di sini juga bisa menemukan ruang laundry. “Di ruangan ini mereka belajar bagimana melipat baju, melipat celana panjang dan celana pendek, menyetrika, dan memasang gastok (hanger),” jelasnya.

Baca Juga:  Jangan Menyerah! Ini Cara Climbers Hadapi Tantangan Hidup
Mau mendirikan layanan disabilitas, studi tiru ditempuh PCM Sidoarjo. Tak tanggung-tanggung, mereka langsung mengunjungi UPTD Layanan Disabilitas Dispendik Sidoarjo. 
PCM Sidoarjo kunjungi UPTD Layanan Disabilitas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo. (Tagar.co/Mahyuddin Syaifulloh)

Studi Tiru

Setelah berkeliling selama satu jam, rombongan PCM Sidoarjo ke aula untuk mengikuti forum diskusi. Di atas meja sudah ada suguhan kue dan nasi kotak. Ketua PCM Sidoarjo Noerwachid Soeprijanto menyampaikan ucapan terima kasih telah mendapat kesempatan melihat langsung fasilitas-fasilitas di UPTD Layanan Disabilitas Sidoarjo.

“Saya lihat fasilitas di sini lengkap sekali, luar biasa! Apakah kami bisa meniru? Kami ingin memberi fasilitas kepada anak didik kami,” ujarnya.

Pasalnya, pihaknya mempunyai amal usaha SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo, SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, dan SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo.

Dia mengungkapkan, PCM Sidoarjo akan membuat layanan disabilitas. Dia berpandangan, anak-anak yang berkebutuhan khusus juga mempunyai hak yang sama dengan anak didik lainnya. Kunjungan ini memberikannya pandangan kebutuhan fasilitas dan metode intervensinya.

Berani Layani Disabilitas

Kepala UPTD Layanan Disabilitas Nishrina Khamida, M.Psi., Psikolog menjelaskan latar belakang UPTD ini. ”Dulu termasuk kabupaten kota di Jawa Timur yang cukup berani mengangkat tangan untuk layanan disabilitas. Layanan ini sudah ada dari 2014,” terangnya.

Baca Juga:  Kehangatan Syawal Eratkan Sinergi Muhammadiyah Aisyiyah Minggirsari

Bahkan sebelum ada dasar hukumnya, lanjutnya Nishrina, Sidoarjo sudah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten inklusi. “Didukung mendapatkan Inclusion Award tahun 2012 dan lahirnya undang-undang baru tahu 2016. Sidoarjo lebih dulu lahirnya. Sulitnya sudah dirasakan duluan,” kenangnya.

Dia berharap, jika sudah ada layanan disabilitas di PCM Sidoarjo, biayanya terjangkau. Karena disabilitas di Sidoarjo pada usia sekolah ada sekitar 2200 anak. Ini berdasarkan data pada 2024.

“Dari data tersebut, yang mampu hanya 30 persen. Selebihnya dalam kondisi kurang mampu,” jelasnya.

Selain itu, UPTD ini juga memberi layanan intervensi perkembangan anak. Jadwalnya sepekan satu kali. Ini sebagai dukungan anak di sekolahnya masing-masing.

“Yang bisa mendapat layanan di sini yakni warga Sidoarjo atau yang mempunyai surat domisili,” imbuh Nishrina. (#)

Jurnalis Mahyuddin Syaifulloh Penyunting Sayyidah Nuriyah