Kultum Ramadan

Masjid sebagai Pusat Peradaban: Menghidupkan Kembali Fungsi Sosial hingga Ekonomi

176
×

Masjid sebagai Pusat Peradaban: Menghidupkan Kembali Fungsi Sosial hingga Ekonomi

Sebarkan artikel ini
Masjid bukan sekadar tempat ibadah. Ia adalah pusat peradaban, pendidikan, sosial, dan ekonomi umat. Saatnya kita revitalisasi fungsi masjid agar memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Kultum Ramadan Aji Damanuri

Masjid bukan sekadar tempat ibadah salat. Ia adalah pusat peradaban, pendidikan, sosial, dan ekonomi umat. Saatnya kita revitalisasi fungsi masjid agar memberi manfaat luas bagi masyarakat.

Kultum Ramadan (Seri 22): Masjid sebagai Pusat Peradaban: Menghidupkan Kembali Fungsi Sosial hingga Ekonomi; Oleh Dr. Aji Damanuri, M.E.I., Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tulungagung, Ketua Dewan Pengawas Syariah Lazismu Tulungagung.

Tagar.co Masjid sebagai Pusat Peradaban tepat untuk menjadi bahan Kultum Ramadan kali ini. Baca selengkapnya:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah menjadikan masjid sebagai rumah-Nya di muka bumi, tempat ibadah, dan pusat kegiatan umat Islam. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran beliau.

Pada kesempatan ini, mari kita renungkan tentang fungsi masjid yang seharusnya tidak hanya terbatas sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan umat.

Pada zaman Rasulullah Saw, masjid memiliki peran yang sangat luas, namun seiring waktu, masjid sering kali dianggap eksklusif hanya sebagai tempat ibadah yang sakral. Lalu, bagaimana kita dapat memakmurkan masjid agar memberikan manfaat yang lebih luas kepada umat?

Rasulullah Saw bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلهِ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.”

Membangun masjid adalah tindakan mulia dan utama, namun memakmurkannya menjadi lahan pahala menuju surga pula. Sebelum kita bahas bagaimana memakmurkan masjid, tentu kita harus memahami dulu ajaran normatifnya. Konsep memakmurkan masjid dalam Al-Qur’an, Allah Swt sampaikan dalam Surah At-Taubah ayat 18:

Baca Juga:  Kultum Ramadan: Al-Qur’an, Cahaya Hidup dan Anugerah Terindah

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Ayat ini menjelaskan bahwa memakmurkan masjid tidak hanya dengan salat, tetapi juga dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah dan bermanfaat bagi umat. Ciri masjid yang makmur itu memberi manfaat yang luas bagi masyarakat, bukan saja sebagai tempat ritual ibadah mahdhah tetapi juga ibadah sosial.

Ramai dengan umat yang memperoleh manfaat. Sebagai pusat ilmu dan peradaban. Ingat, bahwa hal pertama yang dilakukan Rasulullah setelah berhijrah adalah membangun masjid sebagai simbol peradaban, persatuan, dan ketaatan.

Rasulullah Saw benar-benar sukses menerapkan konsep peradaban berbasis masjid. Masjid pada zaman Rasulullah Saw, khususnya Masjid Nabawi, memiliki multifungsi yang sangat luas. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Tempat Ibadah: Salat, zikir, dan ibadah lainnya.
  2. Pusat Pendidikan: Rasulullah Saw mengajarkan Al-Qur’an, hadis, dan ilmu pengetahuan di masjid.
  3. Pusat Sosial: Tempat bermusyawarah, menyelesaikan masalah, dan menjalin silaturahmi.
  4. Pusat Pemberdayaan Umat: Tempat mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, infak, dan sedekah.
  5. Pusat Politik dan Militer: Tempat merencanakan strategi perang dan menerima delegasi dari suku-suku lain.

Tentu secara teknis fungsinya akan berkembang sesuai perkembangan zaman tanpa kehilangan substansinya. Misalnya sebagai pusat kesehatan, kantor amil zakat, menyediakan tempat istirahat bagi musafir, pusat pelatihan, dan lain sebagainya dalam hal menebar kebaikan.

Karenanya menjadi pengurus masjid harus kreatif. Masjid harus menjadi tempat yang ramah dan inklusif bagi semua orang, bukan hanya untuk salat. Masjid menjadi rumah besar umat Islam untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin, membantu manusia dan menyelamatkan semesta.

Baca Juga:  Menolak Permisif, Menjadi Muslim Bertanggung Jawab

Masjid harus menjadi pusat kegiatan umat, termasuk pendidikan, sosial, dan ekonomi. Memakmurkan masjid adalah tanggung jawab bersama. Masjid-masjid yang masih tradisional hanya untuk salat harus direvitalisasi, dikembalikan kepada fungsinya sebagai pusat peradaban Islam dengan kegiatan yang bermanfaat bagi umat, seperti kajian ilmu, pelatihan keterampilan, dan bantuan sosial.

Memakmurkan masjid sesuai fungsinya yang luas membutuhkan pemahaman yang baik terhadap ajaran normatif Al-Qur’an dan As-Sunah. Masjid dapat menjadi pusat pendidikan dengan mengadakan kajian Al-Qur’an, hadis, fikih, dan ilmu pengetahuan lainnya. Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R. Muslim)

Dengan mengadakan kajian ilmu, masjid akan menjadi tempat yang bermanfaat bagi semua kalangan. Peradaban itu dibangun dengan ilmu, karena itulah masjid harus menjadi pusat ilmu. Masjid harus menjadi prototipe bagaimana iman, ilmu dan amal bekerja untuk peradaban sebagai realisasi rahmatanlilalamin.

Masjid juga harus menjadi pusat kegiatan sosial, seperti bakti sosial, donor darah, atau bantuan bencana. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Baqarah 267:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik.”

Kegiatan sosial berbasis masjid akan menjadi gerakan yang bagus, tidak mungkin masjid menjadi pusat keburukan karena setiap aktivitasnya dibangun di atas iman, ilmu dan amal yang sahih. Dengan kegiatan sosial, masjid akan menjadi tempat yang peduli terhadap sesama.

Masjid dapat menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat, seperti mengadakan bazar, pelatihan keterampilan, atau koperasi syariah. Rasulullah Saw bersabda:

الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى

“Tangan di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (yang menerima).” (H.R. Bukhari).

Baca Juga:  Kultum Ramadan: Mengelola Nafsu untuk Menjadi Orang yang Cerdas

Dengan pemberdayaan ekonomi, masjid akan membantu umat menjadi mandiri. Mengajak orang berkecukupan secara ekonomi ke masjid lebih ringan dibanding mengajak mereka yang masih disibukkan memenuhi kebutuhan pokoknya. Karenanya masjid bukan hanya tempat mengancam orang dengan neraka, namun memberi solusi agar orang mudah masuk surga.

Masjid harus menyediakan fasilitas yang ramah bagi semua kalangan, seperti ruang bermain anak, perpustakaan, ramah lansia, difabel, bahkan ruang konsultasi berbagai masalah kehidupan. Di masjid para jamaah menemukan tempat konsultasi keagamaan, keluarga sakinah, psikologi, konsultasi keuangan dan ekonomi, bahkan juga bantuan hukum.

Rasulullah Saw bersabda:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” (H.R. Tirmizi)

Dengan fasilitas yang ramah, masjid akan menjadi tempat yang nyaman bagi semua orang. Masjid menjadi tempat penebar kebaikan dan manfaat, menjadi solusi bagi problematika keumatan. Orang datang ke masjid menemukan solusi problem hidupnya, bukan malah tambah masalahnya.

Oleh karena itu, kita harus mengajak keluarga kita untuk aktif di masjid, tidak hanya salat, tetapi juga mengikuti kajian ilmu dan kegiatan sosial. Dia berkata, “Masjid adalah rumah kita bersama.” Murid-murid kita harus kita biasakan untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar di masjid, seperti membaca Al-Qur’an atau diskusi keislaman. Dia berkata, “Masjid adalah sekolah kita yang sebenarnya.”

Takmir masjid tidak boleh bosan mengajak warganya untuk memanfaatkan masjid sebagai pusat kegiatan, seperti bazar, pelatihan keterampilan, atau bakti sosial. Dia berkata, “Masjid adalah jantung kehidupan umat.”

Marilah kita memakmurkan masjid dengan kegiatan yang bermanfaat bagi umat. Dengan mengadakan kajian ilmu, kegiatan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan menyediakan fasilitas yang ramah, masjid akan menjadi pusat peradaban Islam yang dinamis.

Semoga Allah Swt memberikan kita kekuatan untuk selalu memakmurkan masjid dan menjadi hamba-Nya yang bermanfaat. Amin Yarabalalamin.

Nasrumminallah wafathunqarib. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni