“Kalau Pak Menteri boleh bertanya, siapa yang tadi bangun jam 4 (Subuh)?” tanyanya di hadapan ratusan siswa. Sebagian tangan terangkat, menandakan kebiasaan bangun pagi yang telah tertanam.

Dengan senyum, Abdul Mu’ti menanggapi, “Ada banyak.”

Dia kemudian menjelaskan bahwa bangun tidur bukanlah sekadar rutinitas, melainkan sebuah proses yang dapat direncanakan.

“Apakah bangun tidur bisa direncanakan?” tanyanya lagi.

“Bisa,” jawab para siswa serempak.

Kuncinya, menurutnya adalah sugesti dan kekuatan doa sebelum tidur. “Sebelum tidur, seseorang bisa berdoa kepada Tuhan meminta untuk bangun pada jam tertentu,” jelasnya.

“Perkara nanti bangun beneran atau tidak, tergantung manusianya,” imbuhnya, disambut tawa renyah para siswa.

Dia meyakini bahwa otak, sebagai ‘beker yang paling hebat’, akan merekam dan menjalankan instruksi tersebut. “Banyak penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering bangun pagi itu punya visi dan arah dalam kegiatannya karena sebelum tidur, orang tersebut merencanakan apa yang akan dia lakukan (esok hari),” lanjutnya, memperkuat argumen tentang pentingnya perencanaan.

Baca juga: Mendikdasmen Optimis Generasi Emas Terwujud Lewat 7 Kebiasaan Baik

Bangun pagi hanyalah langkah awal. Abdul Mu’ti kemudian menguraikan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang menjadi kebijakan Kemendikdasmen. Setelah bangun pagi, kebiasaan berikutnya adalah beribadah.

“Ibadah itu memberikan kita spiritual strength,” ujarnya, menekankan pentingnya kekuatan spiritual sebagai landasan karakter.

Olahraga menjadi kebiasaan ketiga. Khanza, siswi kelas 8 yang menggemari basket, antusias berbagi pengalamannya tentang Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH). “Guru dan murid belajar gerakan senam bersama. Yang membedakan, dengan adanya SAIH membuat senam lebih sering dipraktikkan di sekolah sedangkan sebelumnya senam bersama hanya dilakukan sebulan sekali,” ungkapnya.

“Biasakan makanan sehat dan bergizi jangan junk food. Dia lezat tapi tidak bergizi,” pesan Menteri Mu’ti saat menjelaskan kebiasaan keempat, yaitu makan makanan sehat dan bergizi. Beliau mengingatkan agar para siswa menghindari makanan cepat saji yang kurang baik bagi kesehatan.

SMP Negeri 4 Pekanbaru, Riau, sedang melakukan Senam Anak Indonesia Hebat.

Gemar Belajar

Kebiasaan kelima adalah gemar belajar. “Selalu belajar hal baru dan bermanfaat. Punya motivasi yang tinggi untuk menuntut ilmu, mandiri, dan gemar belajar berbagai bahasa sangat penting karena yang dipelajari di sekolah tidak akan cukup kalau kita tidak menambah pengetahuan di masyarakat,” terang Menteri Mu’ti. Dia mendorong para siswa untuk memanfaatkan teknologi digital secara positif, seperti untuk belajar bahasa asing.

Pentingnya kebiasaan bermasyarakat juga digarisbawahi. “Anak-anak sebagai orang Melayu juga harus bermasyarakat supaya tidak kehilangan identitas budaya Indonesia,” pesan Menteri Mu’ti, seraya mengingatkan pentingnya interaksi sosial untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Terakhir, beliau menekankan pentingnya tidur cepat untuk menjaga kesehatan. Tujuh kebiasaan ini, menurut Menteri Mu’ti, adalah kunci untuk mewujudkan generasi emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Asmawati, Guru Bimbingan Konseling SMPN 4 Pekanbaru, menyambut baik inisiatif ini. “Kebiasaan baik yang diterapkan turut memperkuat pendidikan karakter,” ujarnya. Beliau berharap sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dapat terus terjalin. “Sebagai bentuk kerja sama, kami secara periodik melakukan pertemuan dengan orang tua murid untuk menyelaraskan visi dan misi pendidikan yang ingin kami raih bersama,” tutupnya.

Kunjungan Mendikdasmen ke SMPN 4 Pekanbaru ini menjadi momen berharga untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik yang akan membentuk generasi penerus bangsa. Dengan semangat dan optimisme, 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diharapkan menjadi fondasi kokoh bagi terwujudnya Indonesia yang gemilang di masa depan. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni