Telaah

Arafah dan Algoritma Doa: Saat Langit Terbuka bagi Harapan

477
×

Arafah dan Algoritma Doa: Saat Langit Terbuka bagi Harapan

Sebarkan artikel ini
Dokumentasi jemaah wukuf di Arafah (Foto Antara)

Hari Arafah bukan sekadar ritual wukuf, tapi momentum ilahiah saat langit terbuka, doa melesat, dan takdir bisa bergeser. Di sinilah harapan ditabur, dan nasib disusun ulang lewat sujud yang penuh keyakinan.

Oleh Ridwan Ma’ruf; Oleh Ridwan Ma’ruf: Anggota Majelis Pemberdayaan Wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah  (PDM) Kabupaten Sidoarjo, Pendiri Tahfiz Quran Islamic School Al-Fatih Sidoarjo, dan Praktisi Spiritual Parenting Sidoarjo.

Tagar.co – Pernahkah kita merasa doa-doa kita terkatung, seolah tak sampai ke langit? Di Hari Arafah, tidak ada penghalang. Waktu dan tempat berpadu dalam harmoni spiritual, menghadirkan momentum terbaik untuk mengadukan harapan, mencurahkan luka batin, dan mengubah jalan hidup.

Di tengah wukuf yang hening, jutaan jiwa bersujud bukan karena merasa layak, tetapi karena yakin bahwa Allah Maha Menerima Tobat.

Baca juga: Ibadah Haji sebagai Proses Pematangan Jiwa 

Doa yang dipanjatkan dalam sujud sejatinya adalah refleksi dari harapan hidup yang lebih baik. Dalam Islam, doa-doa yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan sunah merupakan pilihan utama dalam munajat. Maka, setiap Muslim sangat mengharapkan agar doa-doa tersebut dikabulkan oleh Allah Ta’ala.

Baca Juga:  Madinah, Damai yang Menyembuhkan Rindu Makkah

Terkabulnya doa sangat berkaitan dengan tempat, waktu, serta kesesuaian dengan tuntunan Nabi Muhammad Saw. Salah satu waktu terbaik untuk berdoa adalah saat wukuf di Arafah. Rasulullah Saw. bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (H.R. Tirmizi dan Ahmad; dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam syawahid-nya)

Hadis ini menegaskan bahwa momentum spiritual seperti Arafah memiliki kekuatan tersendiri dalam mempercepat terkabulnya doa, terutama jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah.

Rasulullah Saw. juga bersabda:

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ: ((فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ –، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ)). رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Saw. bersabda, ‘Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena doa tersebut layak untuk dikabulkan.’” (H.R. Muslim No. 479)

Hadis ini menunjukkan bahwa sujud adalah waktu terbaik untuk bermunajat. Maka, perbanyaklah doa di saat itu.

Baca Juga:  Gelombang Pertama Jemaah Haji Indonesia Masuk Asrama, Kloter Jakarta Terbang Perdana

Algoritma Doa: Tabur dan Tuai

Alam semesta memiliki algoritmanya sendiri. Demikian pula dengan doa. Ketika seseorang berdoa di waktu dan tempat yang tepat serta sesuai dengan sunah, maka doa itu akan menembus takdir, cepat atau lambat.

Rasulullah Saw. bersabda:

إِنَّ العَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ، وَإِنَّ القَضَاءَ لاَ يَرُدُّهُ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَإِنَّ الدُّعَاءَ وَالقَدَرَ لَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَإِنَّ البِرَّ يَزِيدُ فِي العُمُرِ

“Sesungguhnya seorang hamba terhalangi dari rezekinya karena dosa yang dilakukannya. Takdir tidak dapat diubah kecuali dengan doa. Doa dan takdir akan bergulat hingga Hari Kiamat. Dan sesungguhnya berbuat baik (terutama kepada orang tua) akan memperpanjang umur.”
(H.R. Ahmad No. 22438; Ibnu Majah No. 22438; dihasankan oleh Syu’aib al-Arnauth)

Hadis ini mengandung makna bahwa doa adalah bagian dari takdir. Suatu takdir bisa diperbaiki oleh takdir lainnya. Semua atas kehendak Allah. Maka, menabur doa adalah bagian dari ikhtiar merawat harapan dan membangun masa depan.

Kesimpulan

Hari Arafah adalah momen emas untuk berdoa. Ia hadir di waktu yang mustajab, di tempat yang suci. Jangan sia-siakan kesempatan ini untuk bermunajat kepada Allah Ta’ala—bukan hanya demi keinginan duniawi, tetapi juga untuk transformasi batin yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang memperoleh haji yang mabrur. Wallahualam bisawab. (#)

Baca Juga:  Andaikan Dam Haji Dipotong di Tanah Air

Penyunting Mohammad Nurfatoni