Telaah

Wajah Sejati Islam: Agama yang Diliputi Kasih Sayang

233
×

Wajah Sejati Islam: Agama yang Diliputi Kasih Sayang

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi AI

Islam bukan agama kekerasan. Ia hadir sebagai rahmat untuk seluruh alam, mengajarkan kasih sayang kepada manusia, hewan, dan alam. Inilah wajah sejati Islam: damai dan penuh cinta.

Oleh Dwi Taufan Hidayat, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Tagar.co – Islam sering kali disalahpahami sebagai ajaran yang keras dan penuh kekerasan. Padahal, inti dari ajaran Islam justru adalah rahmat—kasih sayang yang luas dan tak terbatas.

Islam bukan lahir dari amarah, dendam, atau kebencian, tetapi diturunkan sebagai anugerah dari Tuhan Semesta Alam melalui seorang Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Allah Swt. menegaskan dalam firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiya: 107)

Ayat ini bukan hanya penegasan sejarah, tetapi sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam. Kasih sayang menjadi fondasi utama, yang bukan hanya ditujukan kepada sesama Muslim, tetapi juga kepada seluruh manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya.

Teladan Kasih Sayang dalam Diri Nabi

Nabi Muhammad Saw. adalah perwujudan tertinggi dari kasih sayang itu. Beliau menyayangi anak-anak, menghormati orang tua, memaafkan musuh, dan tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan.

Dalam sebuah hadis mulia, Rasulullah bersabda:

“الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ، يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ”

“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahmān (Allah). Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya Tuhan yang di langit akan menyayangi kalian.” (H.R. Abu Dawud, Tirmizi, Ahmad)

Baca juga: Ketika Sabar Menjadi Jalan Menuju Allah

Hadis ini bukan sekadar anjuran, tetapi jaminan: siapa yang menebar kasih di dunia, akan mendapatkan limpahan kasih dari langit. Dalam syariat, ini dikenal dengan prinsip al-jazā’ min jinsil ‘amal—balasan yang sepadan dengan amal perbuatan.

Allah: Maha Pengasih, Maha Penyayang

Sejak ayat pertama Al-Qur’an, kita sudah diperkenalkan dengan sifat utama Allah:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

Ucapan ini diulang sebanyak 114 kali dalam Al-Qur’an, menandakan bahwa kasih sayang adalah sifat dominan dalam hubungan Allah dengan makhluk-Nya. Dalam hadis Qudsi, Rasulullah Saw. juga menyampaikan sabda Allah:

إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي

“Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Artinya, kasih Allah selalu mendahului murka-Nya. Maka, umat Islam diajak untuk lebih dahulu mengedepankan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.

Kasih Sayang: Tanda Iman Sejati

Dalam Islam, kasih sayang bukan sekadar perasaan, tapi bentuk ibadah dan cermin keimanan yang sejati. Rasulullah Saw. bersabda:

“لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ”

“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Bahkan perlakuan terhadap binatang menjadi ukuran ketakwaan seseorang. Dalam sebuah hadis, Nabi menceritakan tentang seorang wanita yang disiksa di neraka karena menyiksa seekor kucing:

“Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing. Dia mengurungnya tanpa memberi makan, dan tidak pula membiarkannya makan dari serangga tanah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa dalamnya nilai kasih sayang dalam Islam, hingga hewan pun diperlakukan dengan penuh perhatian.

Hidup Tanpa Kasih Sayang: Sebuah Kehampaan

Islam menegaskan bahwa hati yang keras adalah tanda jauhnya seseorang dari petunjuk Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ

“Maka celakalah orang-orang yang keras hatinya dari mengingat Allah.” (Az-Zumar: 22)

Sebaliknya, orang-orang yang penuh kasih akan mendapatkan ampunan dan pahala dari Allah:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

“Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukminin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)

Penutup

Agama Islam adalah agama yang rahmatnya meliputi segala. Maka jika kita ingin hidup dalam rida dan naungan Allah, jadikanlah kasih sayang sebagai prinsip utama dalam hidup.

Mulailah dari hal-hal kecil: menyapa dengan hangat, menolong yang lemah, memaafkan yang bersalah, dan memperlakukan semua makhluk dengan cinta. Di situlah kita menemukan wajah sejati Islam—agama kasih sayang. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni