
Tema Milad Ke-108 Aisyiyah dianggap selaras dengan program Pemerintah dan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam membangun desa. Bahwa masalah pangan adalah masalah kedaulatan, masalah pangan adalah masalah kemerdekaan, dan masalah pangan adalah masalah survival sebagai sebuah bangsa.
Tagar.co – Staf Ahli Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sugito S.Sos., M.H. turut hadir dalam Resepsi Milad Ke-108 Aisyiyah yang berlangsung di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin, (19/5/2025).
Dia mewakili Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto yang berhalangan hadir karena ada kepentingan mendadak. Sehingga Sugito S.Sos., M.H. diminta untuk mewakili.
Dalam forum tersebut, Sugito memuji keberadaan Aisyiyah yang telah berkiprah selama 108 tahun untuk membina umat, dalam menjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah) maupun hubungan dengan manusia (hablun minannaas).
“Alhamdulillah pada sore hari ini kita bisa bersama-sama hadir dalam majelis yang luar biasa. Dalam rangka memperingati Milad Ke-108 Aisyiyah, tentu kita berharap di usia 108 ini semakin meneguhkan keberadaan Aisyiyah di dalam bekiprah membina umat,” katanya.
Dia juga menyampaikan permohonan maaf dari Bapak Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal yang tidak bisa hadir karena ada hal lain yang tidak bisa ditinggalkan. Padahal sudah mengagendakan jauh-jauh hari untuk datang.
“Mohon maaf saya baru tadi malam jam 09.00 diperintahkan oleh Pak Menteri untuk mewakili. Beliau menitipkan salam hormat untuk seluruh Pimpinan dan anggota Aisyiyah serta hadirin. Mudah-mudahan ketidakadiran beliau tidak mengurangi kekhidmatan pada acara Milad yang Ke-108 ini,” ungkapnya.
Sugito menambahkan, menurut laporan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal juga akan melakukan penandatanganan MoU dengan Aisyiyah. “Inilah salah satu komitmen kita untuk bersama-sama membangun Indonesia,” ungkapnya.
Program Aisyiyah Sejalan dengan Asta Cita
Selain itu dia menegaskan, bahwa peran dan fungsi Kementerian Desa juga sejalan dengan apa yang menjadi tema Milad Ke-108 Aisyiyah ini, yakni Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qaryah Thayibah menuju Ketahanan Nasional.
“Tema ini sangat sejalan dengan apa yang menjadi program bapak Presiden. Beliau menyatakan bahwa masalah pangan adalah masalah kedaulatan, masalah pangan adalah masalah kemerdekaan, masalah pangan adalah masalah survival,” tandasnya.
Sugito memaparkan, sebagai sebuah bangsa jika ingin menjadi negara maju maka pangan harus aman dulu. “Nah ini tentunya menjadi satu renungan bagi kita bersama pada momentum yang berbahagia ini. Sebagaimana juga yang sering disampaikan Bapak Presiden dalam Asta Cita-nya bahwa membangun Indonesia dari desa dan dari bawah. Hal ini dalam rangka pemerataan pembangunan dan pemberantasan kemiskinan,” jelasnya.
Menurutnya, keberadaan Aisyiyah menjadi bagian dari pilar bangsa yang Insya Allah bisa memperkuat dan bersinergi di dalam membangun negeri. “Apalagi sampai pada ranting-ranting yang ada di desa kita memiliki 75.000 desa, dan kelurahan hampir 80.000. Mereka telah menyampaikan akan membentuk Koperasi di 80.000 desa dan kelurahan. Saya yakin, Aisyiyah juga ada di seluruh pelosok negeri ini. Oleh karena itu mari kita bersinergi di dalam membangun desa,” ajaknya.
Dia menyatakan, sejak tahun 2015 kurang lebih ada 600 triliun dana desa paling tidak yang sudah diluncurkan ke desa sampai hari ini. “Di mana salah satu kebijakannya adalah 20 persen untuk ketahanan pangan. Saya pikir ini sangat-sangat linier dan apa yang menjadi tema kita pada hari ini,” katanya lagi.
Oleh karena itu, menurutnya, sinergi antara berbagai elemen di Aisyiyah sebagai salah satu lembaga keagamaan memiliki peran yang penting dalam rangka mendorong berbagai percepatan.
“Tentunya upaya bagaimana agar masyarakat atau umat ini bisa sejahtera. Sehingga dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, maka Aisyah jangan ditinggalkan. Bahwa Aisyiyah adalah bagian dari pilar yang ingin membangun desa,” pungkasnya. (#)
Jurnalis Nely Izzatul Penyunting Mohammad Nurfatoni