Feature

Marak Pinjol, Guru dan Karyawan PCM Wonokromo Diberikan Pelatihan

76
×

Marak Pinjol, Guru dan Karyawan PCM Wonokromo Diberikan Pelatihan

Sebarkan artikel ini
Pendiri PT SNF Consulting Iman Supriyono M.M., (tengah) saat menyampaikan materi dalam kegiatan Pelatihan AUM Wonokromo (Tagar.co/Habib Amrullah)
Pendiri PT SNF Consulting Iman Supriyono M.M., (tengah) saat menyampaikan materi dalam kegiatan Pelatihan AUM Wonokromo (Tagar.co/Habib Amrullah)

PCM Wonokromo menyelenggarakan pelatihan bagi guru dan karyawan. Kegiatan ini dilakukan berangkat dari adanya fenomena warga Muhammadiyah yang pernah terjerat pinjaman online.

Tagar.co – Ratusan guru dan karyawan yang tergabung dalam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, tampak antusias mengikuti pelatihan Guru dan Karyawan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo, Sabtu (11/1/2025).

Tutup Banner untuk melanjutkan baca

Pelatihan yang menjadi agenda bulanan ini diselenggarakan oleh Majelis PNF Dikdasmen PCM Wonokromo. Acara dimoderatori oleh Nafi’udin S.H.I, guru SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Sementara pembacaan gema wahyu ilahi dilantunkan oleh Maulidah Rahma Inayah Ulya, siswi SD Muhammadiyah 6 Surabaya.

Selepas pembacaan ayat suci Al-Qur’an, kegiatan berlanjut dengan penyampaian sambutan oleh Ketua Dikdasmen PCM Wonokromo, Dr. Arfan Fahmi, setelah itu disusul oleh Ketua PCM Wonokromo, Ir Lukman.

Dalam sambutannya, Fahmi menyampaikan, jika kita mampu mensyukuri nikmat pemberian Allah, maka seharusnya kita bisa me-manage berbagai hal. “Karena pada prinsipnya, kita harus bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan keluarga,” katanya.

Sementara itu, Lukman menambahkan, kegiatan kali ini dilakukan berangkat dari adanya fenomena yang terjadinya. “Bahwa ada saudara kami warga Muhammadiyah yang pernah mengalami pengalaman pahit dengan hutang di pinjaman online (pinjol),” ujarnya.

Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber yakni Ir Iman Supriyono M.M., pendiri PT SNF Consulting. Dia membawakan materi “Sukses Mengelola Keuangan Keluarga di Tengah Maraknya Korban Pinjaman Online”.

Iman Supriyono mengawali materi dengan menyampaikan perihal sejarah dibangunnya Candi Borobudor. Bahwa di balik pembangunan Borobudur itu ada hal-hal yang tidak diceritakan, yakni biaya pembangunan candi, sumber dari APBN, investasi, dan lain-lain.

“Setiap pekerja adalah adalah investor. Maksudnya orang yang bekerja memiliki peluang yang sama untuk berinvestasi agar tidak sampai jatuh pada pinjaman online,” katanya.

Pendapatan Harus Diinvestasikan

Dia memberikan contoh, salah satu rekannya semasa sekolah dulu, namanya Wagimin yang bekerja sebagai seorang tentara. Namun berhasil menginvestasikan sebagian pendapatannya untuk dibelikan sapi sebagai ternak di rumahnya.

Iman memberikan contoh tersebut sebagai analogi jika pendapatan yang diperoleh seorang pekerja, selayaknya ada yang diinvestasikan.

“Hal tersebut berjalan beriringan dengan prinsip yang berbunyi, bahwa besaran pengeluaran harus lebih sedikit dari pendapatan. Tentu saja hal tersebut harus menjadi prinsip yang dapat dijadikan sebagai landasan bagi seseorang dalam mengatur keuangan,” tandasnya.

Iman juga sedikit menyinggung salah satu buku terbitannya yang berjudul “Financial Spiritual Quotient”. Di sana terdapat kisah inspiratif temannya yang bernama Wagimin diulas secara komprehensif saat mulai sekolah hingga bekerja.

Setelah pemaparan materi, para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber. Alhasil, terjadi interaksi yang positif antara peserta dengan narasumber sebagai pemberi jawaban. (#)

Jurnalis Habib Amrullah Penyunting Nely Izzatul