Mahasiswa dan Dosen UM Surabaya Pengabdian Masyarakat di Pantai Tlangoh
Sebarkan artikel ini
Pengabdian masyarakat UM Surabaya: Pendampingan sertifikasi halal rengginang bikinan Munawwaroh. (Tagar.co/Syafa Tasya Kamila)
Mahasiswa dan dosen UM Surabaya melaksanakan tiga sesi pengabdian masyarakat di Pantai Tlangoh. Masyarakat sekitar merespon positif.
Tagar.co — Mahasiswa dan dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengadakan program pengabdian masyarakat di Pantai Tlangoh, Tanjung Bumi, Bangkalan.
Ada dua mahasiswa yang terlibat. Yakni Syafa Tasya Kamila dari Program Studi Manajemen Bisnis dan Muammar Qadafi dari Program Studi Kedokteran. Tim ini diketuai Dr. dr. Muhammad Annas, Sp.OG dengan pendamping Fauzie Senoaji, SE., M.SEI., CHRA.
Program ini terdiri dari tiga sesi sosialisasi. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan memanfaatkan potensi daerah secara berkelanjutan.
Pada sesi pertama (Senin, 12/8/2024) ada sosialisasi pariwisata halal oleh Sri Endah Nurhayati. Sejak pukul 09.15-16.30 WIB, sosialisasi bertempat di Pantai Tlangoh Bangkalan.
Ia memberi pemahaman kepada masyarakat dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) mengenai pentingnya menerapkan prinsip-prinsip pariwisata halal.
“Pantai Tlangoh memiliki keindahan alam yang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan di Bangkalan,” ujar Sri Endah Nurhayati.
Namun, lanjutnya, agar dapat menarik lebih banyak wisatawan, khususnya wisatawan Muslim, pengembangan konsep pariwisata halal menjadi sangat relevan.
Pariwisata Halal
Ketika menjelaskan konsep pariwisata halal, Sri menekankan penyediaan fasilitas yang sesuai dengan syariat Islam. Misal, menyediakan lemari sebagai tempat mukenah, sarung, serta sajadah.
Kemudian, terkait proses sertifikasi halal, Sri menjelaskan langkah-langkah untuk mendapatkan sertifikat halal bagi penawaran produk atau jasa di sekitar pantai.
Ia juga mengajak peserta mendiskusikan manfaat pariwisata halal. Yakni bagaimana peluang meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara dengan adanya jaminan halal.
“Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat harapannya mampu mengembangkan Pantai Tlangoh sebagai destinasi yang tidak hanya indah, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim,” imbuhnya.
Salah satu pengabdian masyarakat UM Surabaya: penyerahan Buku Panduan QRIS kepada salah satu UMKM di Pantai Tlangoh. (Tagar.co/Syafa Tasya Kamila)
Pelatihan Bayar Non Tunai
Selanjutnya, pada sesi kedua (Senin, 26/8/2024), di lokasi yang sama, ada pelatihan dan pembimbingan pembukuan dan pembayaran non tunai untuk UMKM. Fauzie Senoaji melatih sejak pukul 09.15-16.30 WIB.
Fokus utamanya pada penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang beroperasi di sekitar Pantai Tlangoh. Fauzie memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM terkait manajemen keuangan dan penggunaan teknologi digital untuk pembayaran.
Ia awalnya memberikan pelatihan tentang pembukuan sederhana. Seperti cara mencatat pemasukan dan pengeluaran dengan rapi untuk memudahkan pengelolaan usaha.
Kemudian, ia mengenalkan teknologi pembayaran non-tunai. Ada pengenalan dan praktik penggunaan platform pembayaran digital seperti QRIS, e-wallet, dan aplikasi perbankan.
Pihaknya juga mengajak kerja sama Pokdarwis. Mereka berdiskusi bagaimana kolaborasi antara UMKM dan Pokdarwis untuk mempromosikan produk lokal kepada wisatawan.
Dengan adanya pelatihan ini, Fauzie berharap, UMKM lokal mampu meningkatkan efisiensi operasional dan menjangkau pasar yang lebih luas melalui teknologi digital. Selain itu, kerja sama dengan Pokdarwis akan memperkuat ekosistem ekonomi lokal di sekitar Pantai Tlangoh.
Salah satu pengabdian masyarakat UM Surabaya: penyerahan aset berupa almari untuk penyimpan sarung dan mukena guna keperluan shalat. (Tagar.co/Syafa Tasya Kamila)
Pembimbingan Kesehatan Lingkungan
Adapun pada sesi ketiga, (Selasa, 17/9/2024), ada penyuluhan dan pembimbingan kesehatan lingkungan berbasis blue marine economy. Di tempat dan waktu yang sama, Rendra Sakbana Kusuma menjadi pemateri.
“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan, terutama dalam konteks ekosistem pesisir,” ungkapnya.
Dengan pendekatan berbasis ekonomi biru (blue marine economy), ia mengedukasi cara-cara menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Pada sesi inilah ia berkesempatan membahas pengelolaan sampah pesisir. Yakni metode sederhana untuk mengolah sampah plastik menjadi produk daur ulang yang bernilai ekonomi.
Rendra juga membahas bagaimana pemberdayaan sumber daya laut. Ia meyakini, pemanfaatan sumber daya laut bisa dilakukan secara bijak. “Seperti budidaya rumput laut dan pengolahan hasil laut menjadi produk olahan yang bernilai jual tinggi,” terangnya.
Berikutnya, ada pembahasan bagaimana peningkatan kesehatan lingkungan. Ada edukasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan pantai untuk mencegah penyakit dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi wisatawan.
“Melalui penyuluhan ini, masyarakat tidak hanya diajak untuk peduli terhadap lingkungan, tetapi juga dapat solusi praktis untuk mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dengan potensi ekonomi lokal,” jelasnya.
Dampak dan Harapan
Program kreativitas mahasiswa ini mendapatkan respons positif dari masyarakat setempat. Kata Syafa Tasya Kamila, salah satu mahasiswa yang bertugas, peserta merasa terbantu dalam memahami dan mengimplementasikan berbagai hal yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Khususnya, penerapan konsep pariwisata halal, kesehatan lingkungan, dan digitalisasi UMKM menjadi fondasi penting untuk pengembangan Pantai Tlangoh sebagai destinasi wisata yang berdaya saing,” imbuhnya.
Sebagai mahasiswa yang terlibat dalam program ini, ia mendapat pengalaman berharga dalam menerapkan ilmu pengetahuan mereka untuk menyelesaikan masalah nyata di masyarakat. Selain itu, kerja sama dengan Pokdarwis dan masyarakat setempat memperkuat semangat gotong royong dalam mencapai tujuan bersama.
Ke depannya, program-program serupa harapannya dapat ada secara berkelanjutan. “Dengan demikian, Pantai Tlangoh dan masyarakat di sekitarnya dapat berkembang menjadi kawasan yang tidak hanya indah secara alamiah tetapi juga unggul dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya,” tambah Tasya.
Hal ini sejalan dengan visi membangun masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. (#)