Rileks

Konco Saklawase: Reuni Smasa Angkatan 79 di Lereng Lawu

221
×

Konco Saklawase: Reuni Smasa Angkatan 79 di Lereng Lawu

Sebarkan artikel ini
Peserta

Reuni bukan cuma soal kumpul, tapi merayakan persahabatan seumur hidup. Di Tawangmangu, alumni SMAN 1 Surabaya Angkatan 1979 berbagi tawa, tantangan, dan kebahagiaan di usia 65 tahun.

Tagar.co — Di lereng sejuk Gunung Lawu, tepatnya di Hotel Indah Palace Tawangmangu, puluhan alumni SMA Negeri 1 Surabaya (Smasa) Angkatan 1979 berkumpul dalam acara Reuni 2025 Smasa Surabaya Angkatan ’79. Mereka tak hanya merayakan 46 tahun kebersamaan, tetapi juga meneguhkan makna reuni: merawat persahabatan, mengenang masa muda, dan berbagi kebahagiaan.

Dihadiri 70 orang dari berbagai penjuru Indonesia—mulai Kupang, Bekasi, Banjarmasin, Malang, Lampung, Jakarta, hingga Surabaya—reuni ini mempertemukan beragam profesi: profesor, dokter, apoteker, pengacara, musisi, hingga ibu rumah tangga.

Namun, semua status itu dilepas di pintu masuk; mereka lebur jadi satu, kembali menjadi remaja tanggung yang dulu berjuang bersama, termasuk saat terlibat demonstrasi menentang pengekangan kebebasan berpendapat era Orde Baru.

Menuju Tawangmangu: Perjalanan dan Biaya

Perjalanan dari Surabaya menuju Tawangmangu, Karanganyar, ditempuh sejauh 221 km dengan bus pariwisata Jetbus 3+, melewati tol Surabaya–Karanganyar selama sekitar 4 jam. Total biaya tol untuk bus besar (Golongan I) mencapai Rp 285.000, dengan rincian Surabaya–Mojokerto Rp 39.000, Mojokerto–Kertosono Rp 96.500, Kertosono–Ngawi Rp 75.000, dan Ngawi–Karanganyar Rp 75.000.

Baca Juga:  Berkurban, Berbagi, dan Menjadi Cahaya bagi Sesama

Di Tawangmangu, peserta menikmati penginapan di villa dan hotel dengan tarif sewa bervariasi, antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per hari, sesuai fasilitas. Biaya patungan reuni dipatok Rp 250.000 per orang, ditambah dukungan donatur alumni untuk menyukseskan acara.

Bahagia Bersama di Usia Tua

Ketua Panitia dr. Gatot Gunawan SpAn, Direktur RS Pare, menegaskan, “Reuni ini bukan sekadar kumpul, tapi cara kami merawat jiwa dan persahabatan.”

Kegiatan dirancang meriah: laporan pertanggungjawaban alumni (termasuk program wakaf lima sumur bor untuk masyarakat Lamongan dan Tuban), pemilihan ketua baru (terpilih Rendi 3P2 untuk periode 2025–2027), fun games, senam pagi, pembuatan konten video berseragam SMA, lomba pakaian adat, menyanyi, menari, hingga pembagian doorprize: mulai lemari es, mesin cuci, TV, kompor, hingga uang tunai.

Persiapan off road

Off-Road: Tantangan dan Makna Kehidupan

Salah satu momen yang paling mendebarkan adalah off-road. Dengan 14 mobil Jeep berpenumpang empat orang plus sopir, mereka menjajal tanjakan curam, jalan berbatu, sungai berbatu, hingga bukit pinus yang sejuk.

Baca Juga:  Kartini-Kartini 2025

Off-road ini mengajarkan kita bahwa hidup tidak selalu semulus jalan tol,” kata salah satu peserta. “Kadang kita perlu keberanian, keteguhan, dan adrenalin untuk melewati tantangan.”

Warna-warni Baju Adat

Tak kalah seru, lomba baju adat menyulap ruangan jadi festival mini Nusantara. Para peserta dengan bangga mengenakan busana dari daerah asal atau domisili mereka.

Juara 1 diraih oleh baju adat Banjar, disusul Solo, Betawi, dan Madura. Sementara aroma kuliner lokal seperti garang asem, sate kelinci, tongseng, bakso, hingga wedang jahe menghangatkan perut dan hati.

Para juara pakaian adat

Menjaga Semangat, Menjaga Imun

Reuni ini bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga soal kesehatan. Berkumpul, bercerita, tertawa bersama memacu hormon endorfin, serotonin, dopamin, dan oksitosin — kombinasi yang diyakini membantu menjaga daya tahan tubuh.

“Hidup sehat itu bukan cuma olahraga dan makan sehat, tapi juga bahagia,” ungkap dr. Mohamad Isa, ketua alumni, yang juga penulis catatan reuni ini.

Almamater: Konco Saklawase

Dalam penutupnya, para alumni sepakat satu hal: almamater adalah ibu yang melahirkan mereka, tempat mereka ditempa menjadi siapa mereka hari ini.

Baca Juga:  Catatan Perjalanan ke Negeri Paman Trump: Ketatnya Imigrasi, Pesona San Francisco, dan Ironi di Baliknya

Dan persahabatan mereka? Tak ada istilah mantan teman — hanya konco saklawase, teman selamanya. (#)

Jurnalis Mohamad Isa Penyunting Mohammad Nurfatoni