Feature

Kalbu Ramadan SD Mukrida: Saat Anak Asuh Menjadi Inspirasi

193
×

Kalbu Ramadan SD Mukrida: Saat Anak Asuh Menjadi Inspirasi

Sebarkan artikel ini
Sambutan Ketua Gerakan Komite Orang Tua Asuh (GK-OTA) Dian Febri Astuti, SE pada kegiatan Kajian Menjelang Berbuka (Kalbu) dan Santunan Anak Yatim di SD Muhammadiyah 2 Krian. (Tagar.co/Ahmad Fikri Rosyid)

Dalam rintik hujan Ramadan, SD Mukrida menggelar kajian dan santunan Gerakan Komite Orang Tua Asuh. Penuh haru, kisah anak asuh dan orang tua menyatu dalam hangatnya kepedulian dan kebersamaan.

Tagar.co Rintik hujan yang jatuh perlahan di sore hari itu tidak mengurangi semangat dan kekhidmatan para hadirin yang berkumpul di Gedung Ki Bagus Hadikusumo, komplek SD Muhammadiyah 2 Krian (SD Mukrida), Sidoarjo, Jawa Timur. Rabu, 19 Maret 2025, menjadi momen yang tak biasa bagi mereka yang hadir dalam kegiatan bertajuk Kajian Menjelang Berbuka (Kalbu) dan Santunan Anak Asuh GK-OTA.

Dengan mengusung tema “Menyemai Benih Kebaikan melalui Pendidikan: Ramadan yang Menginspirasi”, acara ini mempertemukan 73 peserta yang terdiri dari pengurus Komite dan Gerakan Komite Orang Tua Asuh (GK-OTA), orang tua dan anak asuh, paguyuban SD Mukrida, serta guru dan karyawan sekolah. Mereka berkumpul bukan sekadar untuk berbagi, tetapi untuk merayakan kebersamaan dalam semangat Ramadan.

Kegiatan dibuka dengan pembacaan kalamullah oleh Ustazah Shellyn Roudhotul Apriana, S.Pd, disusul penampilan siswa-siswi SD Mukrida. Suara lantang dan percaya diri mereka melantunkan gerakan Asmaulhusna dan bacaan Surah Ar-Rahman dengan metode Tajdied, memukau para hadirin dan menambah kekhusyukan suasana.

Baca Juga:  Arum Ndalu Kembali Pimpin SD Muhammadiyah 1 Krian: Siap Cetak Generasi Unggul 2029

Baca juga: Ketika Cara Wudu dan Salat Guru SD Mukrida Disegarkan Kembali

Dian Febri Astuti, Ketua GK-OTA, dalam sambutannya menyampaikan pesan menyentuh bagi anak-anak asuh. “Jangan pernah menyerah dan jangan mudah putus asa. Semua yang kalian miliki hari ini adalah karena Allah. Keadaan kalian hari ini pun adalah karena Allah. Suatu saat nanti semuanya akan menjadi lebih baik—juga karena Allah,” ucapnya penuh haru.

Ia pun berharap kelak anak-anak asuh dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan turut memberi manfaat bagi sesama. “Mungkin sekarang Bu Dian yang duduk di sini, tapi suatu hari nanti, mungkin Mas Alexandro, Mbak Neurel, atau Mas Al Ghazal yang akan duduk di sini, membantu lebih banyak lagi,” tambahnya sambil tersenyum, menyebut beberapa nama siswa.

Salah satu momen paling mengharukan datang dari Johana Dewi Sinta, ibunda Dafa Maulana Putra Riyadi, siswa kelas 5 Al-Mutakabbir. Dengan suara bergetar, ia menceritakan kekhawatirannya saat kali pertama mengetahui bahwa anaknya menerima bantuan pendidikan dari GK-OTA.

Baca Juga:  Upacara di SD Mukrida, Momen Motivasi dan Apresiasi bagi Siswa

“Saya sempat khawatir melepaskan anak saya ke sekolah. Takut ia akan di-bully karena statusnya sebagai anak asuh. Tapi ternyata ketakutan saya tidak terbukti. Setiap hari dia pulang sekolah dengan wajah ceria, bercerita tentang serunya belajar dan bermain di sekolah,” tuturnya, penuh rasa syukur.

Sebagai penutup, kajian disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krian, Sulton Dedi Wijaya, M.Pd., dengan tema tentang pentingnya bersyukur dan bersabar di bulan Ramadan. Dalam waktu 30 menit, ia mengajak hadirin untuk merenungi nikmat dan ujian sebagai bentuk kasih sayang Allah yang patut disyukuri.

Rangkaian acara ditutup dengan pemberian bingkisan kepada anak-anak asuh, sesi foto bersama, dan doa penutup yang dipimpin oleh Amam Fahrur, S.H., M.Pd., guru Ismuba SD Mukrida.

Sore itu, hujan mungkin membasahi tanah, namun semangat dan kehangatan yang terjalin dalam kegiatan ini justru menyiram hati. Ramadhan kembali mengajarkan bahwa ibadah tak hanya terpatri dalam sujud dan doa, tetapi juga dalam kepedulian, berbagi, dan membangun sinergi antara sekolah, orang tua, dan komunitas. (#)

Baca Juga:  Hangatnya Syawalan SD Mukrida: Dongeng Seru, Salam Lebaran, dan Kue Bersama

Jurnalis Ismaliya Indah Sulityani Penyunting Mohammad Nurfatoni