Feature

Ibu-Ibu Aisyiyah Paciran Senam Pakai Jarik

180
×

Ibu-Ibu Aisyiyah Paciran Senam Pakai Jarik

Sebarkan artikel ini
Ibu-Ibu Aisyiyah Paciran senam sambil berseragam nasional Aisyiyah. Mereka kompak pakai jarik cokelat dan baju kurungan Melayu hijau, plus kerudung kuning cerah. Ini bikin wajah mereka sumringah.
Peserta memperagakan Senam Aisyiyah Bahagia pada pertemuan triwulan PCA Paciran. (Tagar.co/Istimewa)

Ibu-Ibu Aisyiyah Paciran senam sambil berseragam nasional Aisyiyah. Mereka kompak pakai jarik cokelat dan baju kurungan Melayu hijau, plus kerudung kuning cerah. Ini bikin wajah mereka sumringah.

Tagar.co – Triwulan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Paciran kembali terwujud. Kali ini berkat kolaborasi Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) dengan Majelis Kesehatan.

Para kader Aisyiyah berkumpul di ruang GOR milik PRM Sidokumpul, Jumat (10/1/2025). Tuan rumahnya Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sidokumpul, Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

Suasana sangat gayeng. Usai menyimak materi, 110 ibu-ibu yang berasal dari 19 ranting se-Cabang Paciran itu enggan beranjak dari tempat duduknya. Walau sebenarnya di sana sangat gerah.

Hempasan angin laut Pantura tak mengurangi kegerahan. Panas di tengah musim hujan memang terasa sangat menyengat, melebihi panasnya musim kemarau.

Para lansia ini pun senam bersama di ujung pertemuan mereka. Bukan senam biasa, mereka menamainya dengan Senam Aisyiyah Bahagia.

Semua peserta tampak antusias. Mereka ikuti gerakan instruktur yang aktif di LBSO PCA Paciran, Lilik Inawati dan Enisvatin.

Baca Juga:  Kepala Smamio Dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Dedikatif Tingkat Nasional 

Gerakan kaki dan tangan mendominasi senam pagi itu. Kemudian ada olah pernapasan khas gerakan senam lansia. Mereka kian semangat dengan iringan musik yang tidak terlalu menghentak, tetapi cukup bikin keringat bercucuran.

Menariknya, Ibu-Ibu ini senam sambil berseragam nasional Aisyiyah. Pakai jarik cokelat dan baju kurungan Melayu hijau, plus kerudung kuning cerah, membuat wajah ibu-ibu Aisyiyah tetap sumringah.

Di samping itu, aura kebahagiaan tetap terpancar. “Benar saja, judul senam itu adalah Senam Aisyiyah Bahagia,” celetuk Sri Asian, salah satu peserta.

Dwi Fitria Aini bersama peserta seminar di GOR PRM Sidokumpul, Paciran, Lamongan. (Tagar.co/Istimewa)

Kesehatan Mental Penting

Menurut penuturan Ketua PCA Paciran Dra. Umu Hanik, kegiatan bertema “Pentingnya Kesehatan Mental dan Cara Mengelola Stres serta Emosi di Usia Emas” ini sudah teragendakan di awal tahun 2025.

“Kemudian kita mencari pemateri yang sesuai dengan tema, yaitu Dwi Fitria Aini, S.Psi,” ungkapnya.

Dwi seorang founder sekaligus direktur Logika Kids. Ia berkantor di Desa Payaman, Solokuro, Lamongan. Koordinator LSBO Dra. Hariati dan Ketua Majelis Kesehatan Zuhratun, S.Ag mengamininya.

Baca Juga:  Menyulam Harapan di Atas Data: Perjuangan Siswa Smamdela Menuju SNBP 2025

Menurut Dwi, begitu nama panggilannya, lansia tidak boleh terlalu banyak beban pikiran. “Agar tidak mudah sakit,” ujarnya pada sesi seminar kesehatan.

Lantas, bagaimana cara Mengelola emosi di usia emas? Pertama, Dwi mengajarkan peserta untuk mengenali dan menerima emosi. Baik sedih, gembira, dan kecewa. “Karena emosi bagian alami dari kehidupan,” ujarnya.

Kedua, Dwi menyarankan kader Aisyiyah Paciran fokus pada hal-hal positif. “Seperti belajar bersyukur dan menyalurkan hobi yang baik,” ungkapnya.

Ketiga, mencari dukungan sosial seperti ikut acara pengajian di Aisyiyah. Kemudian, Konselor Ponpes Al-Ishlah Sendangagung ini menyarankan, “Di usia senja, perbanyak stretching lansia agar fleksibilitas tubuh terjaga. Nantinya akan mengurangi ketegangan dan menghilangkan stres.”

Kemudian, dia memotivasi kepada kader Aisyiyah Paciran yang hadir. “Setiap individu di usia emas berhak menjalani kehidupan penuh makna, kebahagiaan, dan kedamaian,” tegasnya.

Ia juga menekankan, kesehatan mental adalah aset penting di usia emas. Menurutnya, ini harus mereka rawat dengan kesadaran yang berkelanjutan. (#)

Jurnalis Sri Asian Penyunting Sayyidah Nuriyah