
Mahasiswa KKN-P 56 Umsida mengembangkan kreativitas siswa SD melalui teknik Ecoprint. Teknik membatik sederhana ini dipilih karena ramah lingkungan.
Selawe.com – Sebanyak 30 siswa SDN Gondang Mojokerto memadati Balai Desa Gondang, Jumat (08/02/2025). Di antaranya ada yang masih memakai seragam Pramuka. Ada pula yang sudah berganti baju bebas.
Bersama mereka, hadir 9 mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok KKN-P 56 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Tim ini mengupayakan program pengembangan pariwisata dan budaya lokal. Mereka menginisiasi membatik ramah lingkungan dengan teknik ecoprint.
Ketua Kelompok KKN-P 56 Umsida, Yudo Pawiro, menerangkan tujuannya. “Untuk meningkatkan pemahaman teknik membatik sederhana, ramah lingkungan, serta bebas dari penggunaan bahan kimia berbahaya,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, “Teknik ini tidak memerlukan bahan kimia sintetis, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan teknik pewarnaan tekstil konvensional.”
Pihaknya memilih teknik ecoprint karena memanfaatkan bahan alami. Seperti dedaunan dan bunga untuk menciptakan motif unik pada kain. Bahan alami lebih aman bagi lingkungan dan mudah dipraktikkan.
“Selain itu, teknik ini juga dapat menjadi alternatif kreatif bagi masyarakat yang ingin mengembangkan keterampilan seni tekstil sekaligus berkontribusi dalam pelestarian lingkungan,” jelas Yudo.
Proses Ecoprint memanfaatkan pigmen alami dari tumbuhan yang menghasilkan pola khas dan tidak bisa terduplikasi secara identik.
“Umsida memilih ecoprint sebagai sarana pembelajaran kepada siswa SD kelas 4 dan 5 untuk mengenalkan bahwa tumbuhan di sekitar dapat menghasilkan nilai seni yang begitu autentik. Serta mengenalkan kepada mereka pewarna alami dari tumbuhan yang ada di sekitar mereka,” jelasnya.
Yudo mengatakan, timnya berharap, anak-anak generasi alpha yang sudah ketergantungan ponsel dapat mengeksplorasi dan mempraktikkan ilmu pengetahuan umum yang mungkin tidak mereka dapat dengan hanya bermain ponsel dan game online.

Potensi Wisata Budaya
Ketua Divisi Pariwisata KKN-P 56 Umsida Adistin Naidzira menerangkan, berdasarkan hasil observasi kelompoknya, Desa Gondang memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai wisata budaya berbasis batik. Keberadaan batik khas daerah tersebut yang terkenal dengan nama “Sekar Ndaru” mendukungnya.
Melihat peluang ini, kata Adistin, mahasiswa KKN-P 56 berinisiatif mengadakan pelatihan ecoprint kepada siswa SDN Gondang. Ini upaya mengenalkan teknik membatik ramah lingkungan sejak dini.
Dalam kegiatan ini, peserta mendapat pemahaman tentang konsep dasar Ecoprint, pemilihan bahan alami yang cocok untuk proses pewarnaan, serta langkah-langkah dalam mencetak motif pada kain.
“Dengan pendekatan ini, kami berharap dapat memberikan pengalaman menyenangkan sekaligus edukatif, yang tidak hanya mengenalkan mereka pada seni dan budaya, tetapi juga mendorong kreativitas mereka dalam menciptakan karya batik yang ramah lingkungan,” ujar Adistin.
Praktik Membatik
Para siswa tampak semangat mempraktikkan teknik ecoprint secara langsung. Mulai dari penyusunan daun pada kain hingga proses pounding atau pemukulan untuk menciptakan motif yang diinginkan.
Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan mahasiswa KKN-P 56 Umsida. Yakni sebagai bentuk kontribusi dalam pengembangan pariwisata da budaya berbasis edukasi.
Untuk menambah antusiasme peserta, mahasiswa KKN-P 56 juga mengadakan perlombaan hasil batik Ecoprint, sehingga mendorong kreativitas dan inovasi dalam menciptakan motif yang unik.
Kegiatan ini semakin istimewa dengan kehadiran Dosen Pembimbing Lapangan KKN-P 56 Enik Setiyawati. Ia hadir sebagai tamu undangan sekaligus juri dalam penentuan kelompok dengan hasil ecoprint terbaik.
“Dengan adanya kegiatan ini kami harapkan peserta semakin termotivasi untuk terus mengembangkan kreativitas melalui membatik menggunakan bahan ramah lingkungan serta meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya lokal,” terangnya.
“Teknik ecoprint bersifat sederhana, mudah, praktis, dan mudah anak-anak pelajari sehingga dapat mendukung pembelajaran inovatif” imbuhnya.

Dampak Positif
Berdasarkan hasil diskusi dengan timnya, Yudo menyimpulkan, penerapan teknik ecoprint untuk siswa SD memberikan banyak dampak positif dalam berbagai aspek. Baik dari segi edukasi, lingkungan, kreativitas, maupun sosial.
Dari sisi edukasi, kata Yudo, anak-anak dapat belajar mengenai konsep ramah lingkungan dan pemanfaatan bahan alami dalam proses pewarnaan kain.
“Dalam hal kreativitas, pelatihan ini membantu anak-anak mengekspresikan ide mereka melalui pola dan warna ecoprint yang unik,” jelas mahasiswa Umsida ini.
Dari aspek budaya, lanjutnya, pelatihan ecoprint menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal karena teknik ini merupakan bagian dari seni tekstil tradisional.
Secara keseluruhan, timnya menilai, penerapan teknik ecoprint memberikan manfaat yang luas bagi siswa SD. Selain memperkenalkan seni dan kreativitas, kegiatan ini juga membentuk kesadaran lingkungan, menanamkan nilai budaya, serta mengembangkan keterampilan sosial dan ekonomi yang bermanfaat bagi masa depan mereka.
Dengan adanya perlombaan dan pelatihan ini, harapannya peserta semakin termotivasi untuk terus mengembangkan keterampilan membatik ramah lingkungan serta meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya lokal.
Selain itu, kegiatan ini menjadi langkah awal bagi Desa Gondang untuk semakin terkenal sebagai destinasi wisata budaya yang mengedepankan konsep ramah lingkungan dan edukasi berbasis seni tekstil. (#)
Jurnalis Arisma Desy Riana Penyunting Sayyidah Nuriyah