Feature

Kuatkan Literasi Membaca, Spemdalas Dekatkan Siswa dengan Sastra

226
×

Kuatkan Literasi Membaca, Spemdalas Dekatkan Siswa dengan Sastra

Sebarkan artikel ini
Siswa Spemdalas
Siswa kelas VIII B Anira Roos Dhafina (depan) tengah menulis ulang cerpen berjudul Cahaya di Bukit Jamur (Tagar.co/Ichwan Arif)

No gadget week dalam pembelajaran literasi, siswa diajak kembali fitrah atau marwah terhadap baca tulis agar tidak selalu bergantung pada AI atau chat GPT atau sejenisnya yang dapat mengurangi minat siswa dalam membaca buku secara fisik.

Tagar.co – Setelah menikmati jam istirahat, siswa kelas VIII B Anira Roos Dhafina siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengikuti pembelajaran literasi membaca di kelas masing-masing, Jumat (10/1/2025)

Dia dan teman-teman dengan detal menyimak pengantar dari guru pengajar. Setelah beberapa saat, siswa langsung mengeluarkan cerpen dan buku yang bersampul motif batik dari tasnya.

Ya, Anira Roos Dhafina dan teman-temannya mendekatkan diri dengan karya sastra bergenre cerpen. Mata mereka pun mulai membaca baris demi baris kalimat yang tercetak di lembar kertas. Sejurus kemudian, penanya menari di atas kertas.

Wakil Kepala Spemdalas bidang Kurikulum Jamilah, M.Si. mengatakan kegiatan yang dilakukan siswa kelas VIII secara serentak ini  bertujuannya agar anak mulai terbiasa dalam membaca karya tulis fiksi dan membiasakan kembali  menulis dengan tangan yang selama ini banyak digantikan dengan menggunakan gadget.

Baca Juga:  Raih Predikat Sekolah Muhammadiyah Unggul, Spemdalas makin Terpacu Berinovasi

“Jadi  ini adalah upaya lanjutan dari no gadget week yang sudah kita laksanakan pekan ini,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Koordinator literasi Haifa Marta, S.Pd. Dia menjelaskan tujuan dan target literasi kelas VIII menulis ulang cerpen untuk nenumbuhkan kembali minat siswa terkait membaca dan menulis cerita dan sastra.

“Siswa lebih mendekatkan siswa pada karya kesusastraan seperti cerpen, novel, puisi dan karya sastra lainnya,” katanya.

Dia menuturkan, kegiatan ini sebagai bentuk upaya mengambalikan fitrah atau marwah siswa terhadap baca tulis agar tidak selalu bergantung pada AI atau chat GPT atau sejenisnya yang terkadang dapat mengurangi minat siswa dalam membaca buku secara fisik.

Dalam kesempatan yang sama, siswa kelas VIII B Anira Roos Dhafina tengah serius membaca biografi penulis cerpen Cahaya di Bukit Jamur dalam buku antologi cerpen Lomba Menulis Cerita (LMC) tahun 2014.

“Ternyata cerpen ini karya siswa Spemdalas yang pernah meraih prestasi di ajang LMC tahun 2014. Namanya Nadya Mazayu Nur Sabrina. Cerpennya bagus,” ujarnya.

Baca Juga:  Literasi, Fondasi Membangun Peradaban Baru tanpa Kekerasan

Setelah membaca biografi, lanjutnya, ternyata penulis ini adalah anak guru Spemdalas. “Iya, anaknya Pak Arif sendiri,” ucapnya sambil tersenyum.

Dia mengaku jarang membaca karya sastra. Dengan membaca di pelajaran literasi ini memiliki pengalaman dalam membaca karya sastra sekaligus menulis ulang.

“Dengan menulis ulang ini adalah salah satu cara bagaimana saya memahami isi dan lebih penting lagi adalah ingin belajar bagaimana menulis cerita dengan baik dan bagus,” katanya. (#)

Penulis Ichwan Arif. Penyunting Mohammad Nurfatoni.