Feature

Kisah Rumah Dimakan Rayap Dibedah Lazismu Bawean

716
×

Kisah Rumah Dimakan Rayap Dibedah Lazismu Bawean

Sebarkan artikel ini
Ketua PCM Sangkapura, Hairuddin, S.Pd, M.Pd saat membantu kerja bakti bedah rumah. (Tagar.co/Istimewa)

Kisah di balik bedah rumah ini begitu menyentuh, tentang perjuangan sebuah keluarga di tengah keterbatasan ekonomi, dan semangat seorang anak untuk terus berprestasi.

Tagar.co – Di tengah rintik gerimis yang menyelimuti Pulau Bawean, semangat gotong-royong tampak membara di Dusun Songai Topo, Desa Sungai Teluk, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Beberapa warga bahu-membahu bersama tukang, merenovasi sebuah rumah sederhana. Bukan sekadar perbaikan biasa, kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian dari Kantor Layanan Lazismu (KLL) Bawean dan Pemerintah Desa Sungai Teluk melalui program “Bedah Rumah” atau Hunian Baru Masyarakat (Harum).

Kisah di balik bedah rumah ini begitu menyentuh, tentang perjuangan sebuah keluarga di tengah keterbatasan ekonomi, dan semangat seorang anak untuk terus berprestasi.

Ketua Kantor Layanan Lazismu Bawean, Kemas Saiful Rizal, S.E, M.M. saat kali pertama berkunjung ke rumah yang akan dibedah. Bertemu kedua putri Mohammad Syafi’e. (Tagar.co/Istimewa)

Rumah Siswa Berprestasi

Rumah yang direnovasi ini milik Mohammad Syafie’e (40), seorang nelayan, dan Kamilia (36). Mereka dikaruniai dua putri, Syafira Karmila Aini (10) dan Aisatul Farisya (5).

Syafira, yang akrab disapa Fira, merupakan siswi kelas IV SD Muhammadiyah Satu Bawean yang berprestasi. Di tengah kondisi rumah yang memprihatinkan, Fira tetap gigih belajar dan berhasil meraih nilai tertinggi kedua di kelasnya.

Baca Juga:  10 Sekolah Penghimpun Donasi Filantropis Cilik Terbaik 2024 Dapat Penghargaan

Kondisi rumah keluarga Syafie’e memang sudah lama memprihatinkan. Atap yang bocor parah selama kurang lebih dua tahun menjadi masalah utama.

“Sebenarnya atap rumah yang bocor ini sudah kurang lebih dua tahun. Saya telah mengajukan bantuan untuk perbaikan ke Pemerintahan Desa Sungai Teluk. Saya menyetorkan kartu keluarga dan lainnya. Tapi, hingga saat ini belum terealisasi,” ungkap Syafie’e dengan nada prihatin.

Baca juga: Bantuan Bakti Guru Lazismu Mengalir ke Pelosok Pulau Bawean

Kondisi atap yang lapuk dimakan rayap, karena rumah tersebut berdiri di atas tanah liat, semakin diperparah oleh cuaca. Air hujan deras seringkali masuk melalui celah-celah atap yang menganga, memaksa keluarga Syafie’e mengungsi ke rumah tetangga saat hujan tiba.

“Air hujan mengalir sangat deras melalui cela-cela pojok atap rumah yang menganga. Ini sangat perlu sekali direnovasi atau dibedah. Sebab kondisinya sangat membahayakan bagi penghuni rumah,” ujar Kemas Saiful Rizal, S.E., M.M., Ketua Lazismu Bawean, yang beberapa kali meninjau langsung kondisi rumah.

Suatu kejadian yang hampir mencelakai Fira dan adiknya semakin membulatkan tekad untuk segera melakukan perbaikan.

Baca Juga:  Lazismu Gresik Catat Kinerja Gemilang: Himpun Ziska Rp 12,9 Miliar, Tumbuh 68 Persen 

“Pernah suatu ketika kedua anak saya kaget karena selongsong kayu penyangga atap rumah tiba-tiba jatuh pas didepan Fira dan Farisya. Ketika itu keduanya sedang asyik bermain di ruang tamu,” cerita Syafie’e. Beruntung, kayu tersebut tidak menimpa kedua anaknya.

Melihat kondisi tersebut, Lazismu Bawean bergerak cepat menggandeng Pemerintah Desa Sungai Teluk untuk menggalang donasi. Dalam waktu kurang dari sepekan, dana sebesar Rp. 10.000.000 berhasil terkumpul. Bantuan ini disambut dengan sukacita oleh keluarga Syafie’e.

Proses bedah rumah pun dimulai. Dua tukang berpengalaman dan beberapa tetangga turut membantu, bekerja gotong royong di tengah cuaca gerimis. Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sangkapura, Hairuddin, S.Pd, M.Pd., juga turut hadir dan membantu proses renovasi.

“Sudah selayaknya atap rumah ini direnovasi untuk keselamatan penghuninya. Melihat kayu penyangga rumah yang sudah tidak berisi dan tinggal kulit luarnya. Bisa dibilang lapuk,” ujarnya.

Syafie’e menceritakan bahwa ia berprofesi sebagai nelayan, melaut bersama saudaranya. Ikan yang didapat, seperti ekor kuning dan tuna putih, dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Kalau istri saya biasa ngantar-jemput kedua anak sekolah. Jam 10.00 WIB biasanya kerja bantu orang bersih-bersih rumah seperti nyapu, ngepel, dan nyetrika. Semua itu saya dan istri lakukan demi mencukupi ekonomi keluarga kecil kita,” tuturnya.

Baca Juga:  Lazismu Gresik Panen Prestasi, Borong 5 Penghargaan!
Ketua KLL menyerahkan bantuan paket Bakti Guru dan Orang Tua Asuh untuk Kamilia di depan rumah yang akan dibedah (Tagar.co/Istimewa)

Di tengah keterbatasan ekonomi, Fira membuktikan bahwa semangat belajar tidak boleh padam. Ibunya, Kamilia, menunjukkan buku rapor Fira yang membanggakan. Prestasi Fira ini menjadi motivasi tersendiri bagi keluarga.

“Dengan adanya bantuan bedah rumah, atap rumah kembali tidak bocor seperti semula. Membuat saya dan anak-anak kembali tinggal di rumah dengan nyaman. Tidak menginap di rumah tetangga dan merepotkan lagi. Bisa jadi Fira dan adiknya termotivasi lebih giat lagi belajarnya. Karena sudah bisa belajar di rumah sendiri dengan tenang,” harap Kamilia.

Kisah Fira dan keluarganya ini menjadi bukti bahwa kepedulian dan gotong royong dapat memberikan dampak yang besar. Bedah rumah ini bukan hanya memperbaiki atap yang bocor, tetapi juga memberikan harapan baru dan semangat bagi sebuah keluarga untuk terus berjuang dan berprestasi.

Untuk membantu masyarakat yang lemah ekonominya lewat program-program KLL Bawean bisa menghubungi WhatsApp Kemas Saiful Rizal di nomor 085230099045 (#)

Jurnalis Sawaluddin Eka Saputra Penyunting Mohammad Nurfatoni