Khotbah Idulfitri: Saatnya Kembali ke Fitrah, Menjadi Pribadi Bertakwa Sejati
Sebarkan artikel ini
Aji Damanuri
Idulfitri bukan sekadar perayaan, tapi momentum penyucian diri. Khotbah ini mengajak kita kembali ke fitrah, meneguhkan iman, dan memperkuat takwa untuk menghadapi tantangan zaman.
Marilah kita awali khotbah Idulfitri di pagi yang cerah ini dengan memanjatkan puji syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Allah Swt, Tuhan Semesta Alam yang maha pengasih lagi maha penyayang, karena nikmat, hidayah dan taufik-Nya kita dapat menunaikan ibadah puasa sebulan lamanya dan ibadah Idulfitri di pagi hari ini dengan lindungannya.
Kita wajib bersyukur, bahwa sejak pagi ini kita telah ditetapkan oleh Allah Swt sebagai manusia yang suci, Allah telah mengembalikan kita semua kepada fitrah kita. Ibarat sepeda motor yang baru di-service, ibarat jalan rusak yang baru diaspal, ibarat rumah reot yang baru direnovasi sehingga kondisi kita kembali pada kesucian yang sebenarnya.
Sidang Idulfitri yang berbahagia
Sejak kemarin sore, hingga menjelang salat Idulfitri pada pagi hari ini, gema takbir, tahlil dan tahmid membahana memenuhi ruang angkasa dan masuk kedalam relung sanubari kita yang paling dalam. Dengan banyak membaca takbir, tahmid dan tahlil, marilah kita menundukkan jiwa dan raga kita, menginstropeksi diri kita masing-masing bahwa ternyata hanya Allahlah yang maha besar, maha kuasa atas segala sesuatu, sedangkan kita manusia hanyalah makhluk yang kecil, lemah dan penuh kekurangan. Sehingga hanya kepada Allahlah kita tunduk dan berserah diri.
Allahu Akbar 3x Lailahailallah wallahuakbar, Allahu Akbar walilahilkhamd
Kaum muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Sebulan lamanya kita digembleng oleh Allah dengan puasa ramadhan, raga kita diuji dengan rasa lapar dan dahaga, sedangkan jiwa kita dibersihkan dari segala nafsu keduniaan yang sering kali menjerumuskan kita kelembah kemaksiatan. Gemblengan ini dilakukan untuk mewujudkan tujuan puasa yaitu insan yangberiman dan bertaqwa.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)
Ayat ini mengandung dua makna penting, yaitu iman dan taqwa. Seorang muslim tidak cukup hanya mengaku beriman tetapi juga harus dibuktikan dengan taqwa, yaitu menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Puasa merupakan salah satu ujian bagi ketakwaan kita, yang lulus ujian akan mendapatkan kemenangan, sedangkan yang tidak lulus ujian akan mendapat kerugian. Allah memberikan kenikmatan dan jaminan bagi mereka yang senantiasa membersihkan hatinya, yaitu dijauhkan dari berbagai rasa cemas dan resah sepanjang hidupnya, serta senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.
Allah SWT telah menjanjikan hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman:
“Barang siapa bertaqwa dan berbuat baik , maka ia tidak akan merasa khawatir dan tidak akan susah.” (Al-A’raaf 35)
Dalam ayat lain disebutkan:
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Ketahuilah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah 194).
Kaum Muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Takwa merupakan derajat tertinggi yang dicapai umat Islam dalam ibadahnya. Karena saking tingginya derajat ini, maka Allah senantiasa memerintahkan kepada hamba-Nya agar selalu tekun beribadah, mulai dari menjalankan shalat, puasa, haji, zikir, tadarus Al-Qur’an, sedekah, mengkaji ilmu-ilmu, dan lain sebagainya. Dari pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut tujuan utamanya adalah agar menjadi orang yang bertakwa dan mendapat ridha dari Allah.
Kita yakin seyakin-yakinya, bahwa hanya orang yang bertakwalah yang akan diberi karunia kebahagiaan hidup, kemuliaan, keselamatan, disediakan surga dialam akhirat dan mendapatkan rida-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
“Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran 133)
Setelah puasa Ramadan berlalu, yang menjadi pertanyaan adalah: bagaimana kita mempertahankan keimanan dan ketakwaan ini? Akankah kita mampu mempertahankannya? Ataukah akan kita lupakan kebiasaan-kebiasaan baik di masa Ramadan yang lalu.
Pertanyaan-pertanyaan ini harus kita jawab sendiri dengan berbagai amal nyata dalam kehidupan kita. Allah telah menunjukkan prilaku dan mental orang yang bertakwa dalam al-Qur’an, diantaranya dalam surat Ali Imran: 134-136:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?”
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Ali Imran: 134-136).
Kaum Muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Dalam ayat ini Allah memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri orang yang bertawa, di antaranya adalah:
Menafkahkan sebagian hartanya, baik diwaktu lapang maupun sempit.
Bisa menahan marah dan mau memaafkan kesalahan orang lain.
Segera bertaubat (tobatan nasuha) ketika berbuat kesalahan dan tidak akan mengulanginya lagi.
Orang yang bertakwa selalu peduli dengan lingkungannya, mau memberikan sebagian rizkinya kepada sesama yang masih kekurangan. Perilaku takwa seperti ini akan memberikan landasan ekonomi yang kokoh bagi umat Islam.
Dan ini juga merupakan salah satu kelemahan umat Islam, yaitu kurang peduli terhadap sesama yang kurang mampu, sehingga memberikan peluang kepada agama lain untuk merebut hati dan keimanan mereka.
Di saat kita berkumpul merayakan Idulfitri di pagi hari ini, masih banyak saudara-saudara kita yang tidak mampu merayakannya, di saat kita memakai pakaian yang baru banyak saudara-saudara kita di kota-kota besar jangankan membeli pakaian, sedangkan untuk makan sehari-hari saja tidak mampu.
Oleh karena itu menafkahkan rezeki baik pada waktu luang ataupun sempit merupakan ciri orang yang bertaqwa, karena akan sangat membantu fakir miskin, anak-anak yatim, dan para duafa lainnya.
Zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah, merupakan sarana yang tepat untuk menunjukkan rasa ketaqwaan kita. Zakat merupakan salah satu amalan yang dapat mensucikan hati dan harta yang kita miliki. Maka berbahagialah mereka yang rajin membayar zakat.
Ciri selanjutnya adalah mampu menahan amarah dan mau memaafkan kesalahan orang lain. Sikap emosional, sering marah merupakan sifat bawaan manusia yang harus kita tundukkan dengan mengedepankan hati nurani dan mensikapi segala sesuatu secara bijaksana.
Sikap marah ini pada hakikatnya adalah nafsu yang tidak terbendung, nafsu untuk berkuasa, nafsu untuk memiliki sesuatu dengan serakah, nafsu untuk menyakiti orang lain dan lain sebagainya. Sifat marah justru akan menunjukkan kelemahan kita, sebagaimana sabda Rasulullah:
:Diriwayatkan dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah aaw bersabda: ‘Kekuatan itu tidak dibuktikan dengan kemenangan berkelahi. Tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika sedang marah.'” (H.R. Buhkari dan Muslim)
Kita hidup dan tumbuh dalam lingkungan yang beranekaragam prilaku, pikiran dan tujuan, tentunya banyak prilaku yang kita tidak sepaham dengan orang lain, bahkan terkadang menyakiti orang lain. Karena rasa marah yang tidak terbendung, sering kali kita melakukan kesalahan-kesalahan yang fatal, dan ini justru menunjukkan bahwa kita adalah orang yang lemah, bukan orang yang kuat.
Jalan terbaik bagi orang yang bersalah adalah segera instropeksi diri dan melakukan taubat (tobatan nasuha), taubat yang diiringi dengan amal baik dan meninggalkan perbuatan jelek yang pernah diperbuat. Idulfitri ini merupakan kesempatan yang baik untuk saling memaafkan kesalahan sesama, dengan selalu mengucapkan:
من العائدين والفائزين atau تقبل الله مناومنكم تقبل ياكريم
Semoga Allah menerima salat dan puasa kita. Semoga dosa-dosa kita sebagai sesama hamba Allah terhapuskan pada hari yang fitri ini, begitu pula dosa-dosa kita kepada Allah juga diampuni, dengan begitu kita dapat membuka lembaran baru yang lebih terang.
Kaum Muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Iman dan takwa yang kokoh harus dimiliki oleh umat Islam karena umat Islam sekarang ini hidup dan berkembang ditengah kondisi dunia yang tidak menguntungkan bagi negara-negara miskin dan berkembang khususnya umat Islam.
Islam oleh negara barat dicap sebagai agama yang mengajarkan terorisme, radikal dan membahayakan kehidupan dunia. Sehingga dengan alasan perdamaian Irak dibumihanguskan, dengan alsan terorisme saudara kita di Palestina dikekang kemerdekaannya, dengan dalih sparatisme saudara-saudara kita di Thailand dibunuh dan diperlakukan sebagaimana binatang.
Bangsa-bangsa yang mengaku sebagai penegak demokrasi justru menjadi diktator bagi komunitas Muslim minoritas di seluruh dunia. Situsi ini diperparah oleh kondisi umat Islam sendiri yang dari segi ekonomi rata-rata berada pada garis kemiskinan, dari segi politik kita bercerai-berai dan tidak mampu memperjuangkan kepentingan umat Islam, dari segi pendidikan kita juga masih terbelakang, dari segi social budaya juga masih belum berperadaban islami.
Sementara masyarakat kita mulai meninggalkan syariat islam sebagai satu-satunya jalan yang diridhai Allah Swt. Perilaku hidup yang individualistic, yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan keduniaan telah menjangkiti setiap manusia modern sekarang ini.
Sehingga seorang cendekiawan muslim terkenal Sayid Husain Nasr mengatakan masa ini sebagai: “The split of modern man, they are educate, successful, and rich but zero in their heart”. Ia mengatakan masa ini adalah masa nestapa bagi manusia moder, mereka terpelajar, berhasil dan kaya, tetapi hatinya kosong dari nilai-nilai keimanan.
Kaum Muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Tuduhan dan hinaan para musuh Islam ini tidak perlu disikapi secara emosional dengan melakukan tindakan-tindakan yang justru lebih mencoreng wajah Islam sendiri. Tetapi harus kita hadapi dengan langkah nyata untuk mengejar ketinggalan dan menutupi kekurangan.
Dengan memperbaiki kondisi ekonomi umat, dengan memajukan pendidikan yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berakhlak mulia, dengan menempatkan kepentingan dan sikap politik yang berpihak pada kepentingan Islam dan masyarakat, dengan memperbaiki budaya malas, korupsi, kolusi dan nepotisme.
Perilaku ini pernah dilakukan K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, ketika umat Islam dihina dan dilecehkan oleh para penjajah, beliau bangkit dengan tidak menggunakan senjata, tetapi dengan membuat pendidikan modern yang mampu bersaing dengan pendidikan Belanda.
Ketika banyak masyarakat yang menjadi antek belanda karena diberi kehidupan yang layak oleh Belanda, Ahmad Dahlan mendirikan panti asuhan, lembaga amil zakat dan koperasi sebagai basis ekonomi yang kuat, pada masa berikutnya mampu mendirikan ratusan rumah sakit dan universitas.
Usaha besar ini ternyata mampu menghasilkan tokoh-tokoh besar seperti Sukarno, Jenderal Soedirman, Buya Hamka, H.O.S. Cokroaminoto dan lain-lain. Mereka adalah tokoh-tokoh yang kemudian bersama seluruh rakyat mampu membebaskan diri dari penjajahan.
Kaum Muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Kita harus menyadari bahwa tantangan yang kita hadapi bukanlah tantangan yang ringan, tetapi dengan keimanan dan ketakwaan yang kokoh semua itu akan dapat kita atasi. Kecenderungan kita menuju Siratalmustakim seringkali dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu tantangan dari dalam diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat.
Sehingga sering kali kehidupan yang baik di dunia tidak kita capai, sementara kehidupan diakhirat kelak juga meragukan, apakah kita akan mendapat syurga atau justru jatuh ke neraka.
Kaum Muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Allah SWT telah memberikan pedoman kepada kita, yaitu al Qur’an dan al Sunnah sebagai jaminan keselamatan, baik untuk kehidupan di dunia maupun diakhirat kelah. Sedangkan pengingkaran terhadapnya akan merupakan bencana dan kehancuran. Allah berfirman:
Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (Al-Isra’: 9-10).
Kaum Muslimin sidang Idulfitri Rahimakumullah
Ayat di atas secara jelas menunjukkan bahwa al-Qur’an membimbing manusia kejalan yang benar, jalan yang lurus, jalan yang akan menuntun hamba-hambanya pada kebahagiaan yang hakiki, yaitu kenikmatan akhirat.
Begitu pula sebaliknya orang-orang yang mengingkari petunjuk Allah akan diberikan azab yang pedih, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karena itu marilah kita kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunah, menjadikannya petunjuk dan pembimbing semua amal usaha kita.
Marilah sejak sedini mungkin anak-anak kita, kita kenalkan dengan Al-Qur’an, para pemuda dan orang tuapun juga tidak ada istilah terlambat dalam mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya. Semoga kita dapat membangun generasi qurani, yang beriman, bertaqwa, berpengetahuan luas, beramal shalikh, dan mau berjihad di jalan Allah. Sehingga umat Islam menjadi umat yang rahmatanlilalamin, pelindung bagi seluruh alam.
Allahu Akbar 3x Lailahailallah wallahuakbar, Allahu Akbar walilahilkhamd.
Kaum Muslimin sidang Idulfithri Rahimakumullah.
Marilah kita akhiri khotbah Idulfithri ini dengan bersimpuh sejenak, merendahkan hati dan nafsu kita, untuk memohon belas kasih Allah. Semoga bangsa yang selalu dirundung masalah dan bencana ini tetap diberi kekuatan dan jalan keluar, sehingga berimbas pada kehidupan kita. Sehingga kita bisa menjadi hamba-hamba Allah yang mau berjuang di jalan-Nya dan meraih nikmatnya takwa.
اللهم صل وسلم على هذاالنبى الكريم محمد وعلى آله وأصخابه أجمعين, اللهم اعزالإسلام و المسلمين وأهلك الكفرة و المبتدعة و المشركين وأعداءك أعداء الدين. اللهم إعفرللمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك شميع قريب مجيب الدعوات. اللهم أصلح لنا دينناالدى هوعصمة أمرنا, وأصلح لنا دنيانا التى فيهامعاشنا, وأصلح لناآخرتنا التى إليها معادنا, وجعل الحياة زلادة لنا فى كل خير وخعل الموت راحةلنا من كل شر. رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ. رَبَِّنَا هَبْلَنَا مِنَ الصَّالِحِينَ . رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة الحسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العالمين