
GCC 2025 pecah! Ratusan peserta dari jenjang SD, SMP, maupun SMA sukses menaklukkan medan ekstrem. Sebanyak 120 peserta mewujudkan satu misi: sampai ke puncak.
Tagar.co – Panjat tebing cuma buat atlet pro? Tentu tidak! Semangat anak-anak SD, SMP, dan SMA di Gempa Climbing Competition (GCC) 2025 sukses mematahkan stigma itu.
Sejak Sabtu (22/2/2025) pagi sampai habis isya, ratusan peserta se-Kabupaten Gresik unjuk nyali di Lapangan Climbing SMA Muhammadiyah 8 (Smamdela) Gresik. Tak cuma seru, momentum ini juga jadi ajang pembuktian, generasi muda siap naik lebih tinggi secara harfiah maupun mental.
Tepat pukul 07.00 pagi, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Gresik resmi membuka ajang tersebut. Total peserta 120 orang. Baik laki-laki maupun perempuan dari SD, SMP, hingga SMA.

Atmosfernya langsung panas meski matahari baru naik. Semua peserta datang bukan cuma buat menang, tapi juga buat menguji mental dan fisik mereka di jalur panjat yang penuh tantangan.
Ketua Panitia Fahri Zaidan mengungkapkan, ajang tahun ini sangat meriah dan seru. “Tahun ini antusias peserta luar biasa! Dari SD sampai SMA, semua semangat banget,” ungkapnya.
Di samping itu, kata Zaidan, “Kita pengin panjat tebing jadi olahraga yang dicintai anak muda. Nggak cuma buat atlet, tapi buat siapa aja yang suka tantangan!”

Bermental Baja
Yang bikin GCC 2025 spesial, semua peserta dapat tantangan setara, mulai dari pemula sampai atlet ahli. Ada momen di mana peserta SD bikin kagum dengan keberanian mereka menghadapi jalur panjat yang tinggi. Ada juga aksi comeback dramatis dari peserta SMA yang hampir jatuh, tapi tetap berhasil mencapai puncak.
Ketua Generasi Muda Pecinta Alam (Gempa), Abi Abdillah, menegaskan panjat tebing bukan cuma soal kekuatan fisik.
“Di sini kita belajar kalau gagal itu biasa, tapi yang luar biasa adalah mereka yang nggak takut mencoba lagi. Sama seperti hidup, kadang kita jatuh, tapi selalu ada kesempatan buat naik lagi,” ujarnya.
Setelah seharian penuh kompetisi intens, acara ditutup setelah isya’ dengan pengumuman juara. Nyatanya, kemenangan terbesar bukan cuma medali, melainkan pengalaman dan mental baja yang terasah sepanjang kompetisi.
“Ke depan, kita berharap event ini bisa lebih besar dan jadi wadah bagi anak muda buat berkembang di dunia panjat tebing. Dari Gresik, kita siap naik lebih tinggi!” tutup Abi dengan penuh optimisme. (#)
Jurnalis Liset Ayuni Penyunting Sayyidah Nuriyah