
Waktu dan tempat yang berkaitan dengan salat menjadi istimewa. Maka inilah kenapa bulan Rajab, Syakban, dan Ramadan disebut dalam doa.
Tagar.co – Doa jelang Ramadan menjadi bahasan pengajian PCM Lakarsantri di MI Muhammadiyah 28 Jln. Raya Bangkingan Surabaya, Ahad (16/2/2025).
Hadir sebagai pembicara Dr Imam Syaukani, Wakil Ketua Pimpinan daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya.
Membuka pengajian Imam Syaukani menyampaikan, ada doa jelang Ramadan yang populer beredar di masyarakat. Hadis ini salah satunya dimuat dalam kitab Musnad Ahmad.
حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ زَائِدَةَ بْنِ أَبِي الرُّقَادِ عَنْ زِيَادٍ النُّمَيْرِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar dari Za`idah bin Abu Ar Ruqad dari Ziyad An Numairi dari Anas bin Malik, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, maka berdoa Allahumma baarik lanaa fii rajab wa sya’ban wa barik lanaa ramadhan (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban, serta berkahi kami di bulan Ramadan). Lalu Nabi bersabda,”Malam Jumat adalah mulia dan harinya terang benderang.”
Doa jelang Ramadan sejenis ini ada redaksinya yang agak beda.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikan kami pada Ramadan.
”Hadis ini populer tapi dinilai daif karena dalam sanadnya ada perawi bernama Za`idah bin Abu Ar Ruqad yang orangnya pelupa,” tutur Ustaz Imam Syaukani. ”Namun hadis ini statusnya marfu’ yaitu sanadnya bersambung kepada Rasulullah.”
Dia menjelaskan, perawi pelupa itu masih lebih baik daripada perawi pembohong yang menjadikan hadis dinilai maudu’ atau palsu.
”Walaupun hadis ini daif masih bisa dipakai hujjah apalagi isinya berupa doa,” tuturnya.
Hadis daif, sambung dia, masih dimasukkan dalam kitab hadis. Tapi hadis maudu’ (palsu) tidak pernah dimasukkan dalam kitab hadis meskipun populer.
Contoh, kata dia, al-jannatu tahta aqdamil ummahat atau thalabul ilmi walau bi-shin walaupun populer tapi dicari dalam kitab hadis tidak bakal ditemukan.
Keistimewaan Tiga Bulan
Lantas Ustaz Syaukani menjelaskan, umat Islam harus memakai kalender hijriah sebab berkaitan dengan ibadah yang dilaksanakan di waktu-waktu bulan qamariah.
Kemudian dia mengupas keutamaan bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadan yang disebut dalam hadis doa jelang puasa Ramadan tadi.
Tiga bulan itu, kata dia, ada kaitannya dengan salat. Sesuatu yang berkaitan dengan salat maka baik waktu dan tempatnya akan menjadi istimewa.
”Bulan Rajab istimewa karena berkaitan dengan perintah salat lima waktu,” katanya sambil menyebut peristiwa Isra Mikraj.
Bulan Syakban menjadi istimewa, sambung dia, karena peristiwa perpindahan kiblat salat terjadi di bulan ini.
”Rasulullah di Madinah sedang salat di masjid menghadap utara berkiblat ke Masjidilaqsa. Ketika bangkit di rakaat kedua tiba-tiba malaikat Jibril datang memberitahukan supaya menghadap ke arah Masjidilharam,” cerita dia.
Maka Rasulullah langsung berbalik 180 derajat ke arah selatan seperti diperintah dalam surat Al-Baqarah: 144.
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ
Maka hadapkan wajahmu ke ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.
“Masjid ini ini kemudian terkenal sebagai Masjid Kiblatain atau masjid dua kiblat,” ceritanya.
Sementara bulan Ramadan menjadi istimewa karena di dalamnya ada salat qiyamul-ramadan selain puasa. Nama salat ini sesuai yang disebut dalam hadis. Sedangkan nama salat tarawih itu sebutan fikih. Sebab salat dilaksanakan dengan istirahat yang banyak tiap selesai salat. (#)
Penyunting Sugeng Purwanto