Telaah

Ukhuwah, antara Persaudaraan Sedarah dan Seakidah

×

Ukhuwah, antara Persaudaraan Sedarah dan Seakidah

Sebarkan artikel ini
Apa yang dimaksud dengan ukhuwah? Apa unsur terpenting dari ukhuwah? Bagaimana ukhuwah yang dicontohkan Allah dan telah dibuktikan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat?
Ukhuwah, antara persaudaraan sedarah dan seakidah (Ilustrasi freepik.com premium)

Ukhuwah, apa makna kata ini? Apa unsur terpenting dari ukhuwah? Bagaimana ukhuwah yang dicontohkan Allah dan telah dibuktikan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat? Apa beda persaudaraan sedarah dan seakidah?

Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Ukhuwah berarti persaudaraan. Kata ini tidak didapatkan dalam Al-Qur’an. Yang kita dapatkan adalah kata akhun yang berarti saudara (bentuk tunggal). Kata akhun digunakan Al-Qur’an tidak kurang dari 50 kali, beberapa di antaranya: Al-A’raf/7:111; Hud/11:50; Yusuf 12:63; dan lain-lain. 

Bentuk jamak dari akhun ada dua yaitu ikhwan dan ikhwah. Kata ikhwan digunakan untuk saudara seketurunan (Qaf/50:13) dan saudara tidak seketurunan—saudara karena faktor-faktor kesamaan lainnya (Al-Hijr/15:47). 

Sedangkan ikhwah digunakan sebanyak tujuh kali yaitu dalam surat An-Nisa’/4:11, 176; Yusuf/12; 5, 758, 100; dan Al-Hujurat/49:10. Semua penggunaan ikhwah untuk saudara seketurunan kecuali ayat ke-10 surat Al-Hujurat, yang bermakna saudara seakidah. 

Baca juga: Wahyu, Tak Hanya Diberikan pada para Nabi

Penggunaan kata akhun (atau bentuk jamaknya) mempunyai beberapa makna, di antaranya: 

a. Saudara seketurunan (sedarah), sebagaimana firman-Nya: “Diharamkan bagi kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan bapakmu, saudara-saudara perempuan ibumu (dan) anak-anak perempuan dari saudaramu …” (An-Nisa’/4;23). 

b. Saudara se-Tanah Air, sebagaimana firman-Nya: “Dan kepada kaum ‘Ad (kami utus) saudara mereka, Hud “(Al-A’raf/7:65). 

Baca Juga:  Para Rasul Ternyata Membawa Agama yang Sama, Islam

c. Saudara seakidah, sebagaimana firman-Nya: “Banwasannya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah di antara saudaramu dan bertakwalah agar kalian mendapat rahmat.” (Al-Hujurat/49:10). 

Persaudaraan yang Benar

Allah telah memberikan contoh bagaimana persaudaraan yang benar. Rasulullah Saw dan para sahabat pun telah memperlihatkannya. 

Ketika Nuh melihat putranya tidak masuk ke dalam bahtera yang dibuatnya, Nuh berseru kepada Allah: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkaulah yang benar dan Engkaulah hakim yang seadil-adilnya.” Allah menjawab, “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya bukan perbuatan yang saleh …” (Hud/11:45-46). 

Perang Uhud diawali oleh perang tanding antara Ali bin Abi Thalib dan Thalhah bin Abu Thalhah. Keduanya se-Tanah Air (Makkah), tapi Ali mewakili orang beriman sementara Thalhah mewakili orang kafir Quraisy. 

Baca jugaAntara Ikhtiar dan Takdir 

Ketika Rasulullah Saw telah hijrah ke Madinah, beliau mempersaudarakan Ansar (penduduk asli Madinah) dengan Muhajirin (pendatang dari Makkah): Haritsah bin Zaid dengan Abu Bakar, Muadz bin Jabal dengan Ali bin Abi Thalib, dan lain-lain. Mereka bersaudara karena keterikatan akidah. 

Dari sedikit gambaran di atas jelaslah bahwa persaudaraan (ukhuwah) itu lebih diikat oleh akidah. Di manapun seseorang berada, asal akidahnya Islam, dia adalah saudara kita. Sebaliknya walaupun letaknya berdekatan dengan kita, tetapi akidahnya berbeda, dia bukan saudara kita. 

Baca Juga:  Injil dan Lahirnya Konsep Trinitas

“Kamu tidak akan mendapati seseorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara atau keluarga mereka …” (Al-Mujadalah/58:22). (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni