
MPK PRA Melirang tingkatkan kepercayaan diri kader melalui pelatihan public speaking. Menghadirkan narasumber Afif Hidayatullah, S.E., S.Pd., M.Ak., C.H., C.NNLP.
Tagar.co – Majelis Pembina Kader (MPK) Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Melirang mengadakan Pelatihan Public Speaking dengan tema “Mengatasi Rasa Takut Berbicara di Depan Umum dalam Mewujudkan Perempuan Berkemajuan”, Ahad (5/10/2025). Acara ini berlangsung di aula gedung Bustanul Qiroatil Qur’an (BQQ) Aisyiyah 121 mulai pukul 08.30 WIB.
Terasa semangat dan antusiasme dari para peserta yang terdiri dari kader Aisyiyah dan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Melirang. Rangkaian acara bermula dengan pembukaan oleh Helmiyati Ningsih, pembawa acara.
Sambutan pertama oleh PRA Melirang, Shichifah Aziz. Ia mengucapkan terima kasih kepada Majelis Pembina Kader yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. “Pelatihan ini bertujuan agar para kader Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah berani dan cakap berbicara di depan umum,” ujarnya.
Memasuki acara inti, tampil sebagai narasumber Afif Hidayatullah, S.E., S.Pd., M.Ak., C.H., C.NNLP, seorang motivator nasional yang berpengalaman di bidang pengembangan diri dan komunikasi publik. Ia mengupas tuntas pentingnya public speaking dalam kehidupan, terutama bagi perempuan berkemajuan yang aktif di masyarakat.
Afif juga membagikan beberapa tips untuk mengatasi rasa gugup saat berbicara di depan umum. Antara lain, memulai dengan senyum, mengatur napas, membangun power process, berpikir positif, menyalurkan energi melalui gerakan tubuh, dan tentu saja berdoa sebelum berbicara.
Peserta kemudian dia ajak praktik langsung dengan membentuk lingkaran, membuat yel-yel kelompok, dan berlatih berbicara di depan umum. Suasana menjadi sangat hidup dan penuh tawa, tetapi tetap sarat makna dan pembelajaran.

Kuasai Panggung, Kuasai Diri
“Berbicara di depan umum sering dianggap menakutkan bagi sebagian orang. Tidak sedikit yang merasa gugup, berkeringat dingin, atau bahkan kehilangan kata-kata saat harus menyampaikan pendapat di hadapan banyak orang,” kata Afif.
Namun, menurut Afif, semua orang pasti bisa berbicara di depan umum asalkan punya niat kuat dan rasa percaya diri. Ia menyampaikan, kemampuan berbicara di depan umum bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang dapat mereka asah.
“Siapa pun bisa berbicara dengan baik jika punya niat yang tulus dan percaya pada dirinya sendiri,” ujarnya penuh semangat.
Afif juga memperkenalkan empat teknik sederhana namun ampuh yang dia sebut dengan 4S. Yaitu Semangat, Senyum, Sapu, dan Sapa.
Menurutnya, semangat adalah kunci utama dalam berbicara di depan umum. “Seseorang yang memiliki semangat tinggi akan memancarkan energi positif kepada audiensnya,” ujar Afif.
Kemudian, senyum merupakan cara paling mudah untuk membangun kedekatan dengan pendengar. “Senyum itu bahasa universal. Dengan tersenyum, audiens akan merasa nyaman dan suasana menjadi lebih hangat,” jelasnya.
Adapun yang dia maksud dengan “sapu” adalah menyapu pandangan ke seluruh arah audiens. “Dengan melakukan kontak mata ke semua sisi ruangan, pembicara menunjukkan ia menghargai setiap orang yang hadir,” tuturnya.
Teknik terakhir, menyapa. Kata Afif, sapaan hangat di awal atau di sela-sela pembicaraan dapat menciptakan interaksi yang akrab.
Baca Juga: Ujian Praktik Salat Magrib Mendebarkan Jadi Syarat Lulus SD Muhammadiyah Melirang

Perempuan Berdakwah dan Berorganisasi
Materi yang Afif sampaikan berhasil membangkitkan semangat dan kepercayaan diri para peserta. Mereka menjadi lebih antusias dalam berpartisipasi dan bertanya. Beberapa peserta mengungkapkan rasa terima kasih atas ilmu yang dibagikan dan merasa lebih siap untuk berbicara di depan umum.
Salah satu peserta, Rabya Auliani, mengungkapkan kegembiraannya, “Pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami yang sering berdakwah dan berorganisasi. Ilmu yang diberikan Bapak Afif sangat mudah dipahami dan langsung bisa dipraktikkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelatihan ini telah mengubah sudut pandangnya tentang public speaking. Dari yang semula menakutkan menjadi sebuah tantangan yang menyenangkan.
Kegiatan pelatihan berakhir tepat pukul 12.30 WIB dan ditutup dengan sesi foto bersama serta makan siang dengan menu bakso. Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi seluruh peserta agar lebih percaya diri dan komunikatif dalam berdakwah dan berorganisasi. (#)
Jurnalis Rabya Auliani Penyunting Sayyidah Nuriyah