Opini

Jangan Sia-siakan Kehadiran Syakban!

266
×

Jangan Sia-siakan Kehadiran Syakban!

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi freepik.com premium

Syakban, bulan yang sering dilupakan. Padahal, di sana tersimpan kesempatan besar untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Jangan sampai kita termasuk yang lalai!

Jangan Sia-siakan Kehadiran Syakban! Oleh M. Anwar Djaelani, peminat masalah sosial-keagamaan

Tagar.co – Alhamdulillah, hari ini masuk 1 Syakban. Sungguh, beruntunglah seorang Muslim yang menjumpainya. Hal itu, antara lain, karena bisa menjadi penanda bahwa pertemuan dengan bulan Ramadan tinggal sebulan lagi. Terkait itu, jangan biarkan Syakban berlalu tanpa kita penuhi dengan berbagai amal salih sebagai bekal di bulan Ramadan.

Syaban Datang

Syakban diapit dua bulan mulia, Rajab dan Ramadan. Rajab adalah salah satu di antara empat bulan mulia yang ditetapkan Allah, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab (baca Al-Baqarah 194 dan At-Taubah 36).

Rasulullah Saw menyebut Syakban sebagai bulan yang sering dilupakan orang. Dilupakan karena berada di antara dua bulan yang “menyita perhatian”, yaitu Rajab dan Ramadan. Rajab diperhatikan karena—sekali lagi—merupakan salah satu dari empat bulan haram. Sementara itu, Ramadan diperhatikan karena pada bulan itu ada kewajiban berpuasa sebulan penuh.

Terkait dengan datangnya Ramadan, benar jika kita antusias menyambutnya. Sebab, sebentuk ibadah kepada Allah yang istimewa—yaitu berpuasa—akan segera menambah catatan ketaatan kita kepada-Nya. Perhatikan ayat ini: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Al-Baqarah 183).

Baca Juga:  Ramadan Akan Tiba! Siapkan Diri, Raih Ampunan Ilahi

Baca juga: Cara Mendidik Anak agar Nanti Sesurga

Atas berbagai keutamaan bulan Ramadan, lalu banyak di antara kita yang sibuk menyongsongnya dengan melakukan sejumlah persiapan. Hanya saja, sering terlihat persiapan yang kita lakukan tak menyentuh langsung kepada usaha-usaha agar kualitas amaliah puasa Ramadan kita menjadi lebih baik ketimbang di tahun-tahun sebelumnya.

Pendek kata, sering di bulan Syaban, banyak kesibukan kita yang tak bersinggungan langsung dengan upaya agar puasa Ramadan kita benar-benar seperti yang disunnahkan Nabi Muhammad saw. Sebaliknya, kita sering “heboh” dengan urusan-urusan yang tak prinsip.

Lihatlah, misalnya, para pedagang sibuk memperbanyak persediaan dagangannya sebanyak mungkin untuk menghadapi gairah pembelian. Banyak yang bekerja lebih keras agar bisa mengumpulkan lebih banyak rupiah sebagai bekal pulang kampung atau mudik. Contoh serupa banyak. Intinya, tak sedikit orang yang lalai di bulan Syaban. Cermatilah hadis ini: “Bulan Syakban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan” (H.R. An-Nasa’i).

Dalam situasi ketika banyak orang yang lalai, maka sangat dianjurkan agar kita tetap istikamah mengerjakan ketaatan kepada Allah. Teruslah beribadah di waktu-waktu yang dilalaikan oleh kebanyakan orang. Misalnya, tetaplah tegakkan qiyamul-lail (salat tahajud) di saat kebanyakan orang terlelap pulas. Tetaplah tunaikan salat duha di saat kebanyakan orang sibuk memburu rezeki.

Kecuali dua contoh di atas, masih banyak contoh lain yang serupa. Terus lakukanlah amal salih sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah di saat manusia lainnya lalai. Inilah praktik amaliah yang disukai Allah.

Baca Juga:  Kutiba: Jejak Purba di Balik Perintah Puasa

Di sepanjang Bulan

Di bulan Syakban kita dianjurkan untuk meningkatkan amal saleh seperti yang secara umum telah disyariatkan di bulan-bulan lain, seperti salat sunah rawatib, qiyamul-lail, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan lain-lainnya.

Kecuali itu, ada satu amaliah yang secara khusus mendapat perhatian Nabi Muhammad Saw, yaitu memperbanyak puasa sunah di hampir sepanjang bulan Syakban. Perhatikan hadis ini: “Bulan Syakban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu aku amat suka jika di saat amalanku dinaikkan, aku dalam kondisi berpuasa” (HR An-Nasa’i).

Mari muliakan bulan Syakban dengan semestinya dan—sebaliknya—jangan melalaikannya. Lebih dekatlah kepada Allah. Di bulan Syaban kita perlu melakukan persiapan menuju Ramadan, baik fisik maupun spiritual. Hal ini penting sebab bulan ini adalah semacam awalan untuk memasuki bulan puasa.

Sejumlah amal salih berikut ini bisa kita lakukan secara lebih bersemangat di bulan Syakban:

  1. Memperbanyak puasa sunah. Nabi Muhammad Saw lebih banyak melakukan ibadah puasa sunah di bulan Syakban ketimbang di bulan-bulan yang lain. Seberapa banyak? Sebanyak-banyaknya, asal tidak satu bulan penuh.
  2. Bertobat dan beristigfar. Memang, bertobat dan beristigfar dapat dilakukan kapan saja. Hanya saja, menyambut bulan Ramadan hendaknya ditingkatkan lagi kesungguhan kita dalam bertobat.
  3. Memperbanyak zikir dan doa.
  4. Memperbanyak salat sunah, terutama di waktu malam.
  5. Memperbanyak bersedekah.
Baca Juga:  Ramadan Momentum Upgrade Diri

Penuhilah!

Orang beruntung adalah mereka yang mencermati penggunaan waktunya. Akan beruntung jika kesehariannya—siang dan malam—digunakan untuk sebesar-besar usaha mendekatkan diri kepada Allah. Akan bermanfaat jika kesehariannya dipakai untuk sebanyak mungkin beramal salih.

Jangan pernah berhenti beramal salih, kecuali kematian benar-benar telah datang. Jika posisi kita sudah seperti itu (yaitu tak putus beramal salih), maka kapan pun ajal menjemput tak akan menjadi masalah. Simak ayat ini: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)” (Al-Hijr 99).

Yakinilah, manusia terbaik adalah mereka yang panjang umurnya dan bagus amal salihnya. Sebaliknya, manusia terburuk adalah mereka yang panjang umurnya namun buruk amalnya. Maka, kata kuncinya adalah: Kelolalah waktu dengan sebaik mungkin dan kesemuanya kita isi dengan beragam ibadah kepada Allah!

Hasilnya, terkait hal di atas, penuhilah bulan Syaban dengan berbagai amal salih. Jangan abaikan kehadirannya. Semoga semua aktivitas kita di bulan Syakban (terutama dalam hal memperbanyak puasa sunah) mampu mengantar kita untuk menjadi lebih siap dalam memasuki Ramadan. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni