Feature

Abah Shol: Syukur dan Ikhlas adalah Kunci Berkhidmat di Muhammadiyah

144
×

Abah Shol: Syukur dan Ikhlas adalah Kunci Berkhidmat di Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini
Dr. M. Sholihin Fanani saat menyampaikan tausiah bertema “Ikhlas Berkhidmat untuk Muhammadiyah” pada Pengajian Ahad Pagi Majelis Tabligh PDM Gresik di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Graha Bunder Asri, Kebomas, Gresik, Ahad (2/11/2025)(Tagar.co/Mahfudz Efendi)

Dalam Pengajian Ahad Pagi Majelsi Tablig PDM Gresik, Abah Shol mengajak jemaah menanamkan syukur dan keikhlasan dalam berkhidmat. Ia menegaskan, berjuang di Muhammadiyah berarti beramal tulus karena Allah semata.

Tagar.co – Bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Permata No. 7 Graha Bunder Asri (GBA) Kebomas, Gresik, Majelis Tablig Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik menghadirkan Dr. Muhammad Sholihin Fanani, M.PSDM, sebagai penceramah dalam Pengajian Ahad Pagi, Ahad (2/11/2025).

Baca juga: Mengajak, Bukan Mengejek: Dakwah dengan Lemah Lembut dan Keteladanan

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu membawakan tema “Ikhlas Berkhidmat untuk Muhammadiyah”.

Sejak awal ceramah, suasana teduh tercipta saat Abah Shol—sapaan akrabnya—mengajak jemaah untuk memperbanyak zikir.

“Mari setiap hari membaca alhamdulillah seratus kali,” ujarnya lembut, mengawali pengajian pada Ahad pertama bulan November 2025 yang bertepatan dengan 11 Jumadilawal 1447.

Syukur Membawa Keceriaan

Pria kelahiran Lamongan, 12 Mei 1968 itu menegaskan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan. “Orang yang tidak pandai bersyukur biasanya badannya kurus, cemberut, dan jarang tertawa,” tutur mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu, disambut tawa para jamaah.

Baca Juga:  School Approach SD Almadany: Ratusan Siswa TK Aisyiyah Ceria Belajar di Alam

Ia menjelaskan, syukur dapat diwujudkan dalam empat cara. Pertama, syukur dengan lisan, yakni dengan memperbanyak ucapan pujian kepada Allah. Kedua, syukur dengan perbuatan, “Coba ditirukan, badannya tambah apik, amalnya tambah akeh,” katanya sambil tersenyum.

Ketiga, syukur dengan amal, yang mendorong seseorang untuk memberi lebih banyak agar menerima lebih banyak. Dan keempat, syukur dengan perasaan, yang tumbuh melalui sugesti positif: “Tambah suwe tambah yakin, tambah suwe tambah rajin.”

Ikhlas dalam Berkhidmat

Abah Shol yang meraih gelar doktor dari Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya itu menjelaskan bahwa dalam berkhidmat di Muhammadiyah, keikhlasan menjadi kunci utama. “Ciri orang yang tidak ikhlas itu suka pamer,” ujarnya. Ia mengutip pesan Kiai Haji Ahmad Dahlan, “Wong urip iku kudu berakal lan berbudi, lan dadio wong sing welas asih.”
“Selain berakal, kita juga diperintahkan untuk berbudi, berakhlak karimah,” tambahnya.

Abah Shol kemudian mengutip sabda Rasulullah Saw.:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاق

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Baca Juga:  42 Siswa SD Almadany Siap Berjuang di Semifinal KSNR Ke-7

Menurutnya, akhlak itu tampak dalam sikap sopan santun, ramah, menepati janji, jujur, serta empat sifat utama Rasulullah: sidik, tablig, amanah, dan fatanah.

Pikiran Positif, Nasib Positif

Mantan Wakil Ketua Lembaga Dakwah MUI Jawa Timur itu juga menekankan pentingnya berpikir positif. “Segala sesuatu jika dilihat dengan positif, hasilnya juga positif,” katanya.

Ia menjelaskan konsep afirmasi diri: “Pikiran kita menjadi ucapan, ucapan menjadi tindakan, tindakan menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi karakter, dan karakter menentukan takdir hidup manusia.”

Abah Shol menyebut, kecerdasan sejati bukan semata soal pengetahuan, melainkan kesadaran tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. “Cerdas itu mengerti apa yang dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan,” ujarnya.

Cara Ikhlas Bermuhammadiyah

Di akhir ceramah, ia mengingatkan jamaah bahwa Muhammadiyah berjuang dan beramal untuk umat dan bangsa dengan semangat Islam berkemajuan sebagai umatan wasatan.

“Bermuhammadiyah itu melakukan apa pun berdasarkan perintah Al-Qur’an, meneladani Rasulullah, dan ikhlas karena Allah,” tuturnya. “Sitik-sitik diiling-iling, sitik-sitik dilakoni,” tambahnya sembari tersenyum.

Baca Juga:  Guru SD Almadany Upgrade Kompetensi: STEM, Dakwah, dan Publikasi Ilmiah

Abah Shol kemudian menutup pengajian dengan enam prinsip ikhlas ber-Muhammadiyah: niat lurus, taat aturan, menerima hasil musyawarah, mengutamakan pengabdian, menjaga semangat dakwah, dan mengharapkan rida Allah semata. (#)

Jurnalis Mahfudz Efendi Penyunting Mohammad Nurfatoni