
Universitas Terbuka menggandeng sepuluh pesantren di Jawa Timur melalui program Salut berbasis pesantren. Menko PMK Pratikno menyebutnya langkah strategis membekali santri dengan keterampilan dan karakter era digital.
Tagar.co – Sinergi dua pilar pendidikan besar di Indonesia, Universitas Terbuka (UT) dan pesantren, mendapat apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno. Kolaborasi tersebut diwujudkan dalam pengembangan Sentra Layanan UT (Salut) berbasis pesantren, yang diresmikan bersamaan dengan pembukaan Gedung UT Surabaya, Sabtu (17/5/2025).
“UT sebagai perguruan tinggi yang mahasiswanya paling banyak dan jangkauannya sangat luas, lalu pesantren juga demikian. Ini dua kekuatan besar yang saling berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas SDM kita,” ujar Pratikno dalam sambutannya.
Baca juga: Menko PMK: Saatnya Indonesia Unjuk Gigi lewat Publikasi dan AI Berbasis Nilai Bangsa
Peresmian ini juga menjadi momen penting penandatanganan kerja sama antara UT Surabaya dan sepuluh pesantren di Jawa Timur, yang tersebar di berbagai daerah.
Yaitu: Pesantren Al Istiqomah Poncol (Magetan), Al Muttaqin Josenan (Madiun), Al Khodijah (Mojokerto), Walisongo Sugio (Lamongan), dan Insan Cendekia (Tuban). Lima lainnya adalah Uyun Al Hikam (Ponorogo), Nurul Amanah (Bangkalan), Al Ibrahimy Rubaru (Sumenep), Anglingdarmo (Bojonegoro), serta Matsaratul Huda Panempan (Pamekasan).
Menurut Pratikno, langkah strategis ini tidak hanya memperluas akses pendidikan tinggi berbasis teknologi, tapi juga menguatkan peran pesantren dalam mencetak generasi berkarakter di tengah tantangan zaman.
“Pesantren memiliki peran besar dalam mendidik generasi muda di seluruh penjuru Nusantara, termasuk wilayah pedesaan. Karena itu, mendekatkan layanan pendidikan tinggi dan teknologi ke lingkungan pesantren merupakan upaya strategis memperluas akses dan membekali santri dengan keterampilan masa depan,” ujarnya.
Ia pun berharap inisiatif ini tak berhenti di Jawa Timur. “Ini yang pertama kali, terlebih di Jawa Timur banyak sekali pesantren. Saya berharap ini akan merambah ke wilayah-wilayah lain,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Pratikno juga menekankan pentingnya literasi digital dan pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) secara bijak. Ia menyebut UT sebagai institusi yang telah lama mengintegrasikan teknologi digital dalam pembelajarannya, dapat berperan besar dalam membangun literasi digital santri dan masyarakat luas.
“Cerdas berteknologi itu perlu, tapi bijak itu wajib. Jangan sampai institusi keluarga menjadi kurang aman karena kehadiran smartphone. Kumpul bareng, tapi tidak saling berkomunikasi, itu kurang bagus,” tegasnya.
Bagi Menko PMK, transformasi pesantren bukan hanya soal akses terhadap pendidikan tinggi, melainkan juga tentang pembentukan karakter, nalar kritis, dan daya juang santri. “Langkah ini adalah investasi jangka panjang untuk membangun SDM Indonesia yang unggul dan berjati diri,” ajarnya. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni