Feature

Menko PMK: Saatnya Indonesia Unjuk Gigi lewat Publikasi dan AI Berbasis Nilai Bangsa

335
×

Menko PMK: Saatnya Indonesia Unjuk Gigi lewat Publikasi dan AI Berbasis Nilai Bangsa

Sebarkan artikel ini
Menko PMK Pratikno didampingi Menag Nazaruddin Umar dan pejabat lainnya sedang melihat maket UIII

Menko PMK Pratikno menegaskan peran strategis Indonesia di dunia lewat publikasi dan AI. Dari UIII Depok, ia menggagas kampus hijau berkelas global yang pancarkan nilai-nilai Islam Nusantara.

Tagar.coDalam momen peringatan Hari Bumi ke-56, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengajak Indonesia untuk semakin percaya diri tampil di pentas dunia.

Seruan itu disampaikannya dalam kegiatan “Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa” sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Istiqlal International Indonesia (PPIII), yang digelar di kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat, Selasa (22/4/2025).

Dalam suasana yang hangat dan penuh semangat lingkungan, Pratikno menyampaikan pentingnya Indonesia untuk berkontribusi secara aktif di ranah global, khususnya melalui jalur akademik dan teknologi. Ia menekankan bahwa UIII, sebagai perguruan tinggi bertaraf internasional, harus menjadi etalase pemikiran dan nilai-nilai Indonesia yang mendunia.

Baca juga: Keteladanan yang Tak Pernah Padam: Duka Menko PMK atas Wafatnya Paus Fransiskus

“Kita harus ikut mewarnai pemikiran dan pandangan dunia melalui instrumen teknologi baru, misalnya AI. Kita bisa berkontribusi banyak ke dunia, bukan hanya lewat publikasi buku dan lain-lain, tapi juga dengan membangun kedaulatan artificial intelligence versi Indonesia,” ujarnya di hadapan hadirin.

Baca Juga:  SDM Unggul dan Kemajuan Bangsa, Kuncinya Pendidikan

Lebih dari sekadar wacana, Pratikno memandang UIII sebagai sebuah “proyek global” yang harus membuka diri terhadap kolaborasi lintas negara. Ia bahkan menyarankan agar ke depan dibentuk Majelis Wali Amanat (MWA) yang melibatkan berbagai perwakilan dari negara-negara lain.

“UIII bukan sekadar proyek nasional, melainkan proyek global. Yang membutuhkan UIII adalah dunia, bukan hanya Indonesia,” tegasnya.

Menko PMK Pratikno menanam pohon

Dalam konteks pengembangan teknologi kecerdasan buatan, Menko PMK juga mendorong agar AI yang dikembangkan mencerminkan karakter dan nilai-nilai khas Indonesia. Bahkan, dalam pandangannya, AI buatan Indonesia juga bisa menjadi wadah untuk menyalurkan pemikiran Islam nusantara ke dunia.

“Kita bisa berkontribusi banyak ke dunia bukan hanya melalui pemikiran, sampai muncul di dalam AI kita, kedaulatan AI Islam Indonesia,” ungkapnya.

Tak hanya bicara soal teknologi dan diplomasi pemikiran, Pratikno juga memberi perhatian pada aspek keberlanjutan lingkungan. Ia menekankan bahwa UIII perlu menjadi kampus hijau yang mampu menghadirkan kawasan konservasi biodiversitas Indonesia.

“Dengan luas 140 hektar, kampus ini bisa menjadi kawasan konservasi berbagai kekayaan hayati Indonesia. Kalau mencari pohon langka, bisa datang ke sini. Ini kampus multikultur, bukan hanya monokultur,” tuturnya.

Baca Juga:  Pemerintah Merevisi Inpres, Perlindungan Nyata Korban Kekerasan Perempuan dan Anak

Sebagai penutup, Pratikno menyampaikan keyakinannya bahwa UIII dapat menjadi panutan dalam dunia pendidikan tinggi global—kampus yang memadukan inovasi, keberlanjutan, dan nilai-nilai kebangsaan.

“UIII saya yakin bisa menjadi teladan. Ini adalah perjuangan luar biasa, karena yang butuh UIII adalah dunia, bukan hanya Indonesia,” ujarnya.

Usai sambutan dan orasi inspiratif, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon matoa secara simbolis dan seremoni peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Istiqlal International Indonesia.

Menko PMK juga menyempatkan diri meninjau kegiatan anak-anak yang tengah menggambar dan mewarnai di Gedung Jusuf Kalla Library—momen yang memperlihatkan sinergi antara pendidikan, lingkungan, dan masa depan generasi muda. (#)

Penyuniting Mohammad Nurfatoni