
Pondok di Gucialit Lumajang ini uji kemampuan Bahasa Arab dan Inggris santrinya melalui ajang The Great Ambassador of Miss and Princess Language. 16 santri lolos seleksi awal. Lalu siapa juaranya?
Tagar.co – Kawasan Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang terkenal sebagai kawasan kebun teh. Layaknya kebun teh di daerah lainnya, tentu udaranya sangat sejuk karena berada di kawasan pegunungan.
Di antara sejuknya udara Gucialit, berdiri pondok yang santrinya mahir berbahasa Arab dan Inggris. Namanya Pondok Pesantren Darul Muhajirin. Lokasinya di Desa Wonokerto, Gucialit, Lumajang. Pondok ini tahun 2025 ini kembali mencetak sejarah dengan menyelenggarakan ajang bergengsi The Great Ambassador of Miss and Princess Language.
Kompetisi tahunan ini menjadi salah satu program unggulan untuk meningkatkan kemampuan santri dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Mengusung slogan Bahasa adalah Mahkota Pondok, acara ini menjadi momentum penting bagi para santri untuk mengekspresikan bakat, memperluas wawasan, dan mengasah keterampilan mereka di bidang bahasa.
Ajang kompetisi ini melibatkan 16 peserta terbaik yang telah melalui seleksi ketat dari berbagai kelas. Pada Ahad (12/1/2025) pukul 08.00 WIB, suasana Pondok Pesantren Darul Muhajirin terasa penuh khidmat dan semangat.
Sambutan pembuka oleh perwakilan Pengasuhan Putri Holifah, S.Pd.I, kemudian Ketua Organisasi Santri Darul Muhajirin Fika Amelia, serta Ketua Bagian Bahasa Salwatul Aisy. Ketiganya menekankan pentingnya kompetisi ini sebagai ajang pembelajaran sekaligus persaingan sehat antar santri.
Kompetisi Tiga Babak
Salwatul Aisy menjelaskan, kompetisi ini dirancang dalam tiga babak menantang. Menguji kecerdasan, kreativitas, dan kefasihan peserta dalam dua bahasa. Babak pertama ada Brainly dan Husub.
“Brainly adalah ujian analisis kritis dan kemampuan pemahaman mendalam melalui pertanyaan berbasis logika. Sedangkan Husub memberikan tantangan menghitung cepat untuk melatih fokus dan akurasi peserta,” ujarnya.
Babak kedua terdiri dari Tebak Sebut dan Up Your Hand. Di sesi tebak sebut, peserta diminta menebak istilah tertentu berdasarkan petunjuk terbatas, mengasah pengetahuan kosakata. Sedangkan di up your hand, refleks peserta diuji melalui kecepatan menjawab pertanyaan dengan tepat.
“Babak ketiga terdiri dari Lesson dan Al Isti’rof. Di sesi Lesson, peserta menjawab soal-soal spesifik terkait materi pelajaran yang mereka pelajari. Sedangkan Al Isti’rof merupakan penampilan bakat sebagai wujud ekspresi diri dan kreativitas santri,” jelasnya.
Untuk memastikan penilaian yang adil, Pondok Pesantren Darul Muhajirin melibatkan tiga juri berpengalaman, yaitu Leni Mustika Wati untuk Bahasa Inggris, serta Cindy Rahmawati dan Fatimatu Zahro untuk Bahasa Arab. Kriteria penilaian mencakup kefasihan berbicara, kejelasan penyampaian, dan kreativitas peserta dalam menyelesaikan tantangan.
Bangun Generasi Santri Unggul
Setelah melalui persaingan ketat di setiap babak, panitia akhirnya menobatkan dua peserta sebagai pemenang utama. Sifa Mufidah Ramadhan (Kelas 4B) meraih Miss Language 2025-2026. Dan Atika Rahmi (Kelas 1 Int) mendapatkan gelar Princess Language 2025-2026.
Penghargaan berupa piala dan sertifikat diserahkan langsung oleh Miss Language dan Princess Language periode sebelumnya. Sebagai simbol regenerasi prestasi di pesantren. Para pemenang juga mendapat apresiasi khusus dari pengasuhan pondok atas kerja keras dan dedikasi mereka.
Doa bersama menutup acara tersebut. Suasana haru dan bangga menyelimuti mereka.
Dalam pesannya, Holifah, S.Pd.I, menyampaikan, ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi langkah awal untuk membangun generasi santri yang unggul, berwawasan luas, dan fasih dalam berbahasa. “Kami berharap kegiatan ini mampu melahirkan santri-santri yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter,” ujarnya.
“Pondok Pesantren Darul Muhajirin berharap The Great Ambassador of Miss and Princess Language dapat terus menjadi wadah bagi para santri untuk menunjukkan potensi terbaik mereka. Serta membangun kepercayaan diri menghadapi tantangan global,” ungkapnya.
Melalui acara ini, pondok pesantren menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi santri yang berprestasi dan siap bersaing di kancah internasional. (#)
Penulis Cindy Rahmawati Penyunting Sugiran