Feature

Papan Interaktif Digital, Jalan Baru Belajar Murid Tunanetra

65
×

Papan Interaktif Digital, Jalan Baru Belajar Murid Tunanetra

Sebarkan artikel ini
Gress Saputra, murid kelas 9A SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta sedang mempraktikkan Interactive Flat Panel (IFP).

Papan Interaktif Digital menghadirkan pengalaman belajar yang berbeda di SLB-A Pembina. Guru terbantu, siswa lebih percaya diri, dan seluruh warga sekolah merasakan manfaat teknologi yang menjembatani keterbatasan.

Tagar.co — Di sebuah kelas bercat putih dengan cahaya matahari menembus jendela, seorang siswa berseragam putih tampak berdiri tegak di depan layar hitam besar. Tangannya meraba permukaan Papan Interaktif Digital, mencoba menelusuri huruf-huruf yang ditampilkan.

Itulah Gress Saputra, murid kelas 9A SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, yang kini menemukan cara baru untuk belajar berkat teknologi Interactive Flat Panel (IFP).

“Papan Interaktif Digital ini kan ada OS Androidnya sehingga bisa digunakan oleh tunanetra seperti saya dengan cara mengaktifkan fitur talkback. Jadi sangat bisa digunakan oleh tunanetra,” ujar Gress penuh semangat.

Baca juga: Smart Board Masuk Kelas: Simbol Transformasi Digital Pendidikan Nasional

Bagi murid tunanetra, fitur talkback adalah jendela dunia. Fitur ini dapat membacakan teks yang tampil di layar, dengan suara (text-to-speech). Saat pengguna menyentuh, menggeser, atau membuka aplikasi, fitur talkback akan memberikan umpan balik berupa suara.

Baca Juga:  Kemendikdasmen Rilis Panduan dan Buku Hasil Kurasi Pembelajaran STEM

Dengan mengaktifkan fitur ini pada layar, murid tunanetra dapat mengeksplorasi Papan Interaktif Digital ini untuk belajar, seperti menjawab kuis-kuis yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari.

Gress berharap, adanya Papan Interaktif Digital ini bisa mendorong murid disabilitas tunanetra untuk lebih mengetahui perkembangan teknologi. “Apalagi, cara belajar kan juga berkembang,” Gress menambahkan.

Seru dan Akrab seperti Ponsel

Pengalaman serupa juga dialami Andi Valerio Ahmadinejad, atau Rio. Ia menyebut papan interaktif ini terasa familiar karena sistemnya mirip ponsel pintar.

“Pembelajaran dengan Papan Interaktif Digital ini lebih seru karena ada pembaca layarnya dan sistemnya Android. Jadi sama handphone, tapi ini lebih besar jadi lebih mudah lagi,” kata Rio.

Karena sudah akrab dengan gawai, Rio cepat beradaptasi. Bahkan, ia mampu membuat desain poster dengan perangkat tersebut.

“Pesanku, jangan takut berkarya dan jangan nggak percaya diri menggunakan teknologi, misalkan teknologi papan digital interaktif ini. Jangan pesimis dulu, karena kita bisa mengetahui apa yang belum kita tahu sebelumnya,” pesannya, dikutip dari siaran pers Kemendikdasmen yang diterima Tagar.co, Rabu (24/9/25).

Baca Juga:  Meluruskan Miskonsepsi Pembelajaran Mendalam, Kunci Pendidikan Bermutu
Fachmi Budiansyah Teknologi Informasi dan Komunikasi SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta sedang mengajar dengan bantuan Interactive Flat Panel (IFP).

Guru pun Terbantu

Bagi guru, kehadiran papan digital ini juga membawa perubahan. Fachmi Budiansyah, pengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi, tak lagi harus berkeliling meja murid untuk memeriksa pekerjaan.

“Siswa bisa berbagi layar. Di kelas saya ada lima murid, layar mereka dapat disambungkan ke Papan Interaktif Digital ini, sehingga memudahkan guru untuk memonitoring hasil pekerjaan murid. Sebelumnya saya harus berkeliling satu-satu ke meja siswa. Jadi lebih efektif,” terang Fachmi.

Saat menggunakan Papan Interaktif Digital ini, anak-anak diminta untuk mengeksplorasi perangkat tersebut. Misalnya adalah bermain kuis yang terkait dengan materi pelajaran sehingga anak-anak lebih antusias dan gembira dalam belajar atau dengan mencari materi-materi belajar dalam berbentuk video atau audio.

Lebih dari Sekadar Alat Belajar

Manfaat perangkat ini tidak berhenti di ruang kelas. Kepala SLB-A Pembina, Indrawati Saptariningsih, menyebut papan interaktif juga digunakan untuk pembelajaran jarak jauh, kegiatan parenting support bersama orang tua, hingga sosialisasi Tes Kemampuan Akademik (TKA).

“Jadi, manfaat Papan Interaktif Digital ini sudah sangat banyak dan digunakan oleh seluruh warga sekolah,” jelas Indrawati.

Baca Juga:  Memperkuat Tradisi Baca Tulis: Mendikdasmen Sapa Guru Bahasa Indonesia

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) menegaskan bahwa papan digital ini merupakan bagian dari upaya membangun pendidikan inklusif.

“Kehadiran Papan Interaktif Digital ini mendorong layanan pendidikan tanpa kesenjangan karena semua murid memiliki kesempatan yang sama untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dengan alat ini,” ujar Dirjen PKPLK, Tatang Muttaqin.

Tahun ini, Ditjen PKPLK menargetkan 2.360 SLB di seluruh Indonesia akan menerima bantuan program digitalisasi pembelajaran berupa Papan Interaktif Digital. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni