
Nasyiatul Aisyiyah menggelar Resepsi Milad Ke-94 tahun. Ketua Umum PPNA, Ariati Dina Puspitasari mengajak seluruh kader untuk memperkuat militansi, koreksi ke dalam lebih banyak, dan fokus pada tujuan. Bahwa Nasyiatul Aisyiyah bukan organisasi gegeden empyak kurang cagak, yang hanya bisa berangan-angan besar tanpa memiliki pondasi kuat.
Tagar.co – Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) menyelenggarakan kegiatan Refleksi Milad Ke-94 dan Tabligh Akbar di Aula Lantai 1 Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Kegiatan ini dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) yang juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, Ketua PP Muhammadiyah Dr. Busyro Muqoddas, dan dr. Agus Taufiqurrahman, serta tokoh Aisyiyah maupun Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua PPNA Ariati Dina Puspitasari menjelaskan, 15 hari yang lalu atau tepat pada 16 Mei 2025, Nasyiatul Aisyiyah menapak usia 94 tahun versi tahun miladiyah atau masehi.
“Pada tanggal itu, PPNA masih merencanakan untuk menyelenggarakan Puncak Resepsi Milad pada 27 Juni 2025 atau bertepatan dengan 28 Dzulhijjah. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya,” kata Ari —sapaan akrabnya.
Namun, menurutnya, di setiap tahun itu pula selalu ada pertanyaan. Kok Miladnya ada 2 versi. Seperti tahun ini, Milad Ke-94 dan 97. Lalu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nasir, M.Si. memberikan masukan agar Nasyiatul Aisyiyah menyelenggarakan Resepsi di tanggal miladiyah saja.
“Ini selalu menjadi pertanyaan meskipun sudah kita jelaskan. Lalu kita menerima dan mentaati pesan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Bapak Haedar Nashir. Salah satu pertimbangannya adalah, agar ke depan polemik 2 versi usia ini berakhir di tahun ini. Jadi tahun depan usia Nasyiatul Aisyah adalah 95 tahun, yang kemudian akan kita peringati setiap 16 Mei,” ucapnya.
Ariati menuturkan, Alhamdulillah teman-teman SC, teman-teman OC Milad yang juga merupakan tim panitia Tanwir 2 Nasyiatul Aisyiyah menyambut kooperatif dan memegang teguh komitmen serta optimistis. Maka tepat 14 hari dari tanggal 16 Mei itu, kegiatan Puncak Milad ini dapat terselenggara.
“Mudah-mudahan kegiatan ini penuh barokah untuk kita semua. Tentunya saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia atas terselenggaranya kegiatan dalam waktu 2 minggu ini. Nggak cuma love segepok, nggak cuma love sekebon, tapi love ke nusantara buat kalian,” ucapnya sembari tersenyum.
Atas nama panitia dia juga memohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan. Kemudian ia mengutarakan tema Milad melalui pantun.
Pergi ke bali hadiri pernikahan
Tema milad kali ini adalah Perempuan Tangguh, Cerahkan Peradaban
Refleksi Perempuan Muda Penggerak Peradaban
Menurut Ariati, tema ini adalah refleksi atas dedikasi rekan-rekan Nasyiatul Aisyiyah di berbagai lini kehidupan, baik dalam bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain. Sehingga 94 tahun ini Nasyiatul Aisyiyah bisa tetap eksis.
“Ini membutuhkan keberanian untuk terus belajar, keberanian untuk beradaptasi, kekuatan untuk tetap berdiri di tengah ujian, ketulusan untuk melayani tanpa pamrih. Perempuan-perempuan tangguh versi Nasyiatul Aisyiyah adalah mereka yang kokoh akidahnya, kokoh spiritualitas, bertindak secara bijak, berpikir kritis dan menjadi agen perubahan,” tandasnya.
Dengannya kokohnya iman, kuatnya fisik, prinsip kesetaraan, menurut Ariasti hal itu mampu menjadikan kader NA kuat dalam mendidik generasi, membangun masyarakat menuju masyarakat rahmatan lil alamin.
“Maka kami akan memberikan penghargaan bagi alumni yang berkarya di bidang-bidang itu. Semoga keteladanan ini dapat memotivasi kita dan menjadikan kita semakin istikamah dalam dakwah Nasyiatul Aisyiyah,” ungkapnya.
Ariati mengajak seluruh kader untuk melanjutkan perjuangan para perempuan tangguh yang sudah meletakkan dasar sehingga Nasyiatul Aisyiyah bisa sampai saat ini.
“Mari kita lanjutkan perjuangan Ibu Nyai Walidah, Siti Mundjiyah, Siti Hayinah, Siti Bariyah serta tokoh dan alumni yang telah memberikan kontribusi nyata untuk perkembangan Nasyiatul Aisyiyah hingga saat ini,” imbuhnya.
NA adalah Organisasi dengan Pondasi Kuat
Ariati mengungkapkan, Nasyiatul Aisyiyah itu bukan organisasi yang gegeden empyak kurang cagak, yang hanya bisa berangan-angan besar tanpa memiliki pondasi yang kuat, sehingga menjadikan organisasinya maupun anggota-anggotanya ini jadi mudah rapuh.
“Nasyiatul Aisyiyah tidak demikian. Organisasi ini didirikan dengan pondasi keimanan yang kuat. Bukan semata-mata mengedepankan wacana emansipasi perempuan, tapi menjadi organisasi jalan tengah yang membawa risalah Islam berkemajuan untuk perempuan muda,” tandasnya.
Dia pun mengajak seluruh kader dengan semangat milad ini untuk memperkuat militansi, koreksi ke dalam lebih banyak, dan fokus pada tujuan organisasi. “Ya memang tidak bisa dipungkiri terkadang kita itu futur, terkadang kita terlena, kita dinina bobokkan dengan kebesaran orang tua kita Muhammadiyah dan Aisyiyah yang sudah sangat berkemajuan,” ucapnya.
Atau terkadang juga terlena oleh pesatnya paham-paham sekuler, terlebih paham-paham di dunia yang penuh dengan perubahan. Dihadapkan pada berbagai tantangan baik di dalam maupun di luar organisasi baik internal diri kita maupun eksternal diri kita.
“Betul memang menjadi kader NA itu berat. Tapi percayalah, Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. Wahai para pejuang kalam-kalam ilahi. Ingatlah… La tahzan innallaha maana. Seberat apapun kita menjalankan amanah, tapi kalau kita bersama Allah, memiliki kekuatan iman, kokoh aqikah, semangat almaun, semangat berkemajuan, kita pasti bisa,” tandasnya dengan bergetar.
Di akhir sambutan, Ariati mengubah lirik lagu ciptaan Ari Lesmana dan menyanyikannya. “Siapa tahu Bang Ari Lesmana lagi dengerin youtube-nya NA gitu kan ya. Saya mau mengubah sedikit liriknya lirik dari lagu Mangu” ucapnya.
Cerita kita akan terkenang
Mari usaha perkuat doa
Cerita kita menjadi amal
Perkuat iman serta tawakkal
Cerita kita akan terkenang
Mari usaha perkuat doa
Cerita kita menjadi amal
Perkuat iman serta tawakkal
Selamat Milad Nasyiatul Aisyiyah
Perempuan Tangguh, Cerahkan Peradaban! (#)
Jurnalis Nely Izzatul