Feature

Muhammadiyah Perkuat Kapasitas Relawan Bencana Se-Kalimantan

57
×

Muhammadiyah Perkuat Kapasitas Relawan Bencana Se-Kalimantan

Sebarkan artikel ini
Penyerahan plakat LRB-MDMC oleh Ketua LRB-MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan (kiri) kepada Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan (Kalsel) Prof Dr. H. Ridhahani Fidzi dan Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah banjarmasin (UMB) Yustan Azidin, Ns., M.Kep.

Pelatihan Manajemen Bencana Se-Kalimantan 2025 dibuka di Banjarmasin. Ratusan peserta dari berbagai provinsi hadir untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana di pulau yang kian rentan.

Tagar.co – Tepuk tangan meriah memenuhi ruang pertemuan Swiss-Belhotel Borneo Banjarmasin,  Kalimantan Selatan, Kamis pagi (25/9/2025).

Di hadapan ratusan peserta yang hadir dari berbagai penjuru Kalimantan, Ketua Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (LRB-MDMC) PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, menyerahkan plakat kepada Ketua PWM Kalimantan Selatan, Prof. Dr. H. Ridhahani Fidzi.

Selanjutnya, cenderamata diberikan pada Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah banjarmasin (UMB) Yustan Azidin, Ns., M.Kep. Momen itu menjadi penanda resmi dimulainya Pelatihan Manajemen Bencana Se-Kalimantan 2025.

Pelatihan ini digelar selama empat hari penuh, menghadirkan perwakilan MDMC dari seluruh provinsi di Kalimantan serta puluhan guru sekolah dasar di Banjarmasin. Dengan dukungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, kegiatan ini mengusung tema “Memperkuat Kapasitas LRB-MDMC dan AUM Se-Kalimantan.”

Tujuannya jelas: membangun kesadaran kolektif dan keterampilan teknis dalam menghadapi potensi bencana di daerah yang selama ini dianggap relatif aman, namun kini menunjukkan kerentanan baru.

Baca Juga:  SMAM 1 Malang Raih Penghargaan Sekolah Aman Bencana dan Pelajar Tangguh Bencana

Baca juga: Jambore Ke-3 Relawan Muhammadiyah dan Aisyiyah Digelar Juni 2025

Dalam sambutannya, Budi Setiawan menekankan pentingnya keberadaan lembaga khusus mitigasi bencana di Kalimantan. Ia mengingatkan bahwa wilayah ini tidak bisa lagi merasa bebas dari ancaman geologi.

“Gempa kini mulai terasa di Kalimantan. Kita harus memiliki lembaga yang mampu mengenali karakteristik ancaman, sekaligus sigap merespons sebagaimana saat MDMC membantu penanganan banjir di Bali,” ujarnya.

Selain memberi contoh kasus penanganan bencana di luar Kalimantan, ia juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan kebencanaan sejak dini di satuan pendidikan.

Guru, menurutnya, bukan sekadar pengajar mata pelajaran, melainkan agen yang bisa menumbuhkan kesadaran tanggap bencana bagi generasi muda.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Ridhahani Fidzi menegaskan dukungan penuh PWM Kalimantan Selatan terhadap pelatihan ini. Ia memuji peran Muhammadiyah yang tidak hanya fokus pada bidang pendidikan dan dakwah, tetapi juga konsisten dalam isu kemanusiaan dan perubahan iklim.

“Pelatihan ini adalah wujud nyata kepedulian sosial Muhammadiyah dalam mempersiapkan umat menghadapi tantangan kebencanaan,” ungkapnya.

Acara pembukaan semakin bermakna dengan sesi foto bersama seluruh peserta. Tampak wajah penuh semangat dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, hingga Kalimantan Utara.
Kebersamaan itu seakan menjadi simbol harapan: lahirnya jaringan relawan dan pendidik yang lebih tangguh, sigap, dan peduli dalam menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni