
Pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam mengintegrasikan nilai keimanan dan nasionalisme. Melalui kurikulum, teladan, dan praktik sosial, pendidikan ini menumbuhkan karakter cinta tanah air yang berlandaskan iman.
Oleh Siti Amiroh; Alumnus S2 Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Tagar.co – Dalam arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, semangat nasionalisme di kalangan generasi muda kerap mengalami tantangan serius. Nilai-nilai cinta tanah air, gotong royong, dan kebersamaan mulai tergeser oleh budaya individualistik serta pengaruh media sosial yang tanpa batas.
Di tengah situasi ini, pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam menanamkan karakter cinta tanah air yang berlandaskan pada nilai keimanan, moralitas, dan kebangsaan.
Pendidikan Islam tidak hanya bertujuan membentuk insan berilmu, tetapi juga melahirkan generasi yang mencintai bangsa karena kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Konsep cinta tanah air dalam Islam bukanlah gagasan asing. Dalam pandangan ulama seperti K.H. Hasyim Asy’ari, kecintaan terhadap tanah air merupakan bagian dari iman.
Dalam Surah Al-Qasas 85, Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (menjalankan hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali.”
Ayat ini menggambarkan kerinduan Nabi Muhammad Saw. terhadap tanah kelahirannya, Makkah, yang menunjukkan bahwa cinta tanah air adalah fitrah manusia yang luhur.
Baca juga:
Potensi Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sejatinya memiliki potensi besar untuk menanamkan nilai nasionalisme yang berimbang antara spiritualitas dan kebangsaan. Melalui kurikulum yang mengintegrasikan ajaran Islam dengan nilai kebangsaan, peserta didik dapat memahami bahwa membela tanah air merupakan bagian dari pengamalan iman.
Misalnya, pembelajaran sejarah Islam dapat dikaitkan dengan perjuangan tokoh-tokoh ulama Nusantara seperti K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asy’ari, dan Buya Hamka yang menggabungkan semangat keislaman dengan perjuangan kemerdekaan bangsa. Dengan demikian, nilai keislaman tidak dipahami secara sempit, tetapi menjadi kekuatan moral untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Dalam konteks pendidikan modern, integrasi nilai cinta tanah air dapat diwujudkan melalui kegiatan berbasis proyek, dakwah kreatif, serta pembelajaran kontekstual yang mengaitkan ajaran Islam dengan kehidupan sosial masyarakat.
Peserta didik dapat diajak melakukan kegiatan sosial, seperti bakti lingkungan, kampanye antihoaks, atau program literasi digital Islami yang mengedukasi masyarakat dengan nilai-nilai kebangsaan.
Meningkat 42 Persen
Menurut penelitian Rahmawati (2021) dalam Jurnal Pendidikan Islam Integratif, siswa yang memperoleh pendidikan agama berbasis karakter kebangsaan menunjukkan peningkatan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap bangsa sebesar 42 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan Islam yang berorientasi nilai mampu membentuk karakter cinta tanah air secara nyata.
Al-Qur’an juga memberikan landasan kuat bagi terbentuknya rasa tanggung jawab terhadap bangsa. Dalam Surah Al-Hujurat 13, Allah Swt. berfirman: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.”
Ayat ini menegaskan bahwa keberagaman bangsa dan suku adalah kehendak Allah yang harus dirawat, bukan dipertentangkan. Mencintai tanah air berarti menjaga harmoni di tengah perbedaan, menghormati sesama warga, serta berpartisipasi dalam membangun keadilan sosial.
Rasulullah Saw. juga memberi teladan bagaimana seorang mukmin seharusnya mencintai negerinya. Ketika hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau meneteskan air mata karena harus meninggalkan tanah kelahirannya.
Cinta yang beliau tunjukkan bukan sekadar emosional, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata yaitu membangun masyarakat Madinah yang beradab, inklusif, dan sejahtera.
Nilai ini menjadi inspirasi bagi umat Islam Indonesia untuk menyalurkan cinta tanah air melalui kerja nyata dalam bidang pendidikan, sosial, dan kemanusiaan.
Saling Menguatkan
Pada akhirnya, pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membangun generasi yang tidak hanya saleh secara pribadi, tetapi juga saleh sosial dan nasionalis. Cinta tanah air bukanlah lawan dari cinta agama, keduanya justru saling menguatkan.
Melalui pendidikan Islam yang berorientasi karakter, kita dapat melahirkan generasi yang beriman, berilmu, dan berkomitmen menjaga keutuhan bangsa. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Dengan pendidikan Islam yang mencerahkan, perubahan menuju bangsa yang berkarakter, beradab, dan mencintai tanah air dapat terwujud dengan nyata. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni