Feature

Bung Karno, Buya Hamka, dan Kapas yang Terbang: Mengapa Aisyiyah Magetan Menulis Sejarah?

370
×

Bung Karno, Buya Hamka, dan Kapas yang Terbang: Mengapa Aisyiyah Magetan Menulis Sejarah?

Sebarkan artikel ini
Ketua PDM Magetan Samsul Hidayat sekaligus tim juri Lomba Penulisan Sejarah Amal Usaha Aisyiyah Magetan membacakan hasil lomba (Samsul Hidayat for Tagar.co)

Jika tak ditulis sejarah bagai kapas tertiup angin, hilang tanpa bekas. Aisyiyah Magetan melawan lupa, ajak generasi muda menulis. Bung Karno dan Buya Hamka jadi inspirasi. Mengapa?

Tagar.co – “Sejarah itu ibarat kapas yang tertiup angin, akan berhamburan dan hilang tanpa bekas jika hanya diceritakan, tanpa dituliskan.” Demikian penggalan kalimat yang dilontarkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Magetan, Dr. Samsul Hidayat, S.Pd, M.Pd, dalam sambutannya pada acara Workshop Birama dan Membirama yang digelar Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Magetan, Rabu (29/1/2025).

Pernyataan Samsul tersebut menjadi pembuka yang menggugah sebelum pengumuman hasil Lomba Penulisan Sejarah Amal Usaha Aisyiyah (AUA) tingkat TK se-Kabupaten Magetan. Ia menekankan betapa pentingnya mendokumentasikan peristiwa, terutama momen-momen bersejarah yang tak mungkin terulang kembali.

“Kita bisa memahami pemikiran Bung Karno hingga saat ini karena beliau menuangkannya dalam tulisan, seperti dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi. Begitu pula dengan Buya Hamka, yang meskipun dalam jeruji besi, tetap berkarya menghasilkan buku fenomenal, Al Azhar,” papar Samsul, menggambarkan bagaimana tulisan mampu melintasi ruang dan waktu.

Baca Juga:  Lima Perkara Merusak Pahala Puasa

Baca juga: Sinergi Kuat di Musypimda, Muhammadiyah Magetan Siap Berlari Kencang

Lebih lanjut, alumnus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Ponorogo ini menegaskan tradisi literasi, baik membaca maupun menulis, merupakan ajaran fundamental dalam Islam. “Menulis adalah bagian penting dari olah bahasa dan rasa. Dengan menulis, kita merawat ingatan dan mewariskan pengetahuan kepada generasi mendatang,” tegasnya.

Lomba penulisan Sejarah AUA ini merupakan salah satu program kerja Lembaga Budaya Seni dan Olahraga (LBSO) PDA Magetan. Kompetisi ini menjadi bagian dari rangkaian acara Workshop Birama dan Membirama, Memainkan Musik Tradisional Angklung dan Sosialisasi Senam Bahagia Aisyiyah, yang mengusung tema “Berkarya Mewujudkan Aisyiyah Sehat dan Berbudaya”.

Ketua PDM dan ketua PDA Magetan Samsul Hidayat bersama para juara Lomba Penulisan Sejarah Amal Usaha Aisyiyah se-Magetan (Samsul Hidayat for Tagar.co)

Setelah melalui proses penilaian yang ketat, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti tata bahasa, keaslian, kronologi sejarah, dan ketepatan dalam menyampaikan informasi, dewan juri akhirnya menetapkan para pemenang.

Berikut daftar lengkap pemenang Lomba Penulisan Sejarah AUA:

  • Terbaik 1: ABA 12 Panekan
  • Terbaik 2: ABA 5 Magetan
  • Terbaik 3: ABA 1 Magetan
  • Harapan 1: ABA 6 Barat
  • Harapan 2: ABA 10 Sukomoro
  • Harapan 3: ABA 11 Magetan
Baca Juga:  Empat Jalur Masuknya Islam di Indonesia

Acara yang berlangsung di Graha SD Muhammadiyah 1 Magetan ini dihadiri oleh 175 peserta. Tak hanya dari internal Aisyiyah, workshop ini juga diikuti oleh perwakilan dari Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA), serta guru putri dari berbagai jenjang pendidikan Muhammadiyah di Magetan.

Kehadiran beragam elemen ini menunjukkan komitmen bersama dalam mewujudkan Aisyiyah yang sehat, berbudaya, dan berwawasan sejarah. Dengan menulis, Aisyiyah Magetan tak hanya mengabadikan momen, tetapi juga merawat ingatan dan mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni