Feature

Belajar Empati lewat Zakat: Aksi Sosial IPM Smamsatu Gresik di Bulan Ramadan

223
×

Belajar Empati lewat Zakat: Aksi Sosial IPM Smamsatu Gresik di Bulan Ramadan

Sebarkan artikel ini

    Zakat fitrah yang diberikan pada satpam SMP Muhammadiyah 4 Giri, Kebomas, Gresik (Tagar.co/Istimewa)

Di bulan Ramadan, Pimpinan Ranting IPM Smamsatu menggerakkan zakat fitrah sebagai wujud kepedulian sosial. Pelajar tak hanya belajar memberi, tapi juga memahami makna empati dan tanggung jawab terhadap sesama.

Tagar.co – Jumat (21/3/25) pagi, sejumlah siswa dari Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Jawa Timur, sibuk membagikan zakat fitrah kepada masyarakat yang membutuhkan. Senyum mereka mengiringi kantong-kantong plastik beras yang disalurkan kepada warga yang kurang mampu.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Zakat Fitrah yang dijalankan oleh Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) PR IPM Smamsatu, dengan dukungan dari bidang lain seperti Perkaderan, Umum, dan ASBO (Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga). Sebanyak tujuh siswa IPM terlibat langsung dalam proses pendistribusian: empat dari KDI, tiga lainnya dari berbagai bidang.

Baca juga: PKDA Smamsatu: Tiga Hari Menyongsong Cahaya, Mengingat Malam Pertama di Alam Kubur

Pengumpulan zakat dimulai sejak 13 Maret hingga 20 Maret 2025. Para siswa Smamsatu diberi pilihan menyalurkan zakat dalam bentuk uang sebesar Rp50.000 atau beras seberat 3 kg. Dari program ini terkumpul dana sebesar Rp13.450.000 dan 75 kilogram beras. Seluruh dana yang terkumpul dikonversi menjadi beras sehingga total terkumpul 225 kantong x @ 3 kg. Lalu dibagikan pada 225 orang, setiap penerima mendapat beras 3 kg.

Baca Juga:  Dari Materi Serius ke Ledakan Tawa: Serunya Upgrading IPM Smamsatu di SD Muda Karisma

Distribusi zakat dilakukan tidak hanya di lingkungan sekolah. Warga yang tinggal di sekitar Kompleks Perguruan Muhammadiyah di Jalan K.H. Kholil Gresik, serta beberapa sekolah mitra seperti SMP Negeri 22 Gresik, SMP Muhammadiyah 4 Giri, dan Pondok Pesantren Madinatul Ilmi menjadi penerima manfaat. Selain itu, zakat juga dibagikan kepada 30 siswa melalui Lazismu Klaster Smamsatu Gresik.

Pendistribusian zakat juga dilakukan melalui guru dan karyawan Smamsatu yang memahami kondisi sosial di lingkungan tempat tinggal mereka. Bantuan disalurkan di daerah Kedanyang oleh Wakil Kepala Sekolah (Waka) Bidang Kesiswaan Ria Desy Kurnianingrum; di Menganti oleh Waka Bidang Kurikulum Efa Kustiana; dan di kawasan Alun-Alun Gresik oleh Guru Matematika Indah Wardati.

Bahkan, di bawah koordinasi Sumiran, zakat juga menjangkau warga sekitar perumahan guru Pongangan yang membutuhkan. Pola distribusi ini memungkinkan zakat diterima oleh yang benar-benar membutuhkan, melalui orang-orang yang dipercaya oleh masyarakat.

Salah seorang penerima zakat fitrah PR IPM Smamsatu (Tagar.co/Istimewa)

Sarana Edukasi Karakter Siswa Smamsatu

Guru Pembina PR IPM Smamsatu, Wiwit Dwi Wahyu, S.Hum., menjelaskan zakat fitrah bukan hanya ritual ibadah, melainkan sarana edukasi karakter bagi siswa. “Zakat fitrah punya peran penting, bukan hanya sebagai penyucian diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak pantas selama Ramadan, tapi juga bentuk nyata kepedulian sosial,” tuturnya.

Baca Juga:  Smamsatu Siap Tempur! Roadshow DBL 2025 Kobarkan Semangat Juara

Dia menggambarkan zakat fitrah adalah bentuk ibadah yang tidak hanya berdampak secara spiritual, tetapi juga sosial. Ia menyempurnakan ibadah puasa dengan membersihkan jiwa dari hal-hal yang mengurangi nilai kesucian Ramadan.

Di saat yang sama, zakat ini menjadi jalan bagi kaum fakir miskin untuk ikut merasakan kebahagiaan di hari kemenangan. “Bagi para pemberi zakat, kegiatan ini menjadi latihan kepekaan dan kepedulian—sebuah pengingat bahwa dalam setiap rezeki yang kita miliki, ada hak orang lain yang harus ditunaikan,” terangnya.

Pak Wiwit, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa program ini juga menjadi ruang pembelajaran penting bagi anggota IPM. Mereka belajar langsung tentang manajemen zakat, mulai dari pengumpulan, pencatatan, pengemasan, hingga pendistribusian. “Anak-anak belajar tentang empati, tentang amanah, dan tentang menjadi bagian dari solusi di tengah masyarakat,” ujarnya.

Program zakat fitrah di Smamsatu ini bukan sekadar aktivitas rutin tahunan. Ia adalah laboratorium kehidupan nyata, tempat para pelajar belajar menjadi insan yang kembali ke fitrah—tulus, peduli, dan bermakna bagi sesama. (#)

Baca Juga:  PKDA Smamsatu: Tiga Hari Menyongsong Cahaya, Mengingat Malam Pertama di Alam Kubur

Jurnalis Zada Kanza Makhfiya Mohammad Penyunting Mohammad Nurfatoni