Telaah

Surah Al-Qadar, Hidup Sukses Bersama Malaikat

115
×

Surah Al-Qadar, Hidup Sukses Bersama Malaikat

Sebarkan artikel ini
Surah Al-Qadar dalam Al-Quran urutan ke 97. Terdiri lima ayat.
Surah Al-Qadar

Lailatul qadar itu malam istimewa karena semua malaikat dan ruh turun membantu urusan manusia sehingga dunia dalam kondisi damai sejahtera hingga terbitnya fajar.

Tagar.co – Surah Al-Qadar dalam Al-Quran urutan ke 97. Terdiri lima ayat. Ada yang menyebut kelompok surah Makkiyah. Tapi ahli tafsir lainnya berkata termasuk surah Madaniyah.

Ada lagi perdebatan lailatul-qadar itu terjadi setiap malam Ramadan. Terutama malam terakhir di tanggal 21, 23, 25, dan 27 Ramadan. Namun mufasir lain berpendapat, malam istimewa itu terjadi sekali saja di sepanjang sejarah yaitu saat Nabi Muhammad Saw menerima wahyu Al-Quran.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ ١

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ ٢

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌۭ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍۢ ٣

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍۢ ٤

سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ ٥

Ayat pertama إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ (inna anzalnaahu fii lailatul qadar), artinya, sesungguhnya kami (Allah) menurunkannya (Al-Quran) di malam qadar.

Semua ulama sepakat lailatul qadar terjadi di bulan Ramadan berdasarkan keterangan Al-Baqarah : 185.

Baca Juga:  10 Hari Terakhir Ramadan: Momen Emas Menuju Ampunan dan Kemuliaan

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ

Bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda.

Berdasarkan surah Al-Qadar ayat pertama itu mufasir memahami lailatul qadar terjadi saat diturunkan Al-Quran di malam Ramadan.

Tafsir Jalalain menerangkan Al-Quran diturunkan Allah melalui malaikat Jibril sekaligus dari lauhil mahfuzh ke langit dunia.

Tafsiran ini merujuk kepada tafsir Ibnu Katsir dengan penjelasannya: dari lauhil mahfuzh kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur dengan berbagai peristiwa selama 23 tahun kepada Nabi Muhammad Saw dengan berbagai sebab turunnya (asbabun nuzul).

Kalau mengikuti tafsir itu, berarti ayat-ayat Al-Quran yang sudah turun dan tersusun dari lauhil mahfuzh sudah mengantisipasi berbagai peristiwa yang bakal terjadi selama masa kenabian.

Maka muncul perdebatan pembahasan soal takdir manusia dan alam semesta yang akhirnya terdapat dikotomi jabariyah dan qadariyah.

Jabariyah meyakini semua kehidupan diatur sepenuhnya oleh Allah dan manusia tinggal menjalankan. Sementara qadariyah berpendapat kehidupan manusia digerakkan oleh kehendak manusia sendiri dengan mengikuti sunat (aturan) Allah.

Baca Juga:  Iktikaf bersama Keluarga: Sunah, Keutamaan, dan Panduan Pelaksanaannya

Tafsiran yang juga agak susah dipahami adalah wahyu pertama yang diterima Nabi terdiri lima ayat di awal surah Al-Alaq diturunkan pada 17 Ramadan di Mekkah.

Peristiwa turunnya wahyu itulah yang populer dengan sebutan nuzululquran. Penetapan tanggal itu berdasarkan tafsiran Al-Anfal : 41.

Namun dalam hadis, Nabi menganjurkan mencari lailatul qadar  justru pada sepuluh hari terakhir Ramadan. Lebih khusus lagi malam ganjil yakni tanggal 21, 23, 25, 27, 29. Kenapa tidak malam 17 Ramadan sebagai berkah lailatul qadar?

Perdebatan tanggal turunnya Al-Quran sumber lain ada yang menyebutkan  jatuh pada 18, 21, 24, atau 27 Ramadan. Agar tak bingung abaikan saja soal tafsir sejarah nuzululquran ini.

Dibantu Malaikat

Dari surah Al-Qadar ada pelajaran merancang strategi kehidupan dalam jangka waktu tertentu. Lailatul qadar itu malam istimewa karena semua malaikat dan ruh turun membantu urusan manusia sehingga dunia dalam kondisi salaamun hiya hatta matla’il fajr. سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْر damai sejahtera hingga terbitnya fajar.

Makna lailatul qadri khoirummin alfi syahr bahwa satu malam jika strategi direncanakan dengan cermat maka hasilnya sama dengan capaian seribu bulan yakni 84 tahun. Allah memberi kemudahan hidup manusia di malam itu.

Baca Juga:  Benarkah Takdir Diperbarui tiap Bulan Syakban?

Kemudahan itu terjadi, karena tanazalul malaaikatu war-ruhu fiiha bi idzni robbihim min kulli amr. تَنَزَّلُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍۢ ٤

Diturunkan malaikat dan ruh di dalamnya dengan izin Tuhan untuk membantu urusan manusia.

Semua urusan manusia dibantu malaikat sehingga menjadi lancar dan sukses. Maka di malam Ramadan ini manusia harus berusaha mendekati dunia malaikat agar mendapat bantuannya.

Caranya dengan penyucian diri lewat salat, zikir, tadarus untuk menembus dimensi malaikat.

Jika manusia mencapai usaha itu, maka dia mendapatkan salaamun hiya hatta matla’il fajr. Keselamatan, kedamaian hingga terbit fajar.

Jadi ciri orang mendapatkan lailatul qadar adalah hidupnya tenang, penuh inspirasi, karena semua rencana yang disusun berjalan sukses. (#)

Penyunting Sugeng Purwanto