
Ribuan peserta Upacara Sumpah Pemuda di Lamongan menggemakan semangat persatuan. Hana Rafiqa Rahmawati, kader Nasyiatul Aisyiyah, lantang membacakan Sumpah Pemuda.
Tagar.co — Suasana khidmat menyelimuti Alun-Alun Lamongan pada pagi yang cerah (28/10/2025). Ribuan peserta dari berbagai unsur menghadiri Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun.
Bupati Lamongan, Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA., M.Ek., memimpin langsung upacara tersebut sebagai inspektur upacara. Pemerintah Kabupaten Lamongan mengangkat tema nasional “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu”. Ini merefleksikan semangat generasi muda dalam menjaga persatuan dan kemajuan bangsa.
Peserta upacara terdiri atas unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Organisasi Kepemudaan, Mahasiswa, Pramuka, dan para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kabupaten Lamongan. Mereka berbaris rapi memenuhi halaman alun-alun. Barisan itu menunjukkan disiplin dan semangat kebangsaan yang tinggi.
Selain ribuan peserta, hadir pula di deretan kursi tamu, Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, S.T., B.Eng., M.Sc., seluruh Kepala OPD, Camat se-Kabupaten Lamongan, dan perwakilan Organisasi Kepemudaan yang ada di Kabupaten Lamongan.
Di antara para petugas upacara, tampil sosok inspiratif dari kalangan perempuan muda Muhammadiyah, Hana Rafiqa Rahmawati. Hana lahir di Gresik, 3 Juni 1994. Kini berdomisli di Sumberaji, Sukodadi, Lamongan. Ia anggota Departemen Kesehatan dan Lingkungan (Kesling) Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan.
Dalam upacara sakral tersebut, panitia upacara mempercayakan Hana membacakan naskah Sumpah Pemuda. Pembacaan naskah merupakan bagian sakral yang menjadi inti peringatan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Kader NA Baca Sumpah Pemuda
Dengan suara lantang dan penuh penghayatan, Hana membacakan tiga butir Sumpah Pemuda di hadapan seluruh peserta. Pasukan Bhinneka mendampingi pembacaan ikrar, melambangkan keberagaman suku, budaya, dan agama di Indonesia. Momen tersebut menjadi pengingat, semangat persatuan yang lahir dari para pemuda tahun 1928 masih terus hidup dan menyala hingga kini, terutama di dada generasi muda Lamongan.
Setelah upacara selesai, Hana berkenan wawancara singkat. Ia menyampaikan, keikutsertaannya sebagai pembaca naskah Sumpah Pemuda merupakan bentuk tanggung jawab moralnya sebagai kader muda Muhammadiyah, khususnya Nasyiatul Aisyiyah.
“Bagi saya, menjadi bagian dari upacara ini bukan sekadar tugas seremonial, tetapi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kita sebagai pemuda dan pemudi bangsa. Kita harus siap bergerak, bersinergi, dan terus berkontribusi bagi Indonesia yang lebih bersatu dan berkemajuan,” ungkapnya dengan tegas.
Keberanian dan keteguhan Hana menjadi representasi nyata dari peran kader Nasyiatul Aisyiyah. Kader-kader ini aktif tidak hanya dalam ruang sosial dan keagamaan, tetapi juga dalam forum-forum kebangsaan. Melalui partisipasinya, Hana menunjukkan bahwa perempuan muda dapat menjadi simbol kekuatan moral dan penggerak perubahan positif di masyarakat.
Upacara itu berakhir dengan doa bersama, teriring lagu-lagu perjuangan yang menggugah semangat nasionalisme. Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini di Lamongan menjadi bukti nyata, semangat “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu” terus mengalir di dada generasi penerus bangsa, termasuk di antara barisan kader muda Nasyiatul Aisyiyah. (#)
Jurnalis Afan Alfian Penyunting Sayyidah Nuriyah












