Telaah

Ashabulkahfi, Kisah Penghuni Gua selama 309 Tahun 

×

Ashabulkahfi, Kisah Penghuni Gua selama 309 Tahun 

Sebarkan artikel ini
Ashabulkahfin merupakan salah satu kata kunci di dalam Al-Quran yang sangat populer, meskipun hanya disebut sekali. Ashhabulkahfi adalah pemuda yang menghuni gua selama 309 tahun untuk menjauhi kaum yang kafir dan fa
Ashabulkahfi (Ilustrasi freepik.com premium)

Ashabulkahfi merupakan salah satu kata kunci di dalam Al-Quran yang sangat populer, meskipun hanya disebut sekali. Ashabulkahfi adalah pemuda yang menghuni gua selama 309 tahun untuk menjauhi kaum yang kafir dan fasik.

Tafsir Kata Kunci Al-Quran oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Ashabulkahfi artinya penghuni gua. Kata ini hanya digunakan sekali dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat Al-Kahfi/18:9, ”Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang menghuni gua (Ashabulaahfi) dan (yang mempunyai) raqim itu termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?”

Secara singkat dapat diceritakan bahwa Ashabulkahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah. Mereka berkeyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat mengabdi.

Mereka menjauhi kaumnya yang kafir dan zalim dan berupaya memurtadkan mereka. Perilaku meninggalkan kaumnya ini dibenarkan oleh Allah. 

Namun saat ini meninggalkan mad’u (objek dakwah) secara fisik tampaknya merupakan tindakan yang kurang tepat dengan pertimbangan-pertimbangan berikut ini:

  1. Adanya perintah menyampaikan amanat (risalah dakwah)
    ”Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al-Maidah/5:67)
  2. Adanya anjuran berinteraksi
    “Orang-orang mukmin yang hidup di tengah-tengah manusia dan bersabar atas tindakan mereka lebih besar pahalanya daripada orang Mukmin yang tidak hidup ditengah-tengah mereka dan tidak bersabar atas tindakan mereka.” (HR Ibnu Majah)
Baca Juga:  Allah Maha Menyembuhkan

Berapa Jumlah Ashabulkahfi

Di dalam gua yang menjadi tempat perlindungannya mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’ Allah mengabulkan doa para pemuda ini dengan mengaruniai mereka:

  • Petunjuk tentang adanya gua yang memungkinkan menjadi tempat berlindung
  • Menjauhkan mereka dari gangguan kaumnya yang musyrik
  • Memberikan kemudahan ketika berada di dalam gua (munculnya rasa takut dari orang-orang yang melihat mereka, adanya anjing yang menyertai mereka, dan terik matahari yang tidak memanasi tubuh mereka).
  • Allah menidurkan mereka dalam waktu 309 tahun. Setelah mereka terbangun, generasi kaum mereka yang kafir sudah berganti dengan kaum  beriman.

Tentang jumlah pemuda dalam gua itu mayoritas ulama cenderung lebih sepakat mengatakan jumlahnya tujuh orang. Hal ini dilihat dari konteks kalimat yang digunakan dalam Al-Qur’an.

“Nanti (akan ada orang yang) mengatakan jumlah mereka adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan yang lain mengatakan ‘jumlah mereka adalah lima orang dan yang keenam adalah anjingnya’ sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan yang lain lagi mengatakan ‘(jumlah mereka) tujuh orang dan yang kedelapan adalah anjingnya’. Katakanlah, ’Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (jumlah mereka) kecuali sedikit’.” (Al-Kahfi/18:22).

Baca juga: Tafsir Surat Al-Insyirah: Satu Kesulitan Beragam Jalan Keluar

Pernyataan yang menyatakan jumlah mereka tiga orang dan yang mengatakan jumlah mereka lima orang dikatakan Allah sebagai terkaan terhadap barang yang gaib, sementara setelah ayat yang mengatakan jumlah mereka tujuh orang Allah mengatakan bahwa Dia lebih mengetahui jumlah mereka.

Terlepas dari berapa jumlah pemuda itu, yang lebih menarik diamati adalah keberadaan pemuda beriman yang berada dalam gua itu, bukannya anak-anak atau orang dewasa. 

Baca Juga:  Tata Cara Berwudu sesuai Al-Quran dan As-Sunah

Dari kisah ini kita dapat belajar peran pemuda dalam dakwah. Dan dari sejarah atau pengalaman-pengalaman kita sendiri-sendiri peran pemuda sebagai agen perubahan selalu saja terjadi. Masih segar dalam ingatan kita runtuhnya Orde Baru di negara kita yang melibatkan peran pemuda (mahasiswa) di dalamnya.

Pekerjaan rumah untuk pemuda Islam khususnya, apa peran kita dalam menciptakan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai Islam? (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni