Feature

Tiga Wajah Muslim setelah Ramadan: Refleksi Khotbah Idulfitri

382
×

Tiga Wajah Muslim setelah Ramadan: Refleksi Khotbah Idulfitri

Sebarkan artikel ini
Ust Hamid Muhanan Menyampaikan Khutbah Idulfitri 1446 di Masjid At-Taqwa, Giri, Kebomas, Gresik, Jawa Timur (Mahfudz Efendi)

Ustaz Hamid Muhanan mengingatkan, ada tiga tipe muslim pascaramadan menurut Al-Qur’an. Khotbah Idulfitrinya mengajak jemaah menjaga kualitas ibadah dan bersabar menghadapi ujian hidup.

Tagar.co – Senin pagi, 31 Maret 2025, halaman timur Masjid At-Taqwa Giri, Kebomas, Gresik, Jawa Timur, dipadati jemaah yang antusias mengikuti salat Idulfitri 1446 . Dalam suasana khidmat dan penuh rasa syukur, Drs. H. Abdul Hamid Muhanan, Lc., menyampaikan khotbah Idulfitri dengan ajakan untuk merefleksikan makna Ramadan yang baru saja dilewati.

Baca juga: Ujian di Medan Badar dan Ladang Puasa: Menempa Jiwa Mukmin Sejati

Ia membuka khotbah dengan mengajak jemaah bersyukur atas nikmat dapat menunaikan ibadah Ramadan secara utuh. Menurutnya, Ramadan adalah momentum penting untuk mengasah kualitas dan kuantitas ibadah, bukan sekadar rutinitas tahunan.

“Target kita tercapainya kualitas dan kuantitas ibadah, dan selepas Ramadan kita pertahankan serta tingkatkan kualitas ibadah,” ujarnya di hadapan jemaah.

Tiga Tipe Muslim setelah Ramadan

Dalam bagian utama khotbahnya, Hamid Muhanan menguraikan karakter muslim pascabulan suci dengan merujuk pada firman Allah dalam Surah Al-Fatir ayat 32:

Baca Juga:  Roket Air Meluncur, Tawa Riang Menggema di Langit SD Almadany

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌۭ لِّنَفْسِهِۦ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌۭ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢۤ بِٱلْخَيْرَٰتِ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.” (Al-Fatir: 32)

Berdasarkan ayat tersebut, ia menjelaskan bahwa umat Islam setelah Ramadan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori:

  1. Kelompok Terendah (zālimunlinafsih)
    Yakni muslim yang tetap mengerjakan perintah Allah Swt. yang bersifat wajib, tetapi belum meninggalkan perbuatan haram. Mereka menzalimi diri sendiri karena belum bersungguh-sungguh menjaga diri dari larangan-larangan Allah.

  2. Kelompok Pertengahan (muqtaṣid)
    Golongan ini sudah mampu mengerjakan kewajiban sekaligus meninggalkan yang haram. Namun, mereka belum sepenuhnya konsisten mengamalkan amalan sunah dan kadang masih melakukan hal-hal makruh.

  3. Kelompok Terdepan (sābiqunabilkhairāt)
    Inilah kelompok ideal, yakni mereka yang tidak hanya mengerjakan amalan wajib dan sunah, tetapi juga meninggalkan segala yang haram, makruh, bahkan sebagian hal yang mubah yang tidak mendatangkan manfaat. Mereka senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan.

Baca Juga:  Tingkatkan Kualitas AUM, Baitul Arqam untuk Guru dan Karyawan Kebomas Fokus pada Spiritualitas dan Profesionalisme

Pesan Lebaran dari sang Ustaz

Sebagai penutup, Hamid Muhanan menyampaikan pesan penting untuk kehidupan spiritual pasca-Ramadan. Ia mengingatkan agar umat Islam tetap menjaga semangat beribadah, menjalankannya dengan penuh keikhlasan, serta menjaga kepekaan hati terhadap amal-amal yang terlewat.

“Hendaknya kita semakin bersemangat dan ikhlas dalam beribadah. Juga hendaknya kita bersedih tatkala luput dari kebaikan. Dan hendaknya selalu sabar dalam menerima musibah ataupun kebaikan,” tuturnya.

Ia menambahkan, dalam pandangan keimanan, musibah yang datang bisa dimaknai sebagai bentuk ujian dari Allah, bisa juga sebagai peringatan, atau bahkan azab.

“Perbanyak istigfar, dan bersabarlah,” ujarnya menutup khotbah dengan nada lembut namun penuh makna. (#)

Jurnalis Mahfudz Efendi Penyunting Mohammad Nurfatoni