
Gurihnya jajanan Cina ada di sela-sela pertemuan rutin Nasyiatul Aisyiyah Ranting Mencorek. Tepat pada tanggal 16 Mei yang diperingati sebagai Milad Nasyiatul Aisyiyah itu, PRNA Mencorek menggelar kegiatan yang menggembirakan.
Tagar.co – Sebuah rumah panggung didatangi satu persatu kader Nasyiatul Aisyiyah Ranting Mencorek pada Jum’at siang (16/5/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.
Mereka yang datang ke Omah Mburi itu segera duduk di lantai ubin berwarna cokelat. Ketika seorang perempuan dengan gamis hitam dan jilbab batik warna ungu tiba, peserta pun memperhatikan dengan seksama.
Dia adalah Nada Rodlifatun, Ketua Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan PRNA Mencorek, Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Siang itu dia sharing ilmu tentang tata cara pembuatan cireng.
“Terima kasih kepada PRNA Mencorek yang telah memberikan saya kesempatan untuk berbagi ilmu. Hari ini kita akan belajar membuat cireng isi ayam suwir. Ini cireng versi saya sendiri ya, karena tentu banyak versi yang lain,” ujarnya sambil tersenyum.
Dengan sigap, Nada pun menyiapkan segala bahan dan peralatan. Ada tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih, garam, penyedap rasa, lada bubuk, minyak goreng, dan ayam suwir yang sudah dibumbu balado.
“Pertama-tama, kita siapkan kompor dan panci yang sudah berisi air kurang lebih 500 mililiter. Lalu kita masak air dan tunggu sampai mendidih,” ucapnya.
Sambil menunggu air mendidih, ia melanjutkan mengaduk bahan-bahan yang terdiri dari tepung, garam, bawang putih, dan lada bubuk hingga tercampur rata.
“Jika air sudah mendidih, kita lanjut memasukkannya ke adonan sedikit demi sedikit, lalu diulen sampai adonan kalis,” terangnya.
Nada melanjutkan, setelah kalis, adonan tepung itu digiling dengan roll, kemudian dicetak berbentuk bulat. Selanjutnya diletakkan di cetakan cireng dan diisi suwiran ayam bumbu balado.
“Seberapa banyak isian ayam suwirnya ini Bu Nada?” tanya Yuha A’yunina, Ketua PRNA Mencorek saat mencoba praktik.
“Terserah bu, sesuai selera,” jawab Nada, yang juga penjual cireng di Kedai El-Yaqin Jalan Daendels, depan Rumah Makan Trubus Brondong ini.

Praktik Langsung Membuat Jajanan Cina
Selain Yuha A’yunina, satu per satu kader Nasyiah Mencorek juga tertarik untuk praktik langsung mencetak cireng. Suasana semakin seru dan gayeng, saat beberapa anggota menuangkan suwiran ayam hingga luber melebihi cetakan.
“Ini nanti ditandai punya Yusro, yang suwiran ayamnya sampai meluber keluar,” kelakar Ima Elviana.
Ada lagi, Lilik Maftuhatul Jannah yang hanya memilih kulit ayam sebagai isian. Sehingga semua peserta diwanti-wanti agar jangan sampai memakannya.
“Pokoknya nanti kalau makan jangan digigit lho ya. Tapi dicubit dan dilihat dulu. Kalau isinya hanya kulit, berarti itu punya saya, dan harus diserahkan ke saya,” celoteh Tuhah, praktis membuat semua tertawa.
Setelah semua peserta berhasil mencetak cireng seperti bentuk pastel, Nur Wati segera menyalakan kompor gas dan meletakkan wajan di atasnya. Ketika dirasa sudah panas, ia pun menuangkan satu per satu cireng di wajan.
Saat asik menggoreng, tiba-tiba muncul suara duarrrr…. Satu cireng meletup dan keluar dari wajan. Membuat semua peserta yang hadir terkaget dan terbirit.
“Mbak, suara apa itu tadi mbak? Ya Allah Mbak Wati. Minggir sampean mbak!” teriak lainnya.
Nur Wati pun segera menghindar dan mematikan kompor. Seluruh peserta menduga-duga itu karena pengaruh merk tepung. Sehingga Nada menyarankan, ketika mau membuat cireng agar memilih tepung dengan kualitas terbaik.
Setelah diganti wajan, beruntung pada gorengan berikutnya hingga selesai tidak terjadi insiden lagi. Sehingga seluruh kader Nasyiah langsung menyantap cireng yang memang lebih enak dinikmati saat masih hangat.
Di sela menikmati cireng yang sudah matang, Ketua PRNA Mencorek, Yuha A’yunina nyeletuk dengan memberikannya nama jajanan Cina —singkatan dari Cireng Nasyiatul Aisyiyah. Otomatis teman-teman pun ikut serta memberikan nama Cina.

Harapan di Milad Nasyiatul Aisyiyah
Yuha A’yunina menjelaskan, hari Jumat memang menjadi kegiatan rutin setiap pekan di Ranting Mencorek.
“Kami menyebutnya Karina (Kajian Rutin Nasyiatul Aisyiyah). Hari ini bertepatan dengan hari lahir Nasyiatul Aisyiyah, kami melaksanakan kegiatan belajar memasak cireng ayam suwir bersama Ayunda Nada, Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PRNA Mencorek,” tuturnya.
Menurut Nina, tidak ada acara mewah, tidak ada makanan yang berlimpah. Tetapi Alhamdulillah hari ini PRNA Mencorek turut memperingati Milad Nasyiah dengan hal sederhana namun penuh makna.
“Kami bekerjasama membuat adonan cireng, mengolahnya, menggoreng, menyiapkan wadah yang cantik untuk cireng yang siap makan, menghiasnya, memfotonya. Lalu sesi terakhir kami makan bersama dan berbagi cerita, berbagi rasa sebagai seorang perempuan,” tutur Guru TK Aisyiyah 60 Mencorek ini.
Menurut Nina, banyak teman mengaku senang dengan ikut Nasyiatul Aisyiyah. “Bernasyiah itu membuat kita menjadi bahagia. Harapannya, di momen milad ini, semoga NA membawa kebahagiaan dan kebermanfaatan bukan hanya untuk anggotanya saja, tetapi juga seluruh alam semesta,” harapnya.
Bahan dan Cara Memasak Jajanan Cina
Bahan:
– Tepung Tapioka 1/2 kg
– Tepung terigu 1 sendok
– Garam
– Penyedap
– Bawang Putih
– Lada bubuk
– Isian Cireng (ayam Suwir)
Cara Memasak
– Siapkan air di atas kompor
– Sambil menunggu air mendidih, aduk bahan-bahan hingga tercampur rata
– Jika air sudah mendidih, masukkan air ke adonan sedikit demi sedikit, dan diulen sampai adonan kalis
– Adonan siap dicetak dengan cetakan cireng sesuai selera
– Goreng cireng sampai berwarna kekuningan dan siap dinikmati. (#)
Jurnalis Nely Izzatul