
Setiap kesulitan menyimpan kemudahan yang dijanjikan Allah. Bagaimana menghadapi ujian hidup dengan ketenangan, kesabaran, dan keyakinan? Temukan jawabannya dalam kisah penuh hikmah ini.
Menemukan Cahaya di Tengah Ujian: Hikmah di Balik Kesulitan; Oleh Kholis Ernawati; Dosen Universitas YARSI, Jakarta.
Tagar.co – Setiap manusia pasti menghadapi ujian dalam hidupnya. Ujian bisa datang dalam bentuk perbedaan pendapat, kegagalan, atau tantangan yang menguji kesabaran dan ketahanan mental. Tidak jarang, ujian ini terasa begitu berat hingga kita merasa terjebak dalam kesulitan yang tiada akhir. Namun, dalam Islam, Allah Swt mengajarkan kita bagaimana menghadapi ujian hidup dengan hati yang tenang, penuh kesabaran, dan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar.
Kehidupan yang Penuh Perbedaan
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rumah tangga, kita sering menghadapi perbedaan pandangan. Seperti yang disampaikan dalam naskah transkrip ini, bahkan dalam hal sederhana seperti memilih warna jilbab, suami dan istri bisa memiliki pendapat yang berbeda. Begitu pula anak-anak yang mungkin memiliki sudut pandang tersendiri.
Baca juga: Cahaya Ilmu di Bukhara: Kisah Imam Bukhari
Hal ini menunjukkan bahwa keragaman pendapat adalah bagian dari kehidupan yang wajar. Namun, ketika perbedaan ini menimbulkan perselisihan atau sikap yang kontraproduktif, kita perlu belajar bagaimana menyikapinya dengan bijak.
Menerima Celaan sebagai Bagian dari Kehidupan
Selain perbedaan pandangan, kita juga tidak bisa menghindari celaan dari orang lain, baik itu dari keluarga, teman, maupun orang yang tidak kita kenal. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW yang menghadapi berbagai cercaan dan penolakan dalam menyebarkan wahyu, kita pun bisa mengalami hal serupa dalam berbagai bentuk.
Dalam Surah Ad-Duha (93:1–3), Allah Swt berfirman: “Demi waktu duha (ketika matahari mulai naik), dan malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak membencimu.”
Wahyu ini turun kepada Nabi Muhammad Saw ketika beliau merasakan jeda dalam turunnya wahyu dan menghadapi berbagai tuduhan. Meskipun banyak yang meragukan beliau, Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, meskipun diuji dengan berbagai cobaan.
Mendekatkan Diri kepada Allah dalam Ujian
Ketika menghadapi kesulitan, penting bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, karena hanya Dia yang mampu memberikan ketenangan hati. Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Insyirah (94:5–6): “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Hidup ini penuh ujian yang datang silih berganti, tetapi setiap ujian memiliki jalan keluar. Oleh karena itu, kita perlu memiliki ketenangan hati agar dapat mengambil keputusan dengan bijak tanpa terbawa emosi.
Menghadapi Kesulitan dengan Ketenangan
Salah satu cara mencapai ketenangan adalah memahami bahwa ujian hidup merupakan bagian dari proses menuju kedewasaan spiritual. Setiap ujian membawa kita lebih dekat kepada Allah Swt dan memperkuat ketahanan mental kita.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan ujian kepada seorang hamba melebihi batas kemampuannya.” (H.R. Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa ujian yang kita hadapi telah sesuai dengan kemampuan kita. Jika kita merasa kesulitan, itu bukan berarti kita tidak mampu, melainkan merupakan kesempatan untuk tumbuh lebih kuat dan semakin dekat dengan Allah Swt.
Ketika Kehidupan Tidak Sesuai Harapan
Kadang-kadang, kita merasa bahwa kehidupan tidak berjalan sesuai harapan. Beban yang kita pikul terasa begitu berat hingga kita kehilangan arah. Namun, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an, kita harus tetap tenang dan percaya bahwa Allah Swt memiliki rencana terbaik bagi kita.
Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:286): “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Ayat ini mengingatkan bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita. Setiap ujian adalah kesempatan untuk mengasah ketahanan mental dan spiritual kita.
Menjaga Ketahanan Mental dengan Tawakal
Salah satu kunci menghadapi ujian hidup adalah bertawakal kepada Allah SWT. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan yang terbaik.
Dalam Surah Al-Insyirah (94:7), Allah Swt berfirman: “Dan apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (Al-Insyirah: 94:7)
Ayat ini menunjukkan bahwa setelah berusaha, kita harus menyerahkan hasilnya kepada Allah. Tawakal membawa ketenangan karena kita yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan bagian dari takdir-Nya.
Kehidupan ini penuh dengan ujian dan tantangan. Namun, dengan ketenangan hati serta keyakinan kepada Allah, kita dapat menghadapinya dengan sabar dan tawakal. Allah SWT telah mengajarkan bahwa setiap ujian pasti memiliki jalan keluar, dan setelah kesulitan akan ada kemudahan. Dalam setiap ujian, kita diingatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan percaya bahwa Dia tidak akan membebani kita di luar batas kemampuan kita. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup ini dengan lebih tenang, sabar, dan penuh harapan. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni